Kelayakan Finansial Pola Usaha I Analisis Switching Value

gaji pemilik. Manajer diberi upah sebesar Rp 700 000 per bulannya yang mengawasi kerja karyawan dan sebagai tenaga ahli. Karyawan diberi upah Rp 400 000 per bulan. Serta biaya perawatan kolam Rp 12 500 perbulan. Tabel 8 menyajikan komponen biaya tetap pada pola usaha I. Tabel 8. Biaya Tetap Pola Usaha I Per Periode No Perincian Harga Rpunit Kebutuhan Periode Total Harga Rp 1 Gaji Manajer 700 000bulan 4 bulan 2 800 000 2 Gaji karyawan 400 000bulan 4 bulan 1 600 000 3 Perawatan kolam 12 500bulan 4 bulan 60 000 Total 4 460 000

7.1.3 Kelayakan Finansial Pola Usaha I

Kriteria kelayakan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi Net Present Value, Net Benefit Cost Ratio, Internal Rate of Return dan Payback Periode. Berdasarkan hasil perhitungan terhadap analisis finansial pada tingkat diskonto 8,75 persen, diperoleh NPV sebesar Rp 35 883 920. Nilai ini menunjukan bahwa keuntungan yang diperoleh pada kegiatan usaha pembenihan lobster air tawar ini adalah sebesar Rp 35 883 920 selama 10 tahun menurut nilai sekarang. Nilai Net BC yang diperoleh adalah 3,22 yang berarti untuk setiap satu rupiah yang diinvestasikan atau dikeluarkan akan memberikan manfaat sebesar Rp 3,22. IRR yang diperoleh yaitu 50 persen menunjukan bahwa tingkat suku bunga atau tingkat diskonto 50 persen merupakan tingkat diskonto yang menghasilkan nilai NPV sama dengan nol. Dengan melakukan perhitungan payback periode, dapat diketahui bahwa masa yang dibutuhkan untuk mengembalikan nilai invesatsi adalah selama 3,21 tahun. Berdasarkan nilai kriteria investasi, maka dapat dinyatakan bahwa usaha pembenihan lobster air tawar layak untuk diusahakan. Hasil perhitungan analisis finansial pola usaha I dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Hasil Analisis Finansial Pola Usaha I Kriteria Investasi Nilai NPV Rp IRR Net BC Payback Period Tahun 35 883 920 50 3,22 3,21

7.1.4 Analisis Switching Value

Analisis switching value terhadap penurunan produksi, penurunan harga output dan kenaikan harga produksi dilakukan untuk mengetahui sampai seberapa persen penurunankenaikan harga tersebut yang dapat menyebabkan proyek tersebut tidak layak lagi untuk dilaksanakan, dengan kata lain dicari tingkat perubahan harga yang menyebabkan nilai NPV negatif terkecil NPV = 0 yang disebut nilai pengganti. Nilai presentase perubahan tersebut diperoleh dengan cara mengiterpolasikan presentase perubahan harga pembuat NPV negatif dan pembuat NPV positif dalam selang satu persen. Hasil analisis switching value pola usaha I dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Hasil Analisis Switching Value pada Pola Usaha I Pada Saat NPV = 0 Faktor Perubahan Persentase Perubahan Penurunan harga output Peningkatan harga pakan pelet Penurunan produksi 22,15 335,30 22,15 Tabel diatas menunjukan nilai- nilai kriteria investasi yang tidak layak lagi akibat adanya perubahan-perubahan pada masing- masing harga output, harga pakan pelet dan produksi. Hasil analisis switching value menunjukan bahwa nilai nol dari NPV diperoleh pada penurunan harga output sebesar 22,15 persen. Hal ini mengandung arti bahwa penurunan harga output yang masih ditoleransi oleh kelayakan usaha adalah lebih kecil dari 22,15 persen. Demikian halnya dengan analisis switching value pada penurunan produksi. Usaha pembenihan lobster air tawar tidak layak lagi NPV = 0 jika terjadi penurunan produksi sebesar 22,15 persen. Sedangkan analisis switching value terhadap kenaikan harga pakan menunjukkan NPV = 0 ketika terjadi kenaikan harga pakan sebesar 335,30 persen. 7.2 Analisis Kelayakan Finansial Pola Usaha II Pembesaran 7.2.1 Arus Penerimaan Inflow