Nyamuk Aedes aegypti sebagai Vektor Penyakit DBD Ciri Morfologi a. Siklus Hidup dan Perilaku Nyamuk Aedes aegypti

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Nyamuk Aedes aegypti

2.1.1. Nyamuk Aedes aegypti sebagai Vektor Penyakit DBD

Aedes aegypti merupakan jenis nyamuk yang dapat membawa virus dengue penyebab penyakit demam berdarah. Selain dengue, Aedes aegypti juga merupakan pembawa virus demam kuning yellow fever dan chikunguya. Penyebaran jenis ini sangat luas, meliputi hampir semua daerah tropis di seluruh dunia. Aedes aegypti merupakan pembawa utama primary vector dan bersama Aedes albopictus menciptakan siklus persebaran dengue di desa-desa dan perkotaan. Masyarakat diharapkan mampu mengenali dan mengetahui cara-cara mengendalikan DBD untuk membantu mengurangi persebaran penyakit demam berdarah Anggraeni, 2011. Nyamuk Aedes aegypti betina menghisap darah manusia setiap 2 hari. Protein dari darah tersebut diperlukan untuk pematangan telur yang dikandungnya. Setelah menghisap darah, nyamuk ini akan mencari tempat hinggap beristirahat. Tempat hinggap yang disenangi ialah benda-benda yang tergantung, seperti : pakaian, kelambu atau tumbuh-tumbuhan di dekat berkembang biaknya. Biasanya di tempat yang agak gelap dan lembab. Setelah masa istirahat selesai, nyamuk itu akan meletakkan telurnya pada dinding bak mandiWC, tempayan, drum, kaleng, ban bekas, dan lain-lain. Biasanya sedikit di atas permukaan air. Selanjutnya nyamuk akan mencari mangsanya menghisap darah lagi dan seterusnya Depkes RI, 2007. Universitas Sumatera Utara

2.1.2. Ciri Morfologi a.

Nyamuk Aedes aegypti berwarna hitam dengan belang-belang loreng putih pada seluruh tubuhnya. b. Hidup di dalam dan di sekitar rumah, juga ditemukan di tempat umum . c. Mampu terbang sampai 100 meter. d. Nyamuk betina aktif menggigit menghisap darah pada pagi hari sampai sore hari. Nyamuk jantan biasa menghisap sari bungatumbuhan yang mengandung gula. e. Umur nyamuk Aedes aegypti rata-rata 2 minggu, tetapi sebagian diantaranya dapat hidup 2-3 bulan Anggraeni, 2010.

2.1.3. Siklus Hidup dan Perilaku Nyamuk Aedes aegypti

Siklus hidup nyamuk Aedes aegypti : Telur Jentik Kepompong Nyamuk Perkembangan dari telur sampai menjadi nyamuk kurang lebih 9-10 hari 1. Setiap kali bertelur , nyamuk betina dapat mengeluarkan telur sebanyak 100 butir. 2. Telur nyamuk Aedes aegypti berwarna hitam dengan ukuran ± 0.80 mm, 3. Telur ini ditempat yang kering tanpa air dapat bertahan sampai 6 bulan, 4. Telur itu akan menetas menjadi jentik dalam waktu lebih kurang 2 hari setelah terendam air. 5. Jentik kecil yang menetas dari telur itu akan tumbuh menjadi besar yang panjangnya 0.5-1 cm. Universitas Sumatera Utara 6. Jentik Aedes aegypti akan selalu begerak aktif dalam air. Geraknya berulang- ulang dari bawah ke atas permukaan air untuk bernafas mengambil udara kemudian turun, kembali ke bawah dan seterusnya. 7. Pada waktu istirahat, posisinya hampir tegak lurus dengan permukaan air. Biasanya berada di sekitar dinding tempat penampungan air. 8. Setelah 6-8 hari jentik itu akan berkembangberubah menjadi kepompong. 9. Kepompong berbentuk koma. 10. Gerakannya lamban. 11. Sering berada di permukaan air. 12. Setelah 1-2 hari akan menjadi nyamuk dewasa Anggraeni, 2010. Nyamuk Aedes aegypti menyenangi area gelap dan benda-benda berwarna hitam atau merah. Nyamuk ini banyak ditemukan di bawah meja, bangku, kamar yang gelap, atau dibalik baju-baju yang digantung. Nyamuk ini menggigit pada siang hari pukul 09.00-10.00 dan sore hari pukul 16.00-17.00. Demam berdarah sering menyerang anak-anak karena anak-anak cenderung duduk di dalam kelas selama pagi sampai siang hari Anggraeni, 2010. Nyamuk Aedes aegypti berkembang biak di tempat penampungan air untuk keperluan sehari-hari dan barang-barang lain yang memungkinkan air tergenang yang tidak beralaskan tanah, misalnya bak mandiWC, tempayan, drum, tempat minum burung, vas bungapot tanaman air, kaleng bekas dan ban bekas, botol, tempurung kelapa, plastik, dan lain-lain yang dibuang sembarang tempat Depkes RI, 2007. Universitas Sumatera Utara

2.1.4. Indeks-indeks Aedes aegypti

Dokumen yang terkait

Pengaruh Partisipasi Masyarakat terhadap Pencegahan Demam Berdarah Dengue di Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kota Binjai Tahun 2013

3 67 113

Hubungan Keberadaan Jentik Aedes Aegypti Dan Pelaksanaan 3m Plus Dengan Kejadian Penyakit Dbd Di Lingkungan XVIII KELURAHAN BINJAI KOTA MEDAN TAHUN 2012

4 98 88

Tinjauan Kualitas Air Bersih Di Pelabuhan Laut Belawan Yang Dilaksanakan Oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan Medan Tahun 1999

0 33 42

Pelaksanaan Program Pengendalian Aedes aegypti Dalam Menurunkan Kepadatan Indeks Jentik Di Pelabuhan Tanjung Balai Karimun Tahun 2000-2003

0 22 87

Hubungan Tempat Perindukan Nyamuk dan Perilaku Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan Keberadaan Jentik Aedes aegypti di Kelurahan Benda Baru Kota Tangerang Selatan Tahun 2015

3 26 120

Pelaksanaan 3M Plus Terhadap Keberadaan Larva Aedes aegypti di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Kota Tangerang Selatan Bulan Mei-Juni Tahun 2014

0 13 151

PERBEDAAN KEBERADAAN JENTIK Aedes aegypti ANTARA BAK MANDI DI PERDESAAN DAN PERKOTAAN Perbedaan Keberadaan Jentik Aedes Aegypti antara Bak Mandi di Perdesaan dan Perkotaan di Kecamatan Wonogiri.

0 2 15

PERBEDAAN KEBERADAAN JENTIK Aedes aegypti ANTARA BAK MANDI DI PERDESAAN DAN PERKOTAAN Perbedaan Keberadaan Jentik Aedes Aegypti antara Bak Mandi di Perdesaan dan Perkotaan di Kecamatan Wonogiri.

0 5 13

GAMBARAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP KEBERADAAN JENTIK NYAMUK AEDES AEGYPTI DI KELURAHAN TOBUUHA KECAMATAN PUUWATU KOTA KENDARI TAHUN 2016

0 0 8

Faktor yang Berhubungan dengan Keberadaan Jentik Aedes aegypti di Daerah Endemis Demam Berdarah Dengue (DBD) Jakarta Barat

0 0 10