mempunyai plafon yang tinggi akan menimbulkan pertukaran udara yang baik dari pada yang plafonnya rendah. Demikian pula luasnya ruangan dengan jumlah
karyawan yang sedang bekerja akan mempengaruhi pertukaran udara.
Tabel 2.1. Perbandingan Standar Fisika Bangunan Menurut Depkes Performansi
Fisik Depkes
Building Env. Std
Neufert Standard
Ies Mangun.
W Wiku.
A
Pencahayaan lux
100-300 100-200
200-300 500-
200 150
Suhu Udara 26-28
C 24-27
Suara dB 52
45 35-45
30- 40
Kelembaban 50-60
e. Kebersihan Ruangan
Kebersihan ruangan dan lingkungan di rumah sakit merupakan bentuk rangkaian kegiatan yang penting mendapat perhatian. Kurangnya perhatian terhadap
tingkat kebersihan rumah sakit dapat menimbulkan berbagai dampak, antara lain: gangguan estetika, berkembangbiaknya vektor penyakit, penularan penyakit, dan
terjadinya infeksi nosokomial Lestari, 2011.
Pemeliharaan keberihan ruang dan bangunan harus memenuhi persyaratan sesuai dengan aturan Depkes 2006 bahwa kegiatan pembersihan ruangan dilakukan
2 kali sehari pagi dan sore. Pembersihan lantai di ruang perawatan dilakukan setelah pembenahanmerapikan tempat tidur pasien verbeden setelah jam makan, setelah
kunjungan keluarga dan sewaktu-waktu bila dibutuhkan. Cara-cara pembersihan ruang yang dapat menebarkan debu harus dihindari. Harus menggunakan cara
pembersihan dengan perlengkapan pembersih pel yang memenuhi syarat dan bahan antiseptik yang tepat. Pada masing-masing ruang supaya disediakan perlengkapan pel
tersendiri. Pembersihan dinding dilakukan secara periodik minimal 2 dua kali setahun dan di cat ulang apabila sudah kotor atau cat sudah pudar. Setiap percikan
ludah, darah, eksudat luka pada dindinglantai harus segera dibersihkan dengan menggunakan antiseptik.
f. Sikap Kerja
Sikap kerja juga diartikan sebagai kecenderungan pikiran dan perasaan puas atau tidak puas terhadap pekerjaannya Aniek dalam Purwanto, 2008. Kemudian
pada saat bekerja perlu diperhatikan postur tubuh dalam keadaan seimbang agar dapat bekerja dengan nyaman dan tahan lama Merulalia, 2010. Berdasarkan beberapa
definisi di atas dapat dikatakan sikap kerja adalah proses kerja yang sesuai ditentukan oleh anatomi tubuh dan ukuran peralatan yang digunakan pada saat bekerja. Untuk
menerapkan sikap kerja didalam ergonomi maka ada beberapa persyaratan yang harus dilaksanakan antara lain :
a. Posisi duduk atau bekerja dengan duduk, ada beberapa persyaratan : 1. Terasa nyaman selama melaksanakan pekerjaannya.
2. Tidak menimbulkan gangguan psikologis. 3. Dapat melakukan pekerjaannya dengan baik dan memuaskan.
b. Posisi bekerja dengan berdiri : Berdiri dengan posisi yang benar dengan tulang punggung yang lurus dan bobot
badan terbagi rata pada kedua tungkai Suma’mur, 1996.
Terdapat 3 macam sikap dalam bekerja, yaitu: 1. Kerja posisi duduk
Ukuran tubuh yang penting adalah tinggi duduk, panjang lengan atas, panjang lengan bawah dan tangan, jarak lekuk lutut dan garis punggung, serta
jarak lekuk lutut dan telapak kaki. Posisi duduk pada otot rangka musculoskletal dan tulang belakang terutama pada pinggang harus dapat
ditahan oleh sandaran kursi agar terhindar dari nyeri dan cepat lelah Santoso, 2004.
Pada posisi duduk, tekanan tulang belakang akan meningkat dibanding berdiri atau berbaring, jika posisi duduk tidak benar. Tekanan posisi tidak
duduk 100, maka tekanan akan meningkat menjadi 140 bila sikap duduk tegang dan kaku, dan tekanan akan meningkat menjadi 190 apabila saat
duduk dilakukan membungkuk kedepan. Oleh karena itu perlu sikap duduk yang benar dapat relaksasi tidak statis Nurmianto dalam Santoso, 2004.
Sikap kerja yang baik dengan duduk yang tidak berpengaruh buruk terhadap sikap tubuh dan tulang belakang adalah sikap duduk dengan sedikit
lordosa pada pinggang dan sedikit kifosa pada punggung dimana otot-otot punggung menjadi terasa enak dan tidak menghalangi pernafasan. Pekerjaan
sejauh mungkin dilakukan sambil duduk. Keuntungan bekerja sambil duduk adalah sebagai berikut: kurangnya kelelahan pada kaki, terhindarnya sikap-
sikap yang tidak alamiah, berkurangnya pemakaian energi, dan kurangnya tingkat keperluan sirkulasi darah Suma’mur, 1989.
Duduk memerlukan lebih sedikit energi dari pada berdiri, karena hal itu dapat mengurangi banyaknya beban otot statis pada kaki. Seorang operator
bekerja yang bekerja sambil duduk memerlukan sedikit istirahat dan secara potensial lebih produktif. Sikap duduk yang keliru akan merupakan penyebab
adanya masalah-masalah punggung. Tekanan pada bagian tulang belakang akan meningkat pada saat duduk, dibandingkan dengan saat berdiri atau pun
berbaring. Jika diasumsikan tekanan tersebut sekitar 100, maka cara duduk yang tegang atau kaku erect posture dapat menyebabkan tekanan tersebut
mencapai 140 dan cara yang dilakukan dengan membungkuk kedepan menyebabkan tekanan tersebut sampai 190.
Sikap duduk yang tegang lebih banyak memerlukan aktivitas otot atau urat saraf belakang dari pada sikap duduk yang condong kedepan. Kenaikan
tekanan tersebut dapat meningkat dari suatu perubahan dalam suatu lekukan
tulang belakang pada saat duduk. Suatu keletihan pada pinggul sekitar 90
2. Kerja posisi berdiri tidak
akan dicapai hanya dengan rotasi dari tulang pada sambungan paha.
Ukuran tubuh yang penting dalam bekerja dengan posisi berdiri adalah tinggi badan berdiri, tinggi bahu, tinggi siku, tinggi pinggul, panjang lengan.
Bekerja dengan posisi berdiri terus menerus sangat mungkin akan mengakibatkan penumpukan darah dan berbagai cairan tubuh pada kaki
Santoso, 2004. 3. Membungkuk
Berdasarkan penelitian bahwa tenaga kerja yang telah terbiasa bekerja dengan posisi berdiri tegak dirubah menjadi posisi setengah duduk tanpa
sandaran dan setengah duduk dengan sandaran menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tingkat kelelahan otot biomekanik antar kelompok Santoso dalam
Romanenko, 2004. Yang mana posisi kerja yang baik adalah bergantian antara posisi duduk dan posisi berdiri, akan tetapi antara posisi duduk dan berdiri lebih
baik dalam posisi duduk Romanenko dalam Suma’mur, 1989. Hal itu dikarenakan sebagian berat tubuh di sangga oleh tempat duduk juga konsumsi
energi dan kecepatan sirkulasi lebih tinggi dibandingkan tiduran, tetapi lebih rendah dari pada berdiri. Posisi duduk juga dapat mengontrol kekuatan kaki
dalam pekerjaan.
2.2. Semangat Kerja