Cara Menggugah Partisipasi Masyarakat Penetapan Kegiatan Masyarakat

4. Untuk mempromosikan keadilan dengan saling berbagi tanggung jawab, dan dengan solidaritas dalam melayani mereka yang paling membutuhkan dan paling berisiko. 5. Untuk meningkatkan kemandirian di kalangan anggota masyarakat dan menggugah rasa pengendalian mereka terhadap kesehatan dan nasib mereka sendiri WHO, 2001.

2.6.1. Cara Menggugah Partisipasi Masyarakat

1. Dengan menunjukkan perhatian Masyarakat dan lembaga pemerintah harus menunjukkan perhatian yang tulus terhadap penderitaan manusia, misal: angka kematian akibat penyakit dengue di negara itu, kerugian ekonomi bagi keluarga dan negara, dan bagaimana manfaat program tersebut bisa memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat. 2. Mengawali dialog Dialog harus dilakukan melalui kontak personal, diskusi kelompok, dan pertunjukan film. Interaksi harus dapat membangkitkan pemahaman bersama, kepercayaan dan keyakinan, antusiasme, dan motivasi . Interaksi ini dilakukan berkelanjutan sehingga tercapai kesinambungan. 3. Membentuk kepemilikan bersama di masyarakat. Pengelola program harus menggunakan gagasan dan partisipasi masyarakat untuk memulai progam, menggunakan tokoh masyarakat untuk membantu pelaksanaan program, dan menggunakan sumber daya masyarakat untuk mendanai progam ini. Universitas Sumatera Utara 4. Penyuluhan kesehatan Penyuluhan dapat dilakukan tiga tingkatan, yaitu : a. Tingkat masyarakat, masyarakat diberi pengetahuan, keterampilan dan materi pendidikan tentang pengendalian vektor, sehingga mereka mampu untuk bertindak secara mandiri dan bersama. b. Tingkat sistem, untuk memungkinkan masyarakat dapat memobilisasi kegiatan di tingkat lokal dan sumber daya masyarakat di luar masyarakat mereka sendiri, yaitu di bidang kesehatan, pengembangan, dan layanan sosial. c. Tingkat politik, mekanisme yang memungkinkan masyarakat mengungkapkan dengan jelas prioritas kesehatan mereka kepada pihak pemerintah. Hal ini akan memfasilitasi penempatan program pengendalian vektor ke dalam agenda kegiatan yang diprioritas dan secara efektif memberikan ruang untuk kebijakan dan tindakan. WHO, 2001.

2.6.2. Penetapan Kegiatan Masyarakat

Menurut WHO 2001, untuk memperkuat program pencegahan dan pengendalian penyakit DBD, ada beberapa kegiatan masyarakat yang sangat penting: 1. Ditingkat perseorangan, dianjurkan setiap rumah tangga untuk menjalankan langkah-langkah kesehatan yang rutin, termasuk upaya Universitas Sumatera Utara pengurangan tempat perkembangbiakan nyamuk dan penerapan langkah-langkah perlindungan diri dengan benar. 2. Ditingkat masyarakat, diadakan kampanye “kerja bakti” dua kali atau lebih dalam setahun untuk mengendalikan habitat larva vektor baik di tempat-tempat umum maupun pribadi di dalam masyarakat. Pelaksanaan kampanye ini bisa melalui publikasi yang luas melalui media massa, poster, dan pamplet, perencanaan yang tepat, evaluasi pra-kampanye terhadap fokus program, pelaksanaannya di masyarakat seperti yang dijanjikan dan evaluasi lanjutan. 3. Partisipasi dapat dikelola melalui kerja sama dengan organisasi dan asosiasi relawan. Anggota organisasi dapat berinteraksi dengan penduduk setiap hari di tempat kerja ataupun di lingkungan organisasi itu, atau sengaja datang bersama untuk menyampaikan tujuan khusus, misalnya ke acara keagamaan, ke klub-klub di kota, kelompok perempuan, dan ke sekolah-sekolah. 4. Menekankan program berbasis sekolah dengan mengambil sasaran anak sekolah dan orangtua untuk memberantas tempat perkembangbiakan nyamuk di rumah dan sekolah. 5. Berkoordinasi dengan sektor swasta untuk berpartisipasi sebagai sponsor di dalam perbaikan dan peningkatan saniter masyarakat, untuk menekankan pada penurunan sumber penyakit dengue. Universitas Sumatera Utara 6. Menggabungkan partisipasi masyarakat dalam kegiatan pencegahan dan pengendalian penyakit DBD dengan prioritas lain di dalam perkembangan masyarakat. Masyarakat dan rekan mereka dapat digerakkan untuk mengumpulkan sampah pada tempatnya, perbaikan pembuangan air kotor, dan perbaikan penyediaan air bersih, sehingga dapat menurunkan habitat larva nyamuk Aedes. 7. Memberikan penghargaan kepada masyarakat yang berpartisipasi di dalam program pengendalian penyakit dengue di masyarakat. Misal: kompetisi tingkat nasional dapat diadakan untuk memilih komunitas terbersih atau untuk memilih komunitas di perkotaan yang indeks larvanya paling rendah.

2.7. Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Medan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Partisipasi Masyarakat terhadap Pencegahan Demam Berdarah Dengue di Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kota Binjai Tahun 2013

3 67 113

Hubungan Keberadaan Jentik Aedes Aegypti Dan Pelaksanaan 3m Plus Dengan Kejadian Penyakit Dbd Di Lingkungan XVIII KELURAHAN BINJAI KOTA MEDAN TAHUN 2012

4 98 88

Tinjauan Kualitas Air Bersih Di Pelabuhan Laut Belawan Yang Dilaksanakan Oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan Medan Tahun 1999

0 33 42

Pelaksanaan Program Pengendalian Aedes aegypti Dalam Menurunkan Kepadatan Indeks Jentik Di Pelabuhan Tanjung Balai Karimun Tahun 2000-2003

0 22 87

Hubungan Tempat Perindukan Nyamuk dan Perilaku Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan Keberadaan Jentik Aedes aegypti di Kelurahan Benda Baru Kota Tangerang Selatan Tahun 2015

3 26 120

Pelaksanaan 3M Plus Terhadap Keberadaan Larva Aedes aegypti di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Kota Tangerang Selatan Bulan Mei-Juni Tahun 2014

0 13 151

PERBEDAAN KEBERADAAN JENTIK Aedes aegypti ANTARA BAK MANDI DI PERDESAAN DAN PERKOTAAN Perbedaan Keberadaan Jentik Aedes Aegypti antara Bak Mandi di Perdesaan dan Perkotaan di Kecamatan Wonogiri.

0 2 15

PERBEDAAN KEBERADAAN JENTIK Aedes aegypti ANTARA BAK MANDI DI PERDESAAN DAN PERKOTAAN Perbedaan Keberadaan Jentik Aedes Aegypti antara Bak Mandi di Perdesaan dan Perkotaan di Kecamatan Wonogiri.

0 5 13

GAMBARAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP KEBERADAAN JENTIK NYAMUK AEDES AEGYPTI DI KELURAHAN TOBUUHA KECAMATAN PUUWATU KOTA KENDARI TAHUN 2016

0 0 8

Faktor yang Berhubungan dengan Keberadaan Jentik Aedes aegypti di Daerah Endemis Demam Berdarah Dengue (DBD) Jakarta Barat

0 0 10