tengah mengalami shock yang disebut dengue syndrome. Pada tahap ini, penderita berada dalam keadaan kritis dan memerlukan perawatan yang
intensif di rumah sakit. Ada tiga faktor yang memegang peranan penting pada penularan penyakit Demam Berdarah Dengue, yaitu manusia, virus dan vektor
perantara. Depkes RI, 2005.
2.2.2. Tanda-tanda Demam Berdarah Dengue yaitu Depkes RI, 2003:
1. Hari pertama sakit: panas mendadak terus-menerus, badan lemah atau lesu.
Pada tahap ini sulit dibedakan dengan penyakit lain. 2.
Hari kedua atau ketiga: timbul bintik-bintik perdarahan, lebam, atau ruam pada kulit di muka, dada, lengan atau kaki dan nyeri ulu hati. Kadang-kadang
mimisan, melena air besar bercampur darah atau muntah darah, bintik perdarahan mirip dengan bekas gigitan nyamuk.
3. Antara hari ketiga sampai ketujuh, panas turun secara tiba-tiba, kemungkinan
penderita bisa sembuh atau memburuk.
2.2.3. Diagnosa
Pemeriksaan darah pasien sangat membantu untuk menegakkan diagnosa yang akurat terhadap pasien DBD. Diagnosa ditegakkan dari gejala-gejala klinis dan
hasil pemeriksaan darah : - Jumlah trombosit 100.000 sel mm
3
- Peningkatan konsentrasi sel darah 20 di atas rata-rata nilai normal - Hasil laboratorium semacam ini biasanya ditemukan pada hari ke- 3 sampai
hari ke- 7 Dinkes Propinsi SUMUT, 2003.
Universitas Sumatera Utara
2.2.4. Pengobatan
Pengobatan untuk DBD dapat dilakukan dengan memberi minum air putih yang banyak, oralit atau jus buah, dan bila perlu dilakukan pemberian cairan melalui
infus. Pengompresan dingin atau pemberian antiseptika dapat juga dilakukan. Untuk mengatasi demam diberikan parasetamol selama demam masih mencapai 39
o
2.2.5. Tempat Potensial Bagi Penularan Demam Berdarah Dengue
C, paling banyak 6 dosis dalam 24 jam. Jika penderita mengalami denyut jantung
meningkat, kulit pucat dan dingin, denyut nadi melemah, mengantuk atau tertidur secara tiba –tiba, urine sangat sedikit, peningkatan konsentrasi hemotokrit secara tiba
– tiba, tekanan darah menyempit sampai kurang dari 20 mm Hg, dan hipotensi, maka penderita perlu mendapatkan perawatan khusus di rumah sakit. Penderita diberikan
cairan pengganti seperti garam fisiologis, ringer laktat atau ringer asetat, larutan garam fisiologis dan glukosa 5, plasma dan plasma substitude. Oksigen diberikan
pada penderita dalam keadaan syok, dan transfusi darah hanya diberikan pada penderita dengan tanda- tanda pendarahan yang signifikan Dinkes Propinsi SUMUT,
2003.
Penularan DBD dapat terjadi di semua tempat yang terdapat nyamuk penularnya. Oleh karena itu tempat potensial untuk terjadi penularan DBD adalah:
1. Wilayah yang banyak kasus DBD endemis.
2. Tempat–tempat umum merupakan tempat ‘berkumpulnya’ orang-orang yang
datang dari berbagai wilayah, sehingga kemungkinan terjadinya pertukaran beberapa tipe virus dengue cukup besar. Tempat-tempat tersebut antara lain:
Universitas Sumatera Utara
- Sekolah , anakmurid sekolah berasal dari berbagai wilayah merupakan kelompok umur yang paling susceptible terserang DBD.
- Rumah Sakitpuskesmas dan sarana pelayanan kesehatan lainnya. Orang datang dari berbagai wilayah dan kemungkinan diantaranya adalah penderita
DBD, DD atau carrier virus dengue. - Tempat umum lainnya, seperti : hotel, pertokoan, pasar, restoran, dan tempat
ibadah. 3.
Pemukiman baru dipinggir kota Karena di lokasi ini penduduknya berasal dari berbagai wilayah, maka
kemungkinan diantaranya terdapat penderita atau carrier yang membawa virus dengue yang berlainan dari masing-masing lokasi asal. Depkes RI,
2010.
2.3. Pengendalian DBD