Uji Normalitas Uji Homogenitas Kesamaan Dua Varians Uji hipotesis

Untuk menguji hipotesis digunakan rumus : = 1 − 2 1 1 + 1 2 dengan 2 = 1 −1 1 2 + 2 −1 2 2 1 + 2 −2 Keterangan : 1 : rata – rata nilai awal kelas eksperimen 2 : rata – rata nilai awal kelas kontrol 1 : banyaknya subyek kelas eksperimen 2 : banyaknya subyek kelas kontrol S : simpangan baku 1 2 : varians kelas eksperimen 1 2 : varians kelas kontrol Kriteria pengujian adalah : terima H jika − 1 −12  1 −12  , di mana 1 −12  didapat dari daftar distribusi t dengan = 1 + 2 − 2 dan peluang 1 − 12. Untuk harga-harga t lainnya H ditolak Sudjana, 2002: 239.

3.8.2. Analisis Data Tahap Akhir

Analisis tahap akhir digunakan untuk menghitung dan menganalisis data yang telah diperoleh selama di lapangan. Berikut tahapan dalam analisis tahap akhir.

3.8.2.1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui data atau sampel yaitu hasil tes kemampuan pemahaman konsep siswa berdistribusi normal atau tidak. Hipotesis yang diajukan dalam uji ini adalah : H : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal H 1 : sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal Uji normalitas yang digunakan adalah uji chi kuadrat χ2 , persamaannya adalah sebagai berikut : χ2 = Sudjana, 2002:273 Keterangan: χ2 : chi kuadrat Oi : frekuensi hasil pengamatan Ei : frekuensi harapan k : banyaknya kelas interval Kriteria pengujian: terima jika χ 2 χ 2 1−∝ −3 dengan taraf nyata 5. Dalam hal lainnya H ditolak Sudjana, 1996:273.

3.8.2.2. Uji Homogenitas Kesamaan Dua Varians

Uji kesamaan dua varians dilakukan untuk mengetahui apakah sampel atau data yaitu hasil tes kemampuan pemahaman konsep memiliki varians yang homogen atau tidak. Hipotesis yang diajukan dalam uji ini adalah : H :  1 =  2 , artinya populasi memiliki varians yang homogen H 1 :  1 ≠  2 , artinya populasi memiliki varians yang tidak homogen Rumus yang digunakan adalah: =   2 1    k i i i i E E O Kriteria pengujian adalah: tolak hipotesis H jika 12 � 1, 2 didapat daftar distribusi F dengan peluang 12 , sedangkan derajat kebebasan 1 dan 2 masing-masing dengan dk pembilang 1 = n – 1 dan dk penyebut 2 = n – 1 dan =5 Sudjana, 2002: 249.

3.8.2.3. Uji hipotesis

3.8.2.3.1. Uji Hipotesis ke-1 Uji hipotesis ke-1 adalah uji ketuntasan belajar yang digunakan untuk mengukur model pembelajaran Student Facilitator and Explaining berbantuan CD interaktif efektif membuat siswa mencapai ketuntasan belajar atau tidak. Indikator mencapai ketuntasan belajar yaitu mencapai ketuntasan individual dan ketuntasan klasikal. Ketuntasan individual didasarkan pada Kriteria Ketuntasan Minimal KKM. Kriteria Ketuntasan Minimal KKM di SMP N 3 Pangkalpinang untuk materi bangun ruang sisi datar adalah 70. Sementara kriteria ketuntasan klasikal yaitu persentase peserta didik yang mencapai ketuntasan individual minimal sebesar 75. Dalam hal ini yang diukur adalah uji ketuntasan belajar secara klasikal. Untuk mengetahui ketuntasan belajar secara kalsikal digunakan uji proporsi  : uji satu pihak pihak kanan. Pasangan hipotesis yang akan diuji adalah: H : π  0,745, artinya hasil tes kemampuan pemahaman konsep siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining berbantuan CD interaktif belum mencapai kriteria ketuntasan klasikal. H 1 : π  0,745, artinya hasil tes kemampuan pemahaman konsep siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining berbantuan CD interaktif telah mencapai kriteria ketuntasan klasikal. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut. = − � � 1 −� Keterangan : z : nilai z yang dihitung x : banyaknya peserta didik yang tuntas secara individu � : nilai yang dihipotesiskan : jumlah anggota sampel Dengan kriteria pengujian yaitu tolak H jika 0,5 −� di mana 0,5 −� didapat dari normal baku menggunakan peluang 0,5 – α. Dalam hal lainnya H diterima Sudjana, 2002: 235. 3.8.2.3.2. Uji Hipotesis ke-2 Uji hipotesis ke-2 adalah uji kesamaan dua rata-rata: uji satu pihak pihak kanan yang bertujuan untuk mengetahui apakah rata-rata hasil belajar terhadap kemampuan pemahaman konsep kelas eksperimen lebih baik daripada rata-rata hasil belajar terhadap kemampuan pemahaman konsep pada kelas kontrol. Pasangan hipotesis yang akan diuji adalah: H : µ 1 ≤ µ 2, artinya rata-rata hasil tes kemampuan pemahaman konsep siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining berbantuan CD interaktif tidak lebih baik dari rata-rata hasil tes kemampuan pemahaman konsep siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran ekspositori. H 1 : µ 1 µ 2, artinya rata-rata hasil tes kemampuan pemahaman konsep siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining berbantuan CD interaktif lebih baik dari rata-rata hasil tes kemampuan pemahaman konsep siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran ekspositori. Karena dalam hal ini  tidak diketahui maka rumus yang digunakan dalam hipotesis ini adalah sebagai berikut : dimana Sudjana, 2002: 239. Keterangan : 1 : rata-rata nilai kelas eksperimen 2 : rata-rata nilai kelas kontrol 1 2 : varians nilai-nilai kelas tes eksperimen 1 2 : varians nilai-nilai kelas tes kontrol n 1 : jumlah anggota kelas eksperimen n 2 : jumlah anggota kelas kontrol Kriteria pengujiannya terima H , jika t t 1- α dan tolak H jika t mempunyai harga-harga lain. Derajat kebebasan untuk daftar distribusi t ialah n 1 + n 2 - 2 dan peluang 1- α Sudjana, 2002: 243. 2 1 2 1 1 1 n n s x x t    2 1 1 2 1 2 2 2 2 1 1 2       n n s n s n s 3.8.2.3.3. Uji hipotesis ke-3 Uji hipotesis ke-3 adalah uji kesamaan dua rata-rata: uji satu pihak pihak kanan yang bertujuan untuk menguji apakah minat siswa terhadap aktivitas belajar setelah mendapatkan pembelajaran dengan model Student Facilitator and Explaining berbantuan CD interaktif lebih tinggi dari minat siswa terhadap aktivitas belajar setelah mendapatkan pembelajaran dengan model ekspositori. Pasangan hipotesis yang akan diuji adalah: H : µ 1 ≤ µ 2, artinya minat siswa terhadap aktivitas belajar matematika yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining berbantuan CD interaktif tidak lebih tinggi dari minat siswa terhadap aktivitas belajar matematika yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran ekspositori. H 1 : µ 1 µ 2, artinya minat siswa terhadap aktivitas belajar matematika yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining berbantuan CD interaktif lebih tinggi dari minat siswa terhadap aktivitas belajar matematika yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran ekspositori. Karena dalam hal ini  tidak diketahui maka rumus yang digunakan dalam hipotesis ini adalah sebagai berikut. dimana Sudjana, 2002: 239. 2 1 2 1 1 1 n n s x x t    2 1 1 2 1 2 2 2 2 1 1 2       n n s n s n s Keterangan : 1 : rata- rata skor minat kelas eksperimen 2 : rata- rata skor minat kelas kontrol 1 2 : varians skor minat kelas eksperimen 1 2 : varians skor minat kelas kontrol n 1 : jumlah anggota kelas eksperimen n 2 : jumlah anggota kelas kontrol Kriteria pengujiannya terima H , jika t t 1- α dan tolak H jika t mempunyai harga-harga lain. Derajat kebebasan untuk daftar distribusi t ialah n 1 + n 2 - 2 dan peluang 1- α Sudjana, 2002: 243.

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan di SMP Negeri 3 Pangkalpinang pada materi Luas Permukaan Bangun Ruang Sisi Datar diperoleh hasil sebagai berikut.

5.1.1. Analisis Data Tahap Awal

5.1.1.1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk menentukan apakah semua data sampel berdistribusi normal atau tidak. Data awal yang digunakan untuk menguji kenormalan kedua kelompok sampel adalah nilai Ujian Akhir Semester 1. Sampel dinyatakan normal jika � 2 � 2 1−∝ −3 dengan = – 3 dan α = 5 . Hasil uji normalitas data awal disajikan pada tabel 4.1. Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas Data Awal Kelas χ 2 dk � −∝ − Kriteria Eksperimen 3,32 7 – 3 = 4 9,49 Beristribusi Normal Kontrol 7,49 7 – 3 = 4 9,49 Beristribusi Normal Dari tabel di atas dapat terlihat bahwa sampel berdistribusi normal. Karena kedua data sampel berdistribusi normal maka untuk analisis selanjutnya dapat digunakan teknik statistik parametrik. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 3 dan 4. 65

Dokumen yang terkait

Pengaruh penggunaan media pembelajaran cd interaktif terhadap pemahaman konsep lingkaran siswa

1 16 0

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KNISLEY DENGAN METODE BRAINSTORMING BERBANTUAN CD PEMBELAJARAN TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA KELAS X

16 122 333

Model Pembelajaran Kooperatif Student Facilitator and Explaining (SFE) dengan Peta Konsep dalam Peningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa. (Kuasi Eksperimen di SMP Jayakarta)

0 2 225

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY PADAPEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK Penerapan Model Pembelajaran Two Stay Two Stray Pada Pembelajaran Student Facilitator And Explaining Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Prestasi Belajar

0 1 15

KEEFEKTIFAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SENI RUPA MATERI RELIEF SISWA KELAS IV SD GUGUS PIERRETENDEAN KENDAL

0 0 62

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING BERBANTUAN MIND MAP DALAM MEREMEDIASI MISKONSEPSI GETARAN

0 0 13

View of UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SISTEM KOORDINASI DAN ALAT INDRA PADA MANUSIA DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING

0 0 11

Pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe student facilitator and explaining terhadap pemahaman matematik peserta didik

0 0 6

PENERAPAN KOMBINASI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING DAN COURSE REVIEW HOREY TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA KELAS IX SMPN 14 MAKASSAR

0 0 85

PENGARUH PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DAN PERCAYA DIRI SISWA

0 0 18