BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Minat
2.1.1. Kemampuan Afektif
Hasil belajar menurut Bloom 1976: 11 yang dituangkan dalam Mardapi 2008: 102 mencakup peringkat dan tipe prestasi belajar, kecepatan belajar, dan
hasil afektif. Karakteristik manusia meliputi cara yang tipikal dari berpikir, berbuat, dan perasaan. Tipikal berpikir berkaitan dengan ranah kognitif, tipikal
berbuat berkaitan dengan ranah psikomotor, dan tipikal perasaan berkaitan dengan ranah afektif. Ketiga ranah tersebut merupakan karakteristik manusia dan dalam
bidang pendidikan ketiga ranah tersebut merupakan hasil belajar. Ubahan utama sistem pembelajaran dapat dilihat pada gambar 2.1. berikut.
Gambar 2.1. menunjukkan bahwa hasil belajar ditentukan oleh kualitas proses pembelajaran. Pembelajaran ditentukan oleh karakteristik masukannya,
yaitu karakteristik siswanya. Kemampuan afektif merupakan bagian dari hasil
LEARNING TASK
Pembelajaran Hasil belajar
Peringkat dan tipe pencapaian
Kecepatan belajar Hasil Afektif
Kualitas Pembelajaran Karakteristik Afektif
Pelaku Afektif Karakteristik
siswa
Gambar 2.1. Ubahan utama sistem pembelajaran
belajar dan memiliki peran yang penting. Keberhasilan pembelajaran pada ranah kognitif dan psikomotor sangat ditentukan oleh kondisi afektif siswa. Siswa yang
memiliki minat belajar dan sikap positif terhadap pelajaran akan merasa senang mempelajari mata pelajaran tersebut, sehingga dapat diharapkan akan mencapai
hasil pembelajaran yang optimal. Walaupun para guru sadar akan hal ini, namun belum banyak tindakan yang dilakukan guru untuk meningkatkan minat siswa.
Oleh karena itu untuk mencapai hasil belajar yang optimal, guru dalam merancang program pembelajaran dan pengalaman belajar siswa harus memperhatikan
karakteristik afektif siswa. Ada empat tipe karakteristik afektif yang penting, yaitu sikap, minat,
konsep diri, dan nilai. Adapun dalam penelitian ini akan dibahas tentang minat siswa.
2.1.2. Pengertian Minat
Menurut Getzel 1966: 98 yang dituangkan dalam Mardapi 2008: 106, minat adalah suatu disposisi yang terorganisir melalui pengalaman yang
mendorong seseorang untuk memperoleh objek khusus, aktivitas, pemahaman, dan keterampilan untuk tujuan perhatian atau pencapaian. Adapun dalam Kamus
Bahasa Indonesia 2008: 934, minat merupakan kecendrungan yang tinggi terhadap sesuatu. Sedangkan definisi konseptual menyatakan minat merupakan
watak yang tersusun melalui pengalaman yang mendorong individu mencari objek, aktivitas, pengertian, keterampilan untuk tujuan perhatian atau penguasaan.
Untuk definisi operasional menurut Mardapi 2008: 112, minat adalah keingintahuan seseorang tentang suatu objek. Hilgrad 1977: 19 dalam Slameto
2010: 57 memberi rumusan tentang minat sebagai berikut „Interest is persisting
to pay attention to and enjoy some activity or content ’ yang berarti bahwa minat
adalah kecendrungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan.
Dari pemaparan para ahli di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa minat adalah ketertarikan dan kecendrungan yang tetap untuk memperhatikan atau
terlibat terhadap sesuatu hal karena menyadari pentingnya atau bernilainya hal tersebut. Dengan demikian minat belajar dapat kita definisikan sebagai
ketertarikan dan kecendrungan yang tetap untuk memperhatikan atau terlibat dalam aktivitas belajar karena menyadari pentingnya atau bernilainya hal yang ia
pelajari. Jika dikaitkan dengan aktivitas belajar, minat berpengaruh besar terhadap
proses belajar, karena bila di dalam proses pembelajaran tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar secara maksimal karena daya tarik terhadap
proses pembelajaran dirasa kurang. Hal ini akan membuat siswa segan untuk mengikuti pelajaran dengan baik. Dalam hal pembelajaran matematika, apabila
seorang siswa mempunyai minat terhadap mata pelajaran tersebut maka siswa tersebut akan merasa senang mempelajarinya, kemudian akan memperhatikan
materi pelajaran tersebut.
2.1.3. Indikator Minat Belajar