3.6. Metode Penyusunan Instrumen
Untuk kepentingan penelitian, instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen tes dan instrument non tes.
3.6.1. Instrumen Tes
Tes yang digunakan berupa tes uraian, yaitu sejenis tes untuk mengukur hasil belajar siswa yang memerlukan jawaban yang bersifat pembahasan atau
uraian kata-kata, soal bentuk ini menuntut kemampuan siswa untuk dapat mengorganisir, menginterpretasikan dan menghubungkan pengertian-pengertian
yang telah dimiliki, dengan kata lain tes uraian menuntut siswa untuk dapat mengingat kembali dan terutama harus mempunyai daya kreativitas yang tinggi.
Adapun kebaikan-kebaikan tes bentuk uraian adalah : a Mudah disiapkan dan disusun;
b Tidak memberi banyak kesempatan untuk berspekulasi dan untung-untungan; c Mendorong siswa untuk berani mengemukakan pendapat serta menyusun
dalam kalimat yang bagus; d Dapat diketahui sejauh mana siswa mendalami suatu masalah yang diteskan.
Arikunto, 2002:163 Sedangkan langkah-langkah yang perlu ditempuh dalam mengembangkan
tes hasil atau prestasi belajar menurut Mardapi 2008: 88-97, yaitu : 1 Menyusun spesifikasi tes
a Menentukan tujuan tes Tes yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah pretes dan postes.
Pretes untuk mengetahui kemampuan pemahaman konsep siswa sebelum
diberi perlakuan dan postes dilakukan untuk mengetahui kemampuan pemahaman konsep siswa di akhir setelah diberi perlakuan.
b Menyusun kisi-kisi Ada empat langkah dalam mengembangkan kisi-kisi tes, yaitu :
1 Menulis tujuan umum pelajaran. 2 Membuat daftar pokok bahasan dan sub pokok bahasan yang akan
diujikan. 3 Menentukan indikator.
4 Menentukan jumlah soal tiap pokok bahasan dan sub pokok bahasan. c Menentukan Bentuk tes
Bentuk tes yang akan digunakan adalah bentuk tes uraian objektif. Bentuk uraian seperti ini memiliki sehimpunan jawaban dengan rumusan yang
relatif lebih pasti, sehingga dapat dilakukan penskoran secara objektif Arifin, 2012:138. Soal pada tes ini jawabannya hanya satu, mulai dari
memilih rumus yang tepat , memasukkan angka dalam rumus, menghitung hasil, dan menafsirkan hasilnya.
Adapun langkah-langkah pemberian skor soal bentuk uraian objektif menurut Arifin 2012: 138-139 adalah :
a Tuliskan semua kata kunci atau kemungkinan jawaban benar secara jelas untuk setiap soal.
b Setiap kata kunci yang dijawab benar diberi skor 1. Tidak ada skor setengah untuk jawaban yang kurang sempurna. Jawaban yang diberi
skor 1 adalah jawaban sempurna, jawaban lainnya adalah 0.
c Jika satu pertanyaan memiliki beberapa sub pertanyaan, rincilah kata kunci dari jawaban soal tersebut menjadi beberapa kata kunci sub
jawaban dan buatkan skornya. d Jumlahkan skor dari semua kata kunci yang telah ditetapkan pada soal
tersebut. Jumlah skor ini disebut skor maksimum. d Menentukan panjang tes
Penentuan panjang tes berdasarkan pada cakup materi ujian dan kelelahan peserta tes. Untuk tes bentuk uraian, lama tes ditentukan
berdasarkan pada kompleksitas jawaban yang dituntut. 2 Menulis soal tes
Langkah membuat tes uraian yang mencakup uraian objektif dan non objektif adalah sebagai berikut :
a Menulis soal berdasarkan indikator pada kisi-kisi b Mengedit pertanyaan :
1 Apakah pertanyaan mudah dimengerti? 2 Apakah data yang digunakan benar?
3 Apa tata letak keseluruhan baik? 4 Apakah pemberian bobot skor sudah tepat?
5 Apakah kunci jawaban sudah benar? 6 Apakah waktu untuk mengerjakan tes cukup?
3 Menelaah soal tes Setelah soal dibuat, perlu dilakukan telaah atas soal tersebut. Hal ini perlu
dilakukan untuk memperbaiki soal jika ternyata dalam pembuatannya masih
ditemukan kekurangan atau kesalahan. Telaah soal ini sebaiknya dilakukan oleh orang lain, bukan si pembuat soal. Dalam penelitian ini soal akan ditelaah
oleh dosen pembimbing dan guru mata pelajaran matematika SMP Negeri 3 Pangkalpinang.
4 Melakukan uji coba tes Sebelum soal digunakan dalam tes yang sesungguhnya, uji coba perlu
dilakukan untuk semakin memperbaiki kualitas soal. Melalui uji coba dapat diperoleh data tentang: reliabilitas, validitas, tingkat kesukaran, daya beda, dan
lain-lain. Jika memang soal yang disusun belum memenuhi kualitas yang diharapkan, berdasar hasil uji coba tersebut maka kemudian dilakukan
pembenahan atau perbaikan. 5 Menganalisis butir soal
Uji coba yang dilakukan dapat diperoleh beberapa informasi penting tentang kualitas soal yang telah disusun. Dalam hal ini tentunya termasuk kualitas tiap
butir soalnya. 6 Memperbaiki tes
Setelah uji coba dilakukan dan kemudian dianalisis, maka langkah berikutnya adalah melakukan perbaikan
– perbaikan tentang bagian soal yang masih belum sesuai dengan yang diharapkan.
7 Merakit tes Setelah semua butir soal dianalisi dan diperbaiki, langkah berikutnya adalah
merakit butir-butir soal tersebut menjadi satu kesatuan tes.
8 Melaksanakan tes Pelaksanaan tes dilakukan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
9 Menafsirkan hasil tes Hasil tes menghasilkan data kuantitatif yang berupa skor. Skor ini kemudian
ditafsirkan sehingga menjadi nilai, yaitu rendah, menengah, atau tinggi.
3.6.2. Instrumen Non Tes