Pengaruh Suara terhadap Semangat Kerja Perawat

membantu menyinari dokumen sehingga pekerjaan tetap dapat dikerjakan dan diselesaikan tepat waktu Perlu pengkajian lebih lanjut terhadap disain bangunan ruang kerja perawat dengan penentuan luas ruangan, daya tampung dan penentuan tingkat pencahayaan di ruang kerja perawat.

5.3. Pengaruh Suara terhadap Semangat Kerja Perawat

Rumah sakit adalah jenis bangunan yang penghuninya sangat dipengaruhi oleh bising. Karena itu pemilihan lokasi yang sesuai harus dipertimbangkan agar dapat mengurangi bising outdoor. Sedangkan bising interior dalam rumah sakit dapat disebabkan oleh : peralatan mekanik ac, kompresor, pompa air, fasilitas operasional pompa air, mesin cetak, mesin tik, fasilitas pelayanan pasien tangki oksigen,trolley, alat-alat kesehatan dan kegiatan perawat dan pasien pembicaraan, langkah orang berjalan Suara bising merupakan penyebab gangguan yang kerap dialami pekerja tulis menulis. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa suara di ruangan dalam kategori tidak sesuai. Sumber suara bising di ruang perawat RSU dr.Pirngadi Medan berasal dari ac, kipas angin, mesin tik, mesin cetak, tangki oksigen, trolley pasien, , perawat juga merasa terganggu bila ada rekan kerja berbincang-bincang di ruangan tempat kerja, bising yang bersumber dari pembicaraan pasien dan atau keluarga pasien. Suara bising yang dihasilkan sangat menganggu kemampuan kosentrasi perawat dalam melakukan pekerjaannya, sehingga hasil kerja tidak maksimal. Hal ini sesuai dengan pendapat Moekijat 2002 bahwa sebagian besar dari pekerjaan kantor merupakan pekerjaan yang membutuhkan konsentrasi pikiran, oleh karena itu diusahakan agar jangan banyak terjadi suara-suara gaduh. Hasil analisa Chi-square diketahui terdapat hubungan yang signifikan antara suara dengan semangat kerja perawat, hal ini diketahui dari nilai p = 0,028. Suara yang bising gaduh akan membuat perawat sulit untuk berkonsentrasi pada tugas- tugas yang diberikan, selain itu adanya perasaan letih dan emosi jika suara tersebut tidak dikurangi. Tingkat kebisingan di lingkungan rumah sakit merupakan faktor lingkungan yang harus dipertimbangkan untuk mengelola tingkat produktivitas perawat yang diinginkan. Apabila tingkat kebisingan melampaui batas yang tidak diinginkan, beberapa gangguan fisik dan psikologi terhadap mereka akan terjadi. Kebisingan dapat mengganggu konsentrasi dan menimbulkan kekacauan dalam bekerja. Suara yang gaduh menyebabkan kesulitan dalam memusatkan pikiran, menggunakan telepon dan dalam melaksanakan pekerjaan dengan baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Moekijat 2002 bahwa suara yang gaduh menyebabkan kesulitan memusatkan fikiran, dalam menggunakan telepon dan dalam melaksanakan pekerjaan kantor dengan baik. Seorang mungkin tidak menyadari pengaruh kegaduhan suara, tetapi setelah beberapa waktu orang akan menjadi sangat lelah dan lekas marah sebagai pengaruh suara yang gaduh. Penelitian ini sesuai dengan penelitian dilakukan oleh Wardani 2003, suara juga termasuk dalam lingkungan fisik. Suara sebagai aspek yang menentukan tingkat gangguan bunyi terhadap manusia adalah lama waktu bunyi terdengar, intensitas dalam ukuran desibeldB, besarnya arus energi per satuan luas, dan frekuensi dalam HertzHz, jumlah getaran per detik. Usaha-usaha pengurangan kebisingan dapat dilakukan dengan pengurangan kegaduhan pada sumber, pengisolasian peralatan penyebab kebisingan, tata akustik yang baik memberikan bahan penyerap suara, memberikan perlengkapan pelindung. Meskipun suara yang terdengar itu menimbulkan bising gaduh perawat tetap melaksanakan tugas sesuai dengan instruksi yang diberikan. Pada pengamatan ditemukan, perawat menegur sesama sejawat, pasien, dan atau keluarga pasien, mahasiswa praktek lapangan bila berbicara terlalu keras, juga menegur apabila suara trolley terlalu keras. Petugas rumah sakit harus dilatih untuk berbicara dengan sopan dan menghargai orang lain, seperti tidak berbicara atau tertawa keras-keras. Sementara untuk mengendalikan bising yang disebabkan bantingan pintu dapat dihindari dengan penahan pintu karet. Lantai dapat ditutup dengan penutup elastik tegel karet, tegel gabus, tegel vinyl atau linoleum untuk mengurangi bising benturan. Menurut wawancara dengan perawat hal ini sudah diajukan ke bagian keperawatan tetapi belum terealisasi. Perlu pengkajian lebih lanjut terhadap disain bangunan ruang kerja perawat dengan penentuan luas ruangan, daya tampung dan penentuan tingkat kebisingan suara di ruang kerja perawat.

5.4. Pengaruh Penghawaan Ruangan terhadap Semangat Kerja Perawat