Analisis Finansial Aspek Sosial

d. Aspek Sosial

Analisis proyek dipandang bukan hanya dari sudut pandang perusahaan yang akan melaksanakan proyek tersebut, tetapi juga harus memperhatikan dampak yang ditimbulkan dan pengaruhnya terhadap lingkungan, masyarakat, dan negara. Oleh karena itu, usaha budidaya lobster air tawar akan memberikan beberapa dampak terhadap lingkunga n, masyarakat dan negara.

3.1.2 Analisis Finansial

Analisis finansial merupakan salah satu pendekatan yang digunakan untuk melakukan analisis proyek. Analisis finansial adalah analisis yang melihat proyek dari sudut pandang individu yang secara langsung terlibat dalam proyek Gray et al., 1997. Analisis finansial adalah suatu analisis yang membandingkan antara biaya-biaya dengan manfaat benefit untuk menentukan apakah suatu proyek akan menguntungkan selama umur proyek Gittinger, 1996. Dalam analisis finansial, proyek dilihat dari sudut badan-badan atau orang- orang yang menanam modalnya dalam proyek atau yang berkepentingan langsung dalam proyek. Dalam analisis finansial yang diperhatikan adalah hasil untuk modal saham yang ditanam dalam proyek, ialah hasil yang harus diterima oleh para petani, pengusaha, perusahaan swasta, suatu badan pemerintah, atau siapa saja yang berkepentingan dalam pembangunan proyek. Hasil finansial sering juga disebut private return Kadariah et al., 1999. Kriteria analisis finansial terdiri dari dua bagian yaitu undiscounted criterion dan dinscounted criterion. Undiscounted criterion tidak mengkonversi nilai uang yang akan diperoleh dikemudian hari dengan nilai sekarang. Perbedaan antara kedua kategori ini adalah kriteria non-diskonto tidak menyertakan konsep time value of money sebagaimana yang diterapkan pada kriteria diskonto. Ukuran manfaat yang tidak berdiskonto mempunyai kelemahan umum, yaitu ukuran- ukuran tersebut belum mempertimbangkan secara lengkap mengenai lamanya arus manfaat yang diterima. Sedangkan kriteria diskonto merupakan suatu teknik yang dapat “menurunkan” manfaat yang diperoleh pada masa yang akan datang dan arus biaya menjadi “nilai biaya pada masa yang akan datang” Gittinger, 1996. Kriteria analisis finansial yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode discounted criterion. Kriteria ini mengkonversi nilai uang yang akan diperoleh dikemudian hari dengan nilainya sekarang. Kriteria ini memasukan pengaruh waktu terhadap nilai uang. Tingkat suku bunga yang digunakan untuk mendiskontokan manfaat dan biaya-biaya haruslah mencerminkan opportunity cost of capital, yaitu tingkat pengembalian rate of return investasi alternatif proyek lainnya Kadariah et al., 1999. Pada kenyataannya sulit untuk menentukan proyek alternatif yang dianggap sebagai patokan untuk menyatakan pemilihan tingkat diskonto. Sehubungan dengan metode Discounted Cash Flow, terdapat beberapa tolak ukur penilaian suatu investasi, yaitu : 1. Net Present Value NPV, merupakan nilai sekarang dari selisih antara penerimaan dan biaya pada tingkat diskonto tertentu. Penggunaan kriteria NPV ditujukan untuk mengetahui gambaran nilai bersih suatu proyek. Suatu bisnis dikatakan layak bila NPV lebih besar dari nol dan semakin besar NPV menunjukan semakin layak bisnis tersebut untuk dilaksanakan. Sebaliknya apabila NPV dibawah nol, maka menunjukan bahwa bisnis tidak layak untuk diusahakan karena kegiatan usaha tersebut tidak menguntungkan. 2. Internal Rate Return IRR, merupakan tingkat diskonto pada saat NPV sama dengan nol. Penghitungan IRR dimaksudkan untuk mengetahui nilai tingkat suku bunga sosial yang membuat NPV proyek sama dengan nol. Tingkat suku bunga tersebut adalah tingkat suku bunga maksimum apabila modal yang digunakan didepositokan ke bank. Adapun pembanding yang digunakan untuk mengukur kelayakan berdasarkan IRR adalah tingkat suku bunga yang telah ditentukan. Suatu bisnis dikatakan layak bila dapat memberikan nilai IRR yang lebih besar dari tingkat suku bunga yang berlaku. Sebaliknya suatu bisnis dinyatakan tidak layak bila nilai IRR lebih kecil dari tingkat suku bunga yang berlaku. Pada uji kelayakan ini tingkat suku bunga yang digunakan adalah 8,75 persen. Angka ini diperoleh dari rata-rata suku bunga deposito yang diberikan oleh Bank Indonesia. 3. Net Benefit Coat Ratio Net BC, merupakan angka pembanding antara jumlah present value yang bernilai positif dengan jumlah present value yang bernilai negatif. Kriteria investasi Net BC digunakan untuk mengetahui sampai sejauh mana manfaat yang diterima ole h bisnis dapat menutup seluruh biaya yang dikeluarkan dan mempunyai modal lagi bagi kelanjutannya. Suatu bisnis dikatakan layak berdasarkan kriteria investasi ini, apabila nilai Net BC 1. Sebaliknya, nilai Net BC 1, menunjukkan bahwa manfaat yang diperoleh adalah lebih kecil dari pada biaya yang dikeluarkan. Net BC = 1 berarti besarnya manfaat yang diperoleh adalah sama besarnya dengan biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan manfaat tersebut. 4. Masa pengembalian investasi payback periode, merupakan kriteria tambahan dalam analisis kelayakan untuk melihat periode waktu yang diperlukan dalam melunasi seluruh pengeluaran investasi. Kriteria Payback Periode digunakan untuk mengetahui tingkat kecepatan modal investasi yang dikeluarkan dapat kembali. Semakin cepat modal dapat kembali, semakin baik untuk membiayai kegiatan lain. Dalam kriteria ini, suatu bisnis dikatakan layak apabila bisnis tersebut dapat mengembalikan modal sebelum berakhirnya umur proyek tersebut. Sebaliknya, suatu bisnis dikatakan tidak layak jika bisnis tersebut tidak dapat mengembalikan modal sampai saat proyek berakhir.

3.1.3 Analisis Switching Value