Analisis Multivariat HASIL PENELITIAN

Sosialisasi dengan Keberadaan Jentik Aedes aegypti di Kelurahan Bagan Deli Belawan Tahun 2012 o am Pengendalian DBD yang dilakukan oleh KKP Kelas I Medan Keberadaan Jentik P Ada Tidak Ada Total n n n . Jentik baik 13 31,0 29 29,0 42 100,0 0,877 20 34,5 38 65,5 58 100,0 33 33,0 67 67,0 100,0 100,0 . asi baik 25 43,1 33 56,9 58 100,0 0,021 8 19,0 34 81,0 42 100,0 33 33,0 67 67,0 100 100,0 . ng baik 25 43,1 33 56,9 58 100,0 0,021 8 19,0 34 81,0 42 100,0 33 33,0 67 67,0 100 100,0 . luhan baik 25 44,6 31 55,4 56 100,0 0,010 8 18,2 36 81,8 44 100,0 33 33,0 67 67,0 100 100,0

4.4. Analisis Multivariat

Analisis multivariat dilakukan untuk menentukan variabel independen modifikasi lingkungan, manipulasi lingkungan, pengendalian secara fisik, pengendalian secara kimiawi, pengendalian secara biologis, program abatisasi, program survai jentik, program fogging dan program penyuluhan yang paling berpengaruh terhadap keberadaan jentik Aedes aegypti. Dalam uji ini semua variabel yang berhubungan signifikan pada uji Universitas Sumatera Utara bivariat α = 5 0,05 akan dimasukkan secara bersama – sama ke dalam uji multivariat. Uji yang digunakan dalam analisis multivariate ini adalah uji Regresi logistik berganda yaitu yang mencari pengaruh yang paling dominan terhadap keberadaan jentik Aedes aegypti. Pada penelitian ini, variabel yang akan dimasukkan ke dalam model analisis regresi logistik adalah variabel yang pada analisis bivariat mempunyai nilai p 0,25 yaitu manipulasi lingkungan, pengendalian secara fisik, pengendalian secara kimiawi, program abatisasi, program fogging, dan penyuluhan.Variabel yang mempunyai nilai p 0.25 akan dikeluarkan dari model, dan tidak dimasukkan kedalam analisis multivariat. Hasil dari analisis multivariat dengan uji logistik regresi berganda dapat dilihat pada tabel 4.29 berikut ini: Tabel 4.29. Hasil Uji Regresi Logistik Ganda Pengaruh Partisipasi Masyarakat dan Program Pengendalian DBD yang Dilakukan oleh KKP Kelas I Medan terhadap Keberadaan Jentik Aedes aegypti di Kelurahan Bagan Deli Belawan Tahun 2012 Variabel B p value Exp B 95 CI am Penyuluhan Sosialisasi 1.289 0.007 3. 629 1.432 – 9.196 ant 0.215 0.424 Berdasarkan Tabel 4.29 diatas dapat diketahui bahwa ada 1 satu variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap keberadaan jentik Aedes aegypti di Kelurahan Bagan Deli Belawan Tahun 2012, dengan nilai B = 1.289 dengan nilai koefisien konstanta = 0.215, sehingga didapat persamaan regresi logistiknya sbb: Universitas Sumatera Utara Y = βo + β 1 X 1 Sumber Dahlan 2011 Keterangan : Y = Probabilitas keberadaan jentik Aedes aegypti β 1 βo = Konstanta 0.215 = Nilai koefisien variabel 1.289 X1 = nilai variabel bebas 1 pada program penyuluhan sosialisasi Hasil persamaan regresi logistik berganda menunjukkan bahwa jika program penyuluhan sosialisasi ditingkatkan kearah yang lebih baik, maka hal ini akan menyebabkan penurunan keberadaan jentik Aedes aegypti di Kelurahan Bagan Deli Belawan Tahun 2012. Ramalan probabilitas untuk penurunan jentik dapat dihitung dengan persamaan berikut : Y = 0.215 + 1.289 1 Y = 1.504 Dengan nilai probabilitasnya adalah: P= 11+e -y P= 11+e Dahlan, 2011 -y = 11+2,7 - 1.504 Dengan demikian, probab ilitas keberadaan jentik di rumah responden sebesar 82, dan dapat dideskripsikan bahwa semakin baik pengelolaan pengendalian DBD dengan program penyuluhan sosialisasi maka angka keberadaan jentik Aedes aegypti akan dapat diturunkan sebesar 82. = 1 1 + 0.22 = 11.22 = 0.82 Universitas Sumatera Utara

BAB 5 PEMBAHASAN

5.1. Keberadaan Jentik

Aedes aegypti Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan proporsi keberadaan jentik Aedes aegypti di Kelurahan Bagan Deli Belawan , dari 100 responden dijumpai jentik di rumah responden sebesar 33 rumah responden 33, dan 67 rumah responden 67 tidak dijumpai jentik. Jentik – jentik banyak ditemui pada bak air di dalam rumah sebanyak 20 responden 60,6, dan yang paling sedikit pada wadah minum hewan peliharaan sebanyak 3 responden 3. House Indeks yang didapat sebesar 33 , angka ini menunjukkan angka yang tinggi, sedangkan menurut Depkes 2007 harus dibawah 1 untuk daerah Buffer. HI yang tinggi merupakan indikator adanya nyamuk dewasa Aedes aegypti, dan akan bisa menyebabkan penyakit DBD di daerah tersebut. House Indeks yang tinggi disebabkan karena masih kurangnya partisipasi masyarakat dalam melaksanakan pengendalian DBD dengan melakukan modifikasi lingkungan, manipulasi lingkungan, pengendalian secara fisik, pengendalian secara biologis dan pengendalian secara kimiawi. Dukungan dari petugas kesehatan sangat mendukung masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengendalian DBD dengan melakukan program – program DBD yaitu survai jentik, abatisasi, fogging dan penyuluhan kesehatan. Koordinasi antara petugas KKP Kelas I Medan, petugas kesehatan lainnya, kelurahan dan masyarakat, akan menghasilkan Kelurahan Bagan Deli bebas jentik. Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Partisipasi Masyarakat terhadap Pencegahan Demam Berdarah Dengue di Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kota Binjai Tahun 2013

3 67 113

Hubungan Keberadaan Jentik Aedes Aegypti Dan Pelaksanaan 3m Plus Dengan Kejadian Penyakit Dbd Di Lingkungan XVIII KELURAHAN BINJAI KOTA MEDAN TAHUN 2012

4 98 88

Tinjauan Kualitas Air Bersih Di Pelabuhan Laut Belawan Yang Dilaksanakan Oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan Medan Tahun 1999

0 33 42

Pelaksanaan Program Pengendalian Aedes aegypti Dalam Menurunkan Kepadatan Indeks Jentik Di Pelabuhan Tanjung Balai Karimun Tahun 2000-2003

0 22 87

Hubungan Tempat Perindukan Nyamuk dan Perilaku Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan Keberadaan Jentik Aedes aegypti di Kelurahan Benda Baru Kota Tangerang Selatan Tahun 2015

3 26 120

Pelaksanaan 3M Plus Terhadap Keberadaan Larva Aedes aegypti di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Kota Tangerang Selatan Bulan Mei-Juni Tahun 2014

0 13 151

PERBEDAAN KEBERADAAN JENTIK Aedes aegypti ANTARA BAK MANDI DI PERDESAAN DAN PERKOTAAN Perbedaan Keberadaan Jentik Aedes Aegypti antara Bak Mandi di Perdesaan dan Perkotaan di Kecamatan Wonogiri.

0 2 15

PERBEDAAN KEBERADAAN JENTIK Aedes aegypti ANTARA BAK MANDI DI PERDESAAN DAN PERKOTAAN Perbedaan Keberadaan Jentik Aedes Aegypti antara Bak Mandi di Perdesaan dan Perkotaan di Kecamatan Wonogiri.

0 5 13

GAMBARAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP KEBERADAAN JENTIK NYAMUK AEDES AEGYPTI DI KELURAHAN TOBUUHA KECAMATAN PUUWATU KOTA KENDARI TAHUN 2016

0 0 8

Faktor yang Berhubungan dengan Keberadaan Jentik Aedes aegypti di Daerah Endemis Demam Berdarah Dengue (DBD) Jakarta Barat

0 0 10