Manipulasi Lingkungan Keberadaan Jentik

yang bocor, memperbaiki pipa aliran air yang bocor supaya tidak terjadi genangan air, merubah rawa – rawa menjadi perumahan atau kolam ikan, atau ditimbun untuk kegiatan lain, sehingga airnya tidak tergenang, dan dapat mengurangi tempat perindukan jentik Aedes aegypti.

5.2.2. Manipulasi Lingkungan

Berdasarkan hasil penelitian bahwa manipulasi lingkungan p =0.041 menunjukkan ada hubungan yang bermakna, karena hasil uji Chi Square p0.05. Hasil pengamatan peneliti bahwa masih banyak barang – barang bekas yang dapat menampung air berserakan dan dibiarkan saja bertumpuk di sekitar rumah penduduk, dan wadah – wadah penampungan air yang dibiarkan tanpa penutup. Masyarakat juga kurang memperhatikan penggantian air pada pot bunga, air dispenser dan air sisa kulkas, yang seharusnya dibuang setiap hari atau seminggu sekali. Semua keadaan ini sangat mendukung adanya keberadaan jentik Aedes aegypti di kelurahan Bagan Deli. Informasi partisipasi masyarakat dalam hal manipulasi lingkungan tidak didapat dari petugas kesehatan, akan tetapi informasi didapat dari orang tua mereka dan dari media massa. Berdasarkan dari karakteristik responden dapat dilihat bahwa pendidikan responden lebih banyak hanya tamatan SD, sehingga pengetahuan mereka tentang kesehatan terutama pengendalian DBD secara manipulasi lingkungan hanya didapat sedikit saja bila dibandingkan jika mereka tamatan SMA atau perguruan tinggi. Mereka hanya mendapatkan pengetahuan dari media massa atau dari orang tua mereka yang terdahulu. Pekerjaan responden yang lebih banyak nelayan menambah Universitas Sumatera Utara ketidak pedulian mereka terhadap lingkungan, karena mereka pergi malam hari dan pulang pagi hari, sehingga pulang dari bekerja mereka hanya istirahat dan kurang memperhatikan kebersihan lingkungan mereka. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Lilik Irianto Hadisaputro 2008 yang menyatakan bahwa ada hubungan kebiasaan membersihkan TPA dan kebiasaan menutup TPA yang merupakan manipulasi lingkungan dengan keberadaan jentik di desa Katekan Kabupaten Grobogan tahun 2008, dan Damyanti 2008 di Kelurahan Genuksari Semarang, bahwa kebersihan lingkungan dengan melakukan 3M, yang merupakan manipulasi lingkungan berhubungan dengan keberadaan jentik Aedes aegypti, akan tetapi bertentangan dengan penelitian yang dilakukan wahidin 2003 dan Kusdi 2003 dalam Nawar 2005, menjelaskan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara faktor kebersihan halaman rumah dari sampah yang dapat menampung air seperti botol bekas, tempurung dan lain lain yang merupakan bagian dari manipulasi lingkungan dengan keberadaan jentik Aedes aegypti. Manurut Sukana Bambang 1993, pengelolaan lingkungan dengan cara manipulasi lingkungan dapat dilakukan dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk PSN yang pada dasarnya ialah pemberantasan jentik atau mencegah agar nyamuk tidak dapat berkembang biak. PSN ini dilakukan dengan cara menguras bak mandi dan tempat – tempat penampungan air lain sekurang – kurangnya seminggu sekali. Ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa telur menjadi nyamuk selama 7 – 10 hari, menutup rapat tempat penampungan air seperti tempayan, drum dan tempat air lain, mengganti air pada vas bunga dan tempat minum burung sekurang – kurangnya Universitas Sumatera Utara seminggu sekali, membersihkan pekarangan dan halaman rumah dari barang – barang bekas seperti kaleng bekas dan botol pecah sehingga tidak menjadi sarang nyamuk, menutup lubang – lubang pada bambu pagar dan lubang pohon dengan tanah, dan membersihkan air yang tergenang di atap rumah.

5.2.3. Pengendalian Secara Fisik

Dokumen yang terkait

Pengaruh Partisipasi Masyarakat terhadap Pencegahan Demam Berdarah Dengue di Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kota Binjai Tahun 2013

3 67 113

Hubungan Keberadaan Jentik Aedes Aegypti Dan Pelaksanaan 3m Plus Dengan Kejadian Penyakit Dbd Di Lingkungan XVIII KELURAHAN BINJAI KOTA MEDAN TAHUN 2012

4 98 88

Tinjauan Kualitas Air Bersih Di Pelabuhan Laut Belawan Yang Dilaksanakan Oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan Medan Tahun 1999

0 33 42

Pelaksanaan Program Pengendalian Aedes aegypti Dalam Menurunkan Kepadatan Indeks Jentik Di Pelabuhan Tanjung Balai Karimun Tahun 2000-2003

0 22 87

Hubungan Tempat Perindukan Nyamuk dan Perilaku Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan Keberadaan Jentik Aedes aegypti di Kelurahan Benda Baru Kota Tangerang Selatan Tahun 2015

3 26 120

Pelaksanaan 3M Plus Terhadap Keberadaan Larva Aedes aegypti di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Kota Tangerang Selatan Bulan Mei-Juni Tahun 2014

0 13 151

PERBEDAAN KEBERADAAN JENTIK Aedes aegypti ANTARA BAK MANDI DI PERDESAAN DAN PERKOTAAN Perbedaan Keberadaan Jentik Aedes Aegypti antara Bak Mandi di Perdesaan dan Perkotaan di Kecamatan Wonogiri.

0 2 15

PERBEDAAN KEBERADAAN JENTIK Aedes aegypti ANTARA BAK MANDI DI PERDESAAN DAN PERKOTAAN Perbedaan Keberadaan Jentik Aedes Aegypti antara Bak Mandi di Perdesaan dan Perkotaan di Kecamatan Wonogiri.

0 5 13

GAMBARAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP KEBERADAAN JENTIK NYAMUK AEDES AEGYPTI DI KELURAHAN TOBUUHA KECAMATAN PUUWATU KOTA KENDARI TAHUN 2016

0 0 8

Faktor yang Berhubungan dengan Keberadaan Jentik Aedes aegypti di Daerah Endemis Demam Berdarah Dengue (DBD) Jakarta Barat

0 0 10