Indikator efektivitas multimedia interaktif materi pakan buatan

E. Indikator efektivitas multimedia interaktif materi pakan buatan

Multimedia interaktif materi pakan buatan dikatakan efektif diterapkan di SMK Jurusan Agribisnis Perikanan apabila ketuntasan klasikal sebesar ≥85, dan peserta didik mendapat nilai ≥80.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Hasil penelitian pengembangan multimedia interaktif materi pakan buatan meliputi hasil pengembangan media, hasil validasi media dan hasil uji efektivitas media. Uraian hasil penelitian secara rinci sebagai berikut.

1. Hasil pengembangan multimedia interaktif materi pakan buatan

Pengembangan adalah proses pembuatan, pengujian, dan revisi. Langkah-langkah pengembangan multimedia yang dikemukakan oleh Sugiyono 2008 meliputi tahap-tahap: a identifikasi potensi dan masalah; b pengumpulan data; c desain produk; d validasi; e revisi; f uji coba skala terbatas; g revisi; h uji coba skala luas; i revisi, dan j produksi akhir.

a. Identifikasi potensi dan masalah

Untuk mengetahui potensi dan masalah yang ada, peneliti melakukan observasi ke SMK yang memiliki jurusan perikanan. Observasi dilakukan di SMK Perikanan Nusantara Demak dan di SMK N 4 Kendal. Dalam kegiatan observasi ini, peneliti mengamati kegiatan pembelajaran serta melakukan wawancara dengan guru dan peserta didik. Berdasarkan observasi yang dilakukan, dijumpai adanya permasalahan dalam ketersediaan sumber belajar. Media pembelajaran yang tersedia masih sangat terbatas. Media yang digunakan terbatas pada media cetak berupa buku, dan hanya terdapat satu macam buku yang diterbitkan oleh Departemen Pendidikan Nasional. Kegiatan pembelajaran didukung dengan alat bantu berupa papan tulis dan spidol. Media elektronik belum dimanfaatkan secara intensif, padahal sekolah menyediakan sarana berupa laboratorium komputer, laptop, serta LCD. Guru menggunakan media cetak karena mudah dalam penggunaan dan penyimpanan. Namun kebanyakan media cetak buku sangat tergantung pada verbal symbols kata-kata yang bersifat sangat abstrak, sehingga menuntut kemampuan abstraksi yang sangat tinggi dari peserta didik, yang dapat menyulitkan peserta didik dalam belajar. Karena itu, diperlukan pertimbangan 40