Net BC digunakan untuk ukuran tentang efisiensi dalam penggunaan modal. Bila net BC 1 usaha dianggap layak untuk diusahakan, jika net BC 1
usaha tidak layak untuk diusahakan, dan jika net BC =1 maka biaya yang keluarkan sama dengan keuntungan yang didapatkan.
d. Payback Period
Payback Period adalah jumlah tahun yang dibutuhkan untuk menutupi pengeluaran awal. Kriteria ini mengukur kecepatan proyek dalam mengembalikan
biaya awal, maka ia menghitung arus kas yang dihasilkan dan bukan besarnya keuntungan akuntasi. Metode ini juga mengabaikan nilai waktu uang dan tidak
mendiskonto arus kas ini kembali ke masa sekarang Keown et al., 2001.
4.5 Analisis Switcing Value
Untuk mengkaji sejauh mana perubahan unsur-unsur dalam aspek finansial kegiatan usaha yang akan dijalankan, digunakan analisis switching value.
Analisis switching value akan melihat apa yang akan terjadi dengan hasil kegiatan usaha jika terjadi perubahan-perubahan dalam dasar-dasar perhitungan biaya dan
pendapatan. Dalam penelitian ini diusahakan analisis switching value untuk melihat sejauh mana perubahan pada input, output, ataupun kombinasi keduanya
dapat mengakibatkan nilai NPV sama dengan nol Gittinger, 1996.
4.6 Asumsi Dasar yang Digunakan
Untuk memudahkan ana lisis, beberapa asumsi dasar yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah sebagai berikut:
1. Umur proyek adalah 10 tahun, didasarkan pada umur ekonomis dari kolam semen.
2. Pengusaha menggunakan sumber modal sendiri. 3. Tingkat diskonto yang digunakan merupakan tingkat suku bunga deposito
Bank Indonesia pada bulan Juni 2007 sebesar 8,75 persen. 4. Biaya investasi dikeluarkan pada tahun pertama dalam penelitian ini, yakni
tahun 2007. 5. Pola Usaha yang diusahakan dibedakan berdasarkan karakteristik usaha, yaitu
Pola Usaha I adalah pembenihan usaha pemijahan sampai pembenihan, Pola Usaha II, yaitu pembesaran pengusahaan lobster air tawar dari mulai benih
ukuran lima cm sampai benih ukuran konsumsi, dan Pola Usaha III adalah pengusahaan lobster air tawar mulai dari pemijahan sampai pembesaran. Pola
Usaha I, dan II adalah pola usaha yang benar-benar terjadi dilapangan di lokasi penelitian, sedangkan Pola Usaha III merupakan pola usaha rancangan
yang didasarkan pada data di lapangan. 6. Inflow dan Outflow merupakan proyeksi yang berdasarkan pada penelitian dan
informasi yang didapatkan pada tahun 2007. 7. Lobster Air Tawar yang diusahakan yaitu jenis Redclaw Lobster capit merah
8. Lobster air tawar yang digunakan dalam cash flow yaitu semua lobster yang dijual baik itu ukuran benih, maupun ukuran konsumsi yang berasal dari lahan
baru.
9. Persiapan dalam usaha pembenihan membutuhkan waktu empat bulan, sedangkan persiapan dalam usaha pembesaran membutuhkan waktu dua
bulan. 10. Satu set indukan terdiri dari tiga ekor jantan dan lima ekor betina.
11. Tingkat kehidupan SR telur menjadi benih sebesar 95 persen, SR benih lobster sampai ukuran lima cm sebesar 85 persen, dan SR dari ukuran lima cm
sampai ukuran siap konsumsi sebesar 85 persen. Tingkat kehidupan lobster diambil berdasarkan rata-rata yang terjadi di tempat penelitian.
12. Berat lobster ukuran konsumsi dalam waktu enam bulan yaitu 100 gram per ekor, dan berat lobster ukuran konsumsi dalam waktu empat bulan yaitu 50
gram per ekor. 13. Harga yang digunakan adalah harga konstan. Harga dan input merupakan
harga yang berlaku pada tahun 2007 dan harga dari output merupakan harga jual pada tahun penelitian yaitu Rp 1 500 per ekor untuk ukuran lima cm dan
Rp 150 000 per kg untuk ukuran konsumsi. Petani menjual induk lobster jika umur induk dua tahun. Induk dijual sebagai lobster konsumsi. Berat lobster
indukan adalah 150 gram per ekor. 14. Total produksi merupakan jumlah lobster yang dihasilkan dalam satu tahun.
Nilai total penjualan merupakan jumlah produksi yang dihasilkan dalam satu tahun dikalikan dengan harga jualnya.
13.
Analisis data menggunakan data pajak penghasilan yang dikenakan berdasarkan tarif pajak menurut UU Republik Indonesia No. 17 tahun 2000
Tentang Tarif Umum PPh Wajib Pajak Badan Dalam Negeri dan Bentuk Usaha Tetap.
V . GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
5.1 Sejarah dan Perkembangan CV. Vizan Farm