Uji Homogenitas Kesamaan Dua Varians Uji Hipotesis

5.1.2.2. Uji Homogenitas Kesamaan Dua Varians

Uji kesamaan dua varians dilakukan untuk mengetahui apakah data hasil tes kemampuan pemahaman konsep siswa memiliki varians yang sama atau tidak. Data dinyatakan memiliki varians yang tidak berbeda H diterima jika 12 � 1, 2 sedangkan derajat kebebasan 1 dan 2 masing-masing dengan dk pembilang 1 = 34 – 1 = 33 dan dk penyebut 2 =34 – 1= 33 dan =5. Hasil uji kesamaan dua varians disajikan dalam tabel 4.3. Tabel 4.3 Hasil Uji Kesamaan Dua Varians Data Varians s 2 F � � , Kriteria Eksperimen Kontrol Hasil tes 222,00 155,58 1,43 2,00 Homogen Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa kedua kelas memiliki varians yang sama. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 51.

5.1.2.3. Uji Hipotesis

5.1.2.3.1. Uji Hipotesis ke-1 Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah hasil tes kemampuan pemahaman konsep siswa kelas eksperimen dapat mencapai kriteria ketuntasan klasikal atau tidak. Hasil tes kemampuan pemahaman konsep siswa dikatakan mencapai kriteria ketuntasan klasikal apabila persentase siswa yang mencapai ketuntasan individual 70 minimal sebesar 75 dari jumlah siswa. Setelah dihitung, hasil tes kemampuan pemahaman konsep siswa kelas eksperimen telah mencapai kriteria ketuntasan klasikal, yaitu persentase siswa yang mencapai kriteria ketuntasan individual 70 sebesar 85,29. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.5 di bawah ini. Ketuntasan belajar klasikal kelas eksperimen disajikan dalam Tabel 4.4 berikut ini. Tabel 4.4 Ketuntasan Belajar Klasikal Kelas Jumlah Rerata Tuntas Tuntas Kriteria Eksperimen 34 77,65 29 85,29 Tuntas Selain itu, hasil perhitungan di atas diperkuat oleh hasil analisis uji proporsi : satu pihak pihak kanan yang memperoleh nilai = 1,84 dan dengan taraf nyata 5 diperoleh z 0,5-  = 1,64. Karena z ≥ z 0,5-  maka H ditolak. Artinya hasil tes kemampuan pemahaman konsep siswa dengan menggunakan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining berbantuan CD interaktif telah mencapai kriteria ketuntasan klasikal. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 52. 5.1.2.3.2. Uji Hipotesis ke-2 Uji hipotesis ke-2 adalah uji kesamaan dua rata-rata: satu pihak pihak kanan yang bertujuan untuk mengetahui apakah rata-rata hasil tes kemampuan pemahaman konsep kelas eksperimen lebih baik daripada rata-rata hasil tes kemampuan pemahaman konsep pada kelas kontrol. Rata-rata hasil tes kemampuan pemahaman konsep kelas eksperimen dapat dikatakan lebih baik daripada rata-rata hasil tes kemampuan pemahaman konsep pada kelas kontrol jika H ditolak atau t t 1- α.. Berdasarkan hasil perhitungan uji kesamaan dua rata- rata: satu pihak pihak kanan diperoleh nilai t = 5,05 dan t 1- α = 1,997 dengan demikian 1 −  . Ini berarti H ditolak dan H 1 diterima. Artinya rata-rata hasil tes kemampuan pemahaman konsep siswa kelas eksperimen lebih baik daripada rata-rata hasil tes kemampuan pemahaman konsep kelas kontrol. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 53. Rata-rata hasil tes kemampuan pemahaman konsep kelas eksperimen dan kontrol disajikan dalam tabel 4.5 di bawah ini. Tabel 4.5 Hasil Tes Kemampuan Pemahaman Konsep Kelas Rata-rata Eksperimen 77,65 Kontrol 63,85 5.1.2.3.3. Uji Hipotesis ke-3 Uji hipotesis ke-3 bertujuan untuk menguji apakah minat siswa terhadap aktivitas belajar matematika setelah mendapatkan pembelajaran dengan model Student Facilitator and Explaining berbantuan CD interaktif lebih tinggi daripada minat siswa terhadap aktivitas belajar matematika setelah mendapatkan pembelajaran dengan model ekspositori. Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut: H : µ 1 ≤ µ 2, artinya minat siswa terhadap aktivitas belajar matematika yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining berbantuan CD interaktif tidak lebih tinggi dari minat siswa terhadap aktivitas belajar matematika yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran ekspositori. H 1 : µ 1 µ 2, artinya minat siswa terhadap aktivitas belajar matematika yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining berbantuan CD interaktif lebih tinggi dari minat siswa terhadap aktivitas belajar matematika yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran ekspositori. Minat siswa terhadap aktivitas belajar matematika setelah mendapatkan pembelajaran dengan model Student Facilitator and Explaining berbantuan CD interaktif dapat dikatakan lebih tinggi dari minat siswa terhadap aktivitas belajar matematika setelah mendapatkan pembelajaran dengan model ekspositori jika ditolak atau t t 1- α. Berdasarkan hasil perhitungan uji kesamaan dua rata-rata: satu pihak pihak kanan diperoleh nilai t = 3,602 dan t 1- α = 0,063 dengan demikian 1 −  . Ini berarti H ditolak dan H 1 diterima. Artinya minat siswa terhadap aktivitas belajar matematika setelah mendapatkan pembelajaran dengan model Student Facilitator and Explaining berbantuan CD interaktif lebih tinggi dari minat siswa terhadap aktivitas belajar matematika setelah mendapatkan pembelajaran dengan model ekspositori. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 55. Persentase minat pada kelas eksperimen dan kelas kontrol di sajikan pada tabel 4.6 berikut ini. Tabel 4.6 Persentase Minat Pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Kelas Kurang berminat Cukup Berminat Berminat Sangat Berminat Rata- Rata Kriteria Eksperimen 20,59 64,71 14,71 70 Berminat Kontrol 8,82 50 41,18 2,94 5 59 Cukup Berminat

5.2. Pembahasan

5.2.1. Hasil Kriteria Ketuntasan Klasikal Kelas Eksperimen

Setelah dilakukan analisis hasil tes kemampuan pemahaman konsep, nilai tes kemampuan pemahaman konsep siswa kelas eksperimen telah mencapai kriteria ketuntasan klasikal, yaitu persentase siswa yang mencapai kriteria ketuntasan individual 70 sebesar 85,29. Dari hasil penelitian diperoleh z = 1,84. Dengan taraf nyata 5 diperoleh z 0,5-  = 1,64. Karena z ≥ z 0,5-  maka H ditolak, dengan kata lain hasil tes kemampuan pemahaman konsep siswa dengan menggunakan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining berbantuan CD interaktif telah mencapai kriteria ketuntasan klasikal. Ketercapaian ini disebabkan oleh beberapa hal antara lain siswa merasa antusias dalam mengikuti pelajaran. Karena mereka dapat menemukan permasalahan yang diberikan dengan cara berdiskusi dan menemukan ide mereka di depan kelas melalui ringkasan materi yang mereka buat secara kelompok. Melalui ringkasan yang mewakili ide-ide yang mereka temukan sendiri itu akan lebih diingat oleh siswa daripada saat guru menjelaskannya, karena mereka berfikir secara mandiri dan diungkapkan dengan bahasa mereka sendiri. Hal ini sejalan dengan Diah 2012: 2 bahwa ketika siswa dituntut untuk dapat menerangkan kepada siswa lain, maka siswa akan lebih paham terhadap materi yang mereka sajikan. Selain melalui ringkasan materi di kertas asturo, guru melakukan penguatan dengan menampilkan materi melalui CD interaktif yang membuat mereka semakin yakin dengan kebenaran yang mereka temukan. Selain itu

Dokumen yang terkait

Pengaruh penggunaan media pembelajaran cd interaktif terhadap pemahaman konsep lingkaran siswa

1 16 0

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KNISLEY DENGAN METODE BRAINSTORMING BERBANTUAN CD PEMBELAJARAN TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA KELAS X

16 122 333

Model Pembelajaran Kooperatif Student Facilitator and Explaining (SFE) dengan Peta Konsep dalam Peningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa. (Kuasi Eksperimen di SMP Jayakarta)

0 2 225

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY PADAPEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK Penerapan Model Pembelajaran Two Stay Two Stray Pada Pembelajaran Student Facilitator And Explaining Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Prestasi Belajar

0 1 15

KEEFEKTIFAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SENI RUPA MATERI RELIEF SISWA KELAS IV SD GUGUS PIERRETENDEAN KENDAL

0 0 62

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING BERBANTUAN MIND MAP DALAM MEREMEDIASI MISKONSEPSI GETARAN

0 0 13

View of UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SISTEM KOORDINASI DAN ALAT INDRA PADA MANUSIA DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING

0 0 11

Pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe student facilitator and explaining terhadap pemahaman matematik peserta didik

0 0 6

PENERAPAN KOMBINASI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING DAN COURSE REVIEW HOREY TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA KELAS IX SMPN 14 MAKASSAR

0 0 85

PENGARUH PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DAN PERCAYA DIRI SISWA

0 0 18