III. METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di lahan kering dataran tinggi yang ada di Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung Lampiran 1 dan 2. Pelaksanaan
penelitian dari bulan Desember 2004 sampai Desember 2005. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan dengan sengaja
purposive dengan pertimbangan: 1 merupakan areal pertanian, perkebunan, dan hutan sekunder di lahan kering
dataran tinggi, 2 di daerah tersebut saat ini sudah terjadi peningkatan luas areal usahatani tanaman semusim yang intensif sehingga penggarapan lahan sudah
sampai pada lereng dengan kecuraman tinggi, dan 3 daerah ini merupakan sentra produksi tanaman sayur-mayur terutama kentang di Propinsi Jawa Barat.
3.2. Teknik Pengambilan Sampel
Populasi yang diteliti adalah adalah petani yang mengusahakan usahatani
sayuran, terutama kentang, di lahan kering dataran tinggi kecamatan Pangalengan. Di lokasi penelitian daftar nama petani sayuran diperoleh dari Koperasi Unit Desa
KUD dan petugas penyuluh pertanian lapangan PPL kecamatan Pangalengan. Pemilihan sampel penelitian didasarkan atas daftar nama-nama petani tersebut.
Dengan demikian, nama-nama petani yang ada di dalam daftar merupakan kerangka sampel
sampling frame untuk penelitian ini. Tidak ada data berbagai atribut pada daftar nama petani. Jumlah populasi 1148 orang. Metode pengambilan
sampel dilakukan secara acak sederhana simple random sampling. Sampel
diambil secara acak dari nama-nama yang ada dikerangka sampel. Jumlah sampel
yang diambil sebanyak 180 petani ± 15 dari 1148 orang. Banyaknya sampel dari masing-masing desa ditentukan secara proporsional. Jumlah sampel masing-
masing desa tertera pada Tabel 2. Pertimbangan jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini berdasarkan: a jumlah pengamatan yang mencukupi untuk keperluan
analisis regresi, b ketersediaan biaya, dan c homogenitas sampel. Yang
dimaksud homogenitas sampel dalam penelitian ini adalah kondisi biofisik ke 13 desa dalam satu kecamatan relatif sama karena letaknya tidak berjauhan. Cara
bertanibudidaya petani usahatani sayuran Pangalengan juga sama.
Untuk mengetahui kondisi lahan respoden -kemiringan lereng lahan - dilakukan dengan mengukur langsung kemiringan lereng di lahan responden dengan
menggunakan abney level dan sekaligus melihat peluang adopsi konservasi tanah
dari responden. Konservasi tanah dalam penelitian ini dibatasi pada konservasi tanah secara mekanik berupa penanaman tanaman pada guludan searah kontur dan
penanaman tanaman dengan teras. Responden dikatakan sudah menerapkan konservasi tanah bila menanam tanaman pada guludan searah kontur maupun
menanam tanaman dengan teras. Sedangkan usahatani yang menanam sayuran pada guludan searah lereng dikategorikan sebagai usahatani yang tidak
mengadopsi teknik konservasi tanah. Penentuan kategori di atas didasarkan atas sistem penanaman sayuran yang umum dilakukan petani Pangalengan dan juga
berdasarkan hasil berbagai penelitian terdahulu yang menunjukkan penanaman pada guludan searah lereng menghasilkan erosi yang lebih besar dibandingkan
penanaman pada guludan searah kontur. Petugas Penyuluh Pertanian Lapangan PPL juga diwawancarai untuk melengkapi informasi yang dicari. Jumlah PPL yang
ada di wilayah penelitian sebanyak empat orang. Untuk lebih jelas, jumlah sampel PPL dan sampel tiap desa dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2 Jumlah sampel PPL dan petani tiap desa Uraian
Jumlah sampel Teknik Pengambilan
Sampel Responden
a. PPL b. Petani
4 180
Lamajang 9, Warnasari 20, Sukamanah 18, Margamekar 12, Margamukti 10, Pangalengan 20,
Sukaluyu 11, Margaluyu 12, Tribaktimulya 10, Pulosari 16, Margamulya 27, Banjarsari 8,
Wanasuka 7 Disengaja
Acak sederhana
3.3. Jenis dan Sumber Data
Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Data primer
yang digunakan dalam penelitian merupakan data cross sectional dengan
responden rumahtangga petani sayuran. Data diperoleh dengan metode wawancara kepada resonden yang terpilih dan dilakukan di lahan saat petani melakukan
aktivitasnya dengan daftar pertanyaan kuesioner yang meliputi: