Tabel 19. Rekapitulasi persepsi responden terhadap pelaksanaan nilai-nilai budaya perusahaan
No Indikator Rataan Penilaian
1 Selalu berusaha mencapai yang
terbaik 4,10
Baik 2
Senantiasa melihat kedepan dan belajar dari pengalaman
3,89 Baik
3 Bertanggung jawab kepada pihak-
pihak yang berkepentingan 4,31
Sangat Baik
4 Menjunjung tinggi semangat kerja
sama dalam kelompok 3,86
Baik 5 Menghargai
kreativitas pribadi
3,88 Baik
6 Ikatan lestari diantara seluruh jajaran
insan Pos Indonesia, beserta seluruh keluarga
3,65 Baik
7 Perhatian yang tulus
4,55 Sangat
Baik 8
Bangga sebagai insan Pos Indonesia 4,00
Baik
Kesimpulan 4,41 Sangat
Baik
4.4.2. Faktor Stressors Kerja
Stres kerja adalah perasaan tertekan yang dialami karyawan dalam menghadapi pekerjaannya, yang disebabkan oleh berbagai
stressosrs yang datang dari lingkungan kerja Ie, 2004. Tinggi
rendahnya tingkat stres kerja tergantung dari manajemen stres yang dilakukan oleh individu dalam mengendalikan stressors pekerjaan
tersebut. Stres kerja adalah salah satu faktor yang dapat menurunkan kinerja karyawan . Oleh karena itu penting untuk mengetahui sumber-
sumber stres stressors kerja apa saja yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan.
Gibson, et al. 1996, terdapat berbagai stressors kerja yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan, beberapa diantaranya yaitu
konflik kerja, beban dan waktu kerja, karakteristik tugas serta pengaruh dukungan dan kepemimpinan. Berikut uraian bagaimana
persepsi responden karyawan Divisi Pemasaran dan BMS Kantor Pos Jakarta Selatan terhadap keempat variabel stressors kerja tersebut.
1 Konflik kerja. Konflik kerja adalah ketidaksetujuan antara dua atau lebih
anggota organisasi atau kelompok-kelompok dalam organisasi yang timbul karena mereka harus menggunakan sumber daya
secara bersama-sama atau karena mereka mempunyai status, tujuan, nilai-nilai dan persepsi yang berbeda. Konflik kerja juga
merupakan kondisi yang dipersepsikan ada diantara dua pihak atau lebih dimana merasakan adanya ketidaksesuaian tujuan dan
peluang untuk pencapaian tujuan yang telah ditetapkan Gibson et al
., 1996. Berdasarkan Tabel 20, dapat dilihat dengan bobot sebesar
2,80 responden menilai bahwa terdapat hubungan yang tidak baik antara atasan dan karyawan dengan tingkatan yang cukup tinggi.
Berdasarkan wawancara dengan beberapa responden, didapatkan bahwa terkadang terjadi perselisihan pendapat antara karyawan
dengan atasan dimana hal ini cukup memicu timbulnya stres pada karyawan. Bobot nilai sebesar 2,69 menunjukkan persepsi
responden bahwa atasan terkadang kurang adil dalam pembagian order pekerjaan kepada karyawannya. Karyawan merasa bahwa
karyawan yang tidak memiliki hubungan baik dengan atasan atau mereka yang seringkali berselisih pendapat dengan atasan kurang
mendapat perhatian atasan dalam pembagian pekerjaan. Atasan biasanya lebih memilih untuk menyerahkan pekerjaan yang ada
kepada karyawan yang memiliki kedekatan atau hubungan baik dengan dirinya.
Bobot nilai sebesar 2,71 menunjukkan persepsi responden bahwa terkadang pekerjaan yang ada kurang dikoordinasikan
dengan baik sehingga sedikit menghambat pencapaian target yang diharapkan. Karyawan terkadang merasakan adanya kekurangan
pada diri sendiri, terlebih jika melihat keberhasilan yang dicapai oleh orang lain. Hal ini ditunjukkan dengan bobot nilai sebesar
2,94. Jika melihat kesuksesan orang lain dalam pekerjaannya,
terkadang karyawan merasa bahwa dirinya tidak memiliki kemampuan untuk menyelesaikan pekerjaan sebaik yang dilakukan
oleh orang lain. Bobot nilai sebesar 2,29 menunjukkan persepsi responden
bahwa gaji yang tidak mencukupi kebutuhan cukup dapat membuat mereka malas untuk bekerja. Responden menilai tingkat keresahan
yang terjadi akibat persaingan yang tidak sehat diantara rekan kerja cukup tinggi. Beberapa karyawan mengakui walaupun mereka
berusaha untuk membina kerja sama sebaik mungkin namun persaingan untuk menjadi yang terbaik pun terkadang menjadi
pemicu timbulnya stres dalam bekerja. Hal ini ditunjukkan dengan bobot nilai sebesar 3,20.
Secara keseluruhan, responden menilai bahwa konflik kerja merupakan salah satu faktor penyebab stres stressor yang cukup
tinggi dirasakan oleh karyawan. Hal ini ditunjukkan dengan bobot nilai sebesar 2,77.
2 Beban dan waktu kerja. Beban kerja adalah keadaan dimana karyawan dihadapkan
pada banyak pekerjaan yang harus dikerjakan dan tidak mempunyai cukup waktu untuk menyelesaikan beban pekerjaan.
Karyawan merasa tidak memiliki kemampuan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut karena standar pekerjaan yang
terlalu tinggi. Waktu kerja adalah karyawan dituntut untuk segera menyelesaikan tugas pekerjaan sesuai dengan yang telah
ditentukan. Ketika melakukan pekerjaannya karyawan merasa dikejar oleh waktu untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut
Gibson et al., 1996. Berdasarkan Tabel 21, dengan bobot nilai sebesar 2,11
responden menilai bahwa tuntutan tugas yang memberatkan dapat membuat mereka frustasi dan dapat menimbulkan stres kerja.
Namun, tuntutan tugas yang berat ini kurang tinggi dirasakan oleh
mereka. Melalui wawancara yang dilakukan, beberapa karyawan mengakui sudah terbiasa dengan tuntutan tugas yang diberikan
kepada mereka. Tekanan dari berbagai macam peraturan pun dirasakan karyawan kurang tinggi dalam menimbulkan stres. Hal
ini ditunjukkan dengan bobot nilai sebesar 2,06. Bobot nilai 2,94 menunjukkan persepsi responden bahwa
keuntungan yang tidak sebanding dengan kerja keras yang telah dilakukan dirasakan cukup tinggi dalam menimbulkan stres kerja.
Target waktu dalam menyelesaikan pekerjaan dirasakan responden kurang tinggi dalam menimbulkan stres. Hal ini ditunjukkan
dengan bobot nilai sebesar 2,51. Karyawan mengaku sudah terbiasa dengan pekerjaan mereka yang dikejar oleh waktu. Secara
keseluruhan, responden menilai bahwa stressor beban dan waktu kerja kurang berpotensi dalam menimbulkan stres kerja. Hal ini
dapat terlihat dengan bobot nilai sebesar 2,41. Tabel 20. Persepsi responden terhadap konflik kerja
No Indikator SS S
CS KS
TS Rataan
1 Hubungan yang
tidak baik antara atasan dan
karyawan 2 12 6 7 8
2,80 Cukup
Tinggi 2 Pembagian
order pekerjaan yang
kurang adil kepada para karyawan
1 8 13 5 8 2,69
Cukup Tinggi
3 Pengkoordinasian pekerjaan yang
kurang baik 3 5 11
11 5 2,71
Cukup Tinggi
4 Menemukan kekurangan pada diri
sendiri. 5 7 11 5 7
2,94 Cukup
Tinggi 5
Gaji yang tidak mencukupi kebutuhan
3 3 8 8 13 2,29
Kurang Tinggi
6 Persaingan tidak sehat
diantara rekan kerja 4 13 11 0 7 3,20
Cukup Tinggi
Total 18 48 60 36 48
2,77 Cukup
Tinggi
Tabel 21. Persepsi responden terhadap beban dan waktu kerja
No Indikator SS S
CS KS
TS Rataan
1 Tuntutan tugas
yang berat
0 5 6 12 12
2,11 Kurang
Tinggi 2
Tekanan dari banyak peraturan
0 1 10 14
10 2,06
Kurang Tinggi
3 Keuntungan tidak
sebanding dengan kerja keras yang
dilakukan 3 8 11
10 3 2,94
Cukup Tinggi
4 Target waktu dalam
bekerja yang tinggi 3 2 14 7 9
2,51 Kurang
Tinggi
Total 6 16
41 43
34 2,41
Kurang Tinggi
3 Karakteristik tugas. Karakteristik tugas adalah berbagai atribut yang melekat pada
tugas pekerjaan dan dibutuhkan seseorang untuk melaksanakan pekerjaannya. Contoh berbagai atribut tugas, yaitu: keragaman,
otonomi, identitas tugas dan umpan balik Gibson et al., 1996. Pekerjaan yang terasa membosankan dinilai responden kurang
tinggi dalam menimbulkan stres kerja. Hal ini ditunjukkan dengan bobot nilai sebesar 2,26. Karyawan merasakan pekerjaan yang ada
cenderung tidak membosankan, karena dalam bekerja mereka sering bertemu dengan banyak orang yang menjadi pelanggan
mereka. Informasi yang kurang jelas dinilai responden dengan bobot sebesar 2,57. Hal ini menunjukkan bahwa informasi yang
kurang jelas mengenai peran masing-masing karyawan dalam bekerja dirasakan kurang tinggi dalam menimbulkan stres kerja.
Begitu juga dengan tugas yang menantang yang dirasakan responden kurang tinggi dalam menimbulkan stres. Hal ini
ditunjukkan dengan bobot nilai sebesar 2,03. Karyawan yang sebagian besar sudah bekerja lebih dari 15 tahun, mengaku sudah
terbiasa dengan pekerjaan mereka sehingga pekerjaan yang ada dirasakan tidak lagi memberikan tantangan bagi mereka.
Bobot nilai sebesar 2,63 menunjukkan persepsi responden bahwa prosedur kerja yang menghambat pencapaian target
karyawan dirasakan cukup tinggi dalam menimbulkan stres kerja. Hal ini menunjukkan prosedur kerja yang ada dalam perusahaan
belum sepenuhnya dapat dilaksanakan dengan baik oleh karyawan. Peningkatan posisi yang sulit dicapai karyawan dinilai dengan
bobot sebesar 2,97. Hal ini menunjukkan persepsi responden bahwa peningkatan posisi yang sulit dicapai dirasakan cukup tinggi
dalam menimbulkan stres kerja. Beberapa karyawan mengakui peningkatan posisi dalam perusahaan yang sulit dicapai terkadang
menurunkan semangat kerja mereka. Berdasarkan uraian di atas, secara keseluruhan responden
menilai stressor karakteristik tugas dirasakan kurang tinggi dalam menimbulkan stres kerja bagi karyawan. Hal ini ditunjukkan
dengan bobot nilai sebesar 2,49. Tabel 22. Persepsi responden terhadap karakteristik tugas
No Indikator SS S
CS KS
TS Rataan
1 Pekerjaan membosankan
1 4 4 19 7 2,26
Kurang Tinggi
2 Infomasi kurang jelas
4 5 4 16 6 2,57
Kurang Tinggi
3 Peningkatan posisi
sulit dicapai 1 10 15 5 4
2,97 Cukup
Tinggi 4 Prosedur
kerja menghambat
pencapaian target 2 7 9 10 7
2,63 Cukup
Tinggi 5 Tugas
yang menantang
0 2 7 16 10
2,03 Kurang
Tinggi
Total 8 28
39 66
34 2,49
Kurang Tinggi
4 Dukungan dan kepemimpinan. Dukungan kelompok adalah menunjuk pada keadaan dimana
terdapat perasaan senasib diantara para anggota kelompok yang mengalami stres. Dukungan kelompok yang rendah dapat
menyebabkan timbulnya stres dan sebaliknya jika dukungan kelompok tinggi akan dapat mengurangi stres. Seorang pemimpin
melalui pengaruhnya dapat memberikan dampak yang sangat berarti terhadap aktivitas kerja karyawan. Para karyawan bekerja
lebih baik manakala pemimpinnya mengambil tanggung jawab lebih besar dalam memberikan pengarahan, khususnya dalam
pekerjaan yang bersifat stressfull Gibson et al., 1996. Berdasarkan Tabel 23, responden menilai bahwa lingkungan
kerja yang tidak nyaman dirasakan cukup tinggi dalam menimbulkan stres kerja. Hal ini ditunjukkan dengan bobot nilai
sebesar 2,69. Lingkungan kerja yang tidak nyaman cenderung membuat karyawan kurang semangat dalam bekerja. Tidak adanya
peranan karyawan dalam pengambilan keputusan dirasakan responden cukup tinggi dalam menimbulkan stres kerja. Hal ini
dapat dilihat dari bobot nilai sebesar 2,80. Responden memberikan bobot nilai sebesar 3,11 untuk tidak
diketahuinya penilaian atasan terhadap hasil kerja karyawan sebagai faktor yang dapat menimbulkan stres kerja. Karyawan
yang tidak mengetahui bagaimana atasan menilai hasil kerjanya akan mengalami kesulitan untuk mengukur apakah pekerjaan yang
telah diselesaikannya sudah mencapai hasil maksimal. Bobot nilai sebesar 3,08 menunjukkan persepsi responden bahwa tidak adanya
kesempatan partisipasi bagi mereka dalam pencapaian tujuan perusahaan dirasakan cukup tinggi dalam menimbulkan stres kerja.
Secara keseluruhan, responden memberikan bobot nilai sebesar 2,92 untuk stressor dukungan dan kepemimpinan. Hal ini
menunjukkan faktor dukungan dan kepemimpinan dirasakan responden cukup tinggi dalam menimbulkan stres kerja. Oleh
karena itu, dukungan dari rekan kerja dan kepemimpinan dari atasan menjadi hal yang cukup penting untuk diperhatikan dalam
mengendalikan dan mengurangi stres kerja karyawan. Tabel 23. Persepsi responden terhadap dukungan dan
kepemimpinan
No Indikator SS S
CS KS
TS Rataan
1 Lingkungan kerja
tidak nyaman 1 5 16 8 5
2,69 Cukup
Tinggi 2 Tidak
mempunyai peranan dalam
pengambilan keputusan
1 8 14 7 5 2,80
Cukup Tinggi
3 Tidak mengetahui
penilaian atasan terhadap hasil kerja
4 11 8 9 3 3,11
Cukup Tinggi
4 Tidak adanya
kesempatan berpartisipasi dalam
pencapaian tujuan perusahaan
4 7 14 8 2 3,08
Cukup Tinggi
Total 10 31
52 32
15 2,92
Cukup Tinggi
Berdasarkan uraian sebelumnya, dapat dibuat rekapitulasi mengenai persepsi responden terhadap berbagai stressors kerja
yang berpotensi menimbulkan stres kerja Tabel 24. Berdasarkan Tabel 24, dapat ditarik kesimpulan bahwa secara keseluruhan
persepsi responden terhadap keempat stressors kerja yang dikaji adalah cukup tinggi dalam menimbulkan stres kerja pada
karyawan. Hal ini ditunjukkan dengan bobot nilai sebesar 2,65. Adapun stressor yang dirasakan karyawan cukup tinggi dalam
menimbulkan stres kerja adalah faktor tidak adanya dukungan dari rekan kerja maupun kepemimpinan yang baik dari atasan. Sehingga
dapat dikatakan, rendahnya dukungan dari rekan kerja maupun rendahnya kepemimpinan yang baik dari atasan, cenderung dapat
menimbulkan stres kerja pada karyawan.
Tabel 24. Rekapitulasi persepsi responden terhadap stressors kerja
No Indikator Rataan Penilaian
1 Konflik Kerja
2,77 Cukup Tinggi
2 Beban dan Waktu Kerja
2,41 Kurang Tinggi
3 Karakteristik Tugas
2,49 Kurang Tinggi
4 Dukungan dan Kepemimpinan
2,92 Cukup Tinggi
Kesimpulan 2,65 Cukup
Tinggi
4.5. Hubungan antara Nilai-nilai Budaya Perusahaan dan Stressors Kerja