Hubungan antara Nilai Budaya “Menjunjung Tinggi Semangat Hubungan antara Nilai Budaya “Menghargai Kreativitas

Karyawan senantiasa tetap menjaga standar profesionalisme yang tinggi dalam memberikan pelayanan. Karyawan bertanggung jawab atas risiko dan hasil kerja sesuai dengan bidangnya. Pertanggungjawaban yang diminta perusahaan kepada karyawannya akan mendorong karyawan untuk meningkatkan kinerja mereka.

4. Hubungan antara Nilai Budaya “Menjunjung Tinggi Semangat

Kerja Sama dalam Kelompok” dengan Kinerja Karyawan Hubungan antara nilai budaya “menjunjung tinggi semangat kerja sama dalam kelompok” dengan kinerja karyawan adalah hubungan yang nyata dan positif. Hal ini diperlihatkan dari perolehan nilai peluang p sebesar 0,001 0,01 yang berarti nyata pada taraf 1 dan tentunya nyata pada taraf 5 dan 10. Nilai korelasi r positif sebesar 0,531 menunjukkan bahwa hubungan yang sedang antara nilai budaya “menjunjung tinggi semangat kerja sama dalam kelompok” dengan kinerja karyawan. Hal ini dapat diartikan, semakin tinggi kerja sama yang dilakukan karyawan maka dapat meningkatkan kinerja karyawan. Walaupun terdapat persaingan diantara karyawan, namun jika ada karyawan yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan pekerjaannya maka sebagai rekan kerja mereka tidak segan untuk memberikan bantuan dan saran yang dibutuhkan. Menyelesaikan pekerjaan secara bersama-sama akan terasa lebih mudah dan dapat memberikan hasil yang jauh lebih baik, karena dalam hal ini kinerja karyawan pun cenderung akan meningkat. Perusahaan menyadari akan perlunya ditanamkan dan ditingkatkan rasa kesatuan di seluruh jajaran Pos Indonesia. Pencapaian tujuan yang telah ditetapkan hanya akan berhasil dicapai bila semua unit organisasi saling bekerja sama dan saling membantu satu dengan yang lainnya.

5. Hubungan antara Nilai Budaya “Menghargai Kreativitas

Pribadi” dengan Kinerja Karyawan Berdasarkan hasil uji korelasi antara nilai budaya “menghargai kreativitas pribadi” dengan kinerja karyawan, diperoleh nilai peluang p sebesar 0,121 dan nilai korelasi r positif sebesar 0,267. Hal ini menunjukkan, walaupun terdapat kecenderungan hubungan yang rendah antara nilai budaya “menghargai kreativitas pribadi” dengan kinerja karyawan, namun hubungan ini tidak nyata. Hal ini ditunjukkan dengan nilai p yang lebih besar dari taraf nyata sebesar 0,1. Maka, dapat diartikan semakin baik atau tidak perusahaan menghargai kreativitas karyawannya, hal ini tidak berhubungan ataupun merubah kinerja karyawan. Perusahaan dinilai karyawan sudah baik dalam memberikan kebebasan berkreativitas bagi karyawannya. Perusahaan mau mendengar ide dan usulan karyawan, memberi kesempatan kepada karyawan untuk memperdalam bidang yang ditekuninya ataupun memberi kesempatan karyawan mengikuti program pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan karyawan. Namun, berdasarkan hasil uji korelasi, semakin baik atau tidak perusahaan menghargai kreativitas karyawannya, hal ini tidak nyata berhubungan dengan kinerja karyawan. Hal ini dapat disebabkan, misalnya pendidikan dan pelatihan yang diberikan kepada karyawan tidak dapat diikuti dengan baik oleh karyawan, sehingga hal ini tidak memberikan perubahan terhadap kinerja karyawan tersebut.

6. Hubungan antara Nilai Budaya “Ikatan Lestari Diantara Seluruh