Pelaksanaan Program Penyuluhan Sosialisasi

Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Medan melakukan fogging terhadap nyamuk Aedes aegypti ke rumah-rumah penduduk yang berada di wilayah pelabuhan sebanyak 3 tiga kali dalam setahun. Walaupun sudah dilakukan fogging, masih ditemukan juga jentik nyamuk Aedes aegypti di daerah Buffer dan perimeter pelabuhan. Hasil wawancara dengan petugas menyatakan bahwa ada 2 orang petugas yang menjawab tidak memeriksa dan memperbaiki peralatan fogging yang rusak sebelum mereka melaksanakan fogging, hal ini bisa saja terjadi karena responden laki – laki ada 4 orang dan 2 orang adalah pegawai baru yang belum mendapatkan pelatihan fogging. KKP Kelas I Medan berkoordinasi dengan kepala lingkungan, Adpel dan kader fogging yaitu masyarakat yang telah di latih dalam melakukan fogging. Pengasapan fogging, yaitu suatu teknik yang digunakan untuk mengendalikan DBD dengan menggunakan senyawa kimia malathion dan fenthion, yang berguna untuk mengurangi penularan sampai batas waktu tertentu Anggraeni, 2010. Nyamuk Aedes aegypti dapat diberantas dengan fogging pengasapan racun serangga termasuk racun serangga yang dipergunakan sehari-hari di rumah tangga. Melakukan pengasapan saja tidak cukup, karena dengan pengasapan itu yang mati hanya nyamuk dewasa saja. Jentik nyamuk Aedes aegypti harus dibasmi, jika tidak setiap hari akan muncul nyamuk yang baru menetas dari tempat perkembang biakannya, Depkes, 2007.

5.3.4. Pelaksanaan Program Penyuluhan Sosialisasi

Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara program sosialisasi penyuluhan p= 0.010 dengan keberadaan jentik Aedes aegypti, karena uji Chi Square nilai p 0.050. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Misnar Mourbas 2000 di Pelabuhan Teluk Bayur Padang yang menyatakan ada hubungan antara penyuluhan dengan perilaku terhadap pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah dengue. Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Medan sudah melakukan penyuluhan DBD dengan kegiatan – kegiatan yang berbeda setiap tahunnya. Beberapa kegiatan yang sudah dilakukan adalah koordinasi dengan Adpel dan Kelurahan dalam memberikan penyuluhan DBD dan pembagian brosur tentang bahaya DBD dan pelatihan kader jumantik. KKP Kelas I Medan kedepannya akan melakukan penyuluhan tentang DBD, di sekolah – sekolah, dan tempat – tempat ibadah, dengan melakukan pendekatan dengan tokoh – tokoh masyarakat dan tokoh – tokoh agama. Penyuluhan dengan cara seperti ini diharapkan akan mendapatkan hasil yang lebih maksimal. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat ialah bagian dari usaha kesehatan pokok yang menjadi beban tugas puskesmas yang bertujuan untuk memberikan ketrampilan kepada seseorang atau masyarakat dengan jalan mempengaruhi intelektual, psikologi, dan sosialnya. Masyarakat yang memiliki pengetahuan dan kesadaran serta bertingkah laku yang positif, dapat memanfaatkan secara optimal segala hal yang yang terdapat di lingkungan alam guna memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan serta derajat kesejahteraan hidup. Penyuluhan kesehatan masyarakat Universitas Sumatera Utara bertujuan menjadikan cara-cara hidup sehat sebagai kebiasaan hidup sehari-hari, menggerakkan perseorangan, kelompok dan masyarakat dalam memanfaatkan fasilitas serta pelayanan kesehatan yang tersedia. Berperan serta dalam usaha-usaha kesehatan, terutama dalam program-program kesehatan yang telah ditentukan sebagai program prioritas Adi, 1995. Langkah penting dalam upaya pemberantasan DBD melalui upaya PSN dengan memberikan penyuluhan kepada masyarakat secara intensif. Pokok-pokok pesan penyuluhan yang disampaikan meliputi pengenalan tanda-tanda, gejala-gejala DBD, dan cara pencegahan penularannya di rumah dan lingkungan masing-masing yang disesuaikan dengan pendidikan yang mereka miliki. Sarana yang digunakan melalui pengajian, pertemuan warga, sedangkan penyuluhan massal bisa dilakukan melalui media massa seperti TV, radio, majalah dan surat kabar Chahaya, 2003. Pengendalian DBD dapat dilakukan dengan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat untuk membatasi habitat larva dan melindungi diri dari gigitan nyamuk Aedes aegypti setiap harinya. Survai untuk menentukan kepadatan nyamuk yang teridentifikasi sebagai vektor DBD, akan mengidentifikasi jentik nyamuk. Angka bebas jentik nyamuk merupakan indikator untuk upaya preventif penyakit ini Didik , 2010. Berdasarkan uji regresi logistik berganda dari 6 enam variabel yang diteliti diperoleh hasil bahwa variabel yang paling berpegaruh terhadap keberadaan jentik Aedes aegypti di Kelurahan Bagan Deli Belawan tahun 2012 adalah program Universitas Sumatera Utara penyuluhan sosialisasi tentang DBD dimana nilai p = 0.007, nilai B = 1.289, Exp B = 3.629, dan constant = 0.215. Berdasarkan hasil penelitian diatas maka dapat diketahui bahwa semain baik program pengendalian DBD dengan cara penyuluhan sosialisasi, kemungkinan dapat menurunkan keberadaan jentik Aedes aegypti sebesar 82 di Kelurahan Bagan Deli Belawan Tahun 2012. Universitas Sumatera Utara

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 100 responden di Kelurahan Bagan Deli Belawan Tahun 2012 tentang pengaruh partisipasi masyarakat dan program pengendalian DBD yang dilakukan oleh KKP Kelas I Medan terhadap keberadaan jentik Aedes aegypti di Kelurahan Bagan Deli Belawan Tahun 2012, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Partisipasi masyarakat dalam pengendalian DBD secara manipulasi lingkungan dengan melakukan: pembersihan tempat air yang tergenang, daur ulang bahan bekas dan melakukan 3M. Pengendalian DBD secara fisik dengan melakukan penggunaan raket elektrik, penggunaan kelambu dan pemasangan kawat kasa. Pengendalian secara kimiawi dengan melakukan fogging, pemberantasan larva, penggunaan obat penyemprot nyamuk, lotion anti nyamuk, dan obat nyamuk bakar, mempunyai hubungan dengan keberadaan jentik Aedes aegypti di kelurahan Bagan Deli Belawan tahun 2012. Akan tetapi pengendalian DBD secara modifikasi lingkungan dengan kegiatan perbaikan wadah persediaan air, perbaikan tempat genangan air dan pengendalian DBD secara biologis dengan melakukan pemeliharaan ikan pemakan jentik dan menanam tumbuhan anti nyamuk, tidak ada hubungan dengan keberadaan jentik Aedes aegypti di Kelurahan Bagan Deli Belawan tahun 2012. 2. Program pengendalian DBD yang dilakukan oleh KKP Kelas I Medan dalam pelaksanaan abatisasi, fogging dan penyuluhan sosialisasi menunjukkan ada Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Partisipasi Masyarakat terhadap Pencegahan Demam Berdarah Dengue di Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kota Binjai Tahun 2013

3 67 113

Hubungan Keberadaan Jentik Aedes Aegypti Dan Pelaksanaan 3m Plus Dengan Kejadian Penyakit Dbd Di Lingkungan XVIII KELURAHAN BINJAI KOTA MEDAN TAHUN 2012

4 98 88

Tinjauan Kualitas Air Bersih Di Pelabuhan Laut Belawan Yang Dilaksanakan Oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan Medan Tahun 1999

0 33 42

Pelaksanaan Program Pengendalian Aedes aegypti Dalam Menurunkan Kepadatan Indeks Jentik Di Pelabuhan Tanjung Balai Karimun Tahun 2000-2003

0 22 87

Hubungan Tempat Perindukan Nyamuk dan Perilaku Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan Keberadaan Jentik Aedes aegypti di Kelurahan Benda Baru Kota Tangerang Selatan Tahun 2015

3 26 120

Pelaksanaan 3M Plus Terhadap Keberadaan Larva Aedes aegypti di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Kota Tangerang Selatan Bulan Mei-Juni Tahun 2014

0 13 151

PERBEDAAN KEBERADAAN JENTIK Aedes aegypti ANTARA BAK MANDI DI PERDESAAN DAN PERKOTAAN Perbedaan Keberadaan Jentik Aedes Aegypti antara Bak Mandi di Perdesaan dan Perkotaan di Kecamatan Wonogiri.

0 2 15

PERBEDAAN KEBERADAAN JENTIK Aedes aegypti ANTARA BAK MANDI DI PERDESAAN DAN PERKOTAAN Perbedaan Keberadaan Jentik Aedes Aegypti antara Bak Mandi di Perdesaan dan Perkotaan di Kecamatan Wonogiri.

0 5 13

GAMBARAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP KEBERADAAN JENTIK NYAMUK AEDES AEGYPTI DI KELURAHAN TOBUUHA KECAMATAN PUUWATU KOTA KENDARI TAHUN 2016

0 0 8

Faktor yang Berhubungan dengan Keberadaan Jentik Aedes aegypti di Daerah Endemis Demam Berdarah Dengue (DBD) Jakarta Barat

0 0 10