Kisdarto 2000, budaya perusahaan merupakan aturan main yang ada di dalam perusahaan yang akan menjadi pegangan bagi
SDM dalam menjalankan kewajibannya dan nilai-nilai untuk berperilaku di dalam organisasi tersebut. Budaya perusahaan dapat
juga diartikan sebagai pola terpadu perilaku manusia di dalam perusahaan, termasuk pemikiran, tindakan dan pembicaraan yang
dipelajari dan diajarkan kepada generasi berikutnya.
2.1.2. Fungsi Budaya Perusahaan
Robbins 2001, mengatakan budaya melakukan sejumlah fungsi di dalam organisasi, yaitu :
1. Budaya mempunyai suatu peran menetapkan tapal batas, artinya budaya menciptakan pembedaan yang jelas antara satu organisasi
dengan organisasi yang lain. 2. Budaya membawa suatu rasa identitas bagi anggota-anggota
organisasi. 3. Budaya mempermudah timbulnya komitmen pada sesuatu yang
lebih luas daripada kepentingan diri individual seseorang. 4. Budaya meningkatkan kemantapan sistem sosial. Budaya
merupakan perekat sosial yang membantu mempersatukan organisasi itu dengan memberikan standar-standar yang tepat
untuk apa yang harus dikatakan dan dilakukan oleh para karyawan.
5. Budaya sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang memandu dan membentuk sikap serta perilaku para karyawan.
Triguno 2003, mengemukakan beberapa manfaat dari budaya kerja, yaitu :
1. Menjamin hasil kerja dengan kualitas yang lebih baik. 2. Membuka seluruh jaringan komunikasi, keterbukaan,
kebersamaan, kegotong-royongan, kekeluargaan, menemukan kesalahan dan cepat memperbaiki kesalahan tersebut.
3. Cepat menyesuaikan diri terhadap perkembangan dari luar, yang dipengaruhi oleh berbagai faktor eksternal, seperti pelanggan,
teknologi, sosial dan ekonomi. 4. Mengurangi laporan berupa data-data dan informasi yang salah
dan palsu. 5. Meningkatkan kepuasan kerja, pergaulan yang lebih akrab,
meningkatkan disiplin, pengawasan fungsional berkurang dan sebagainya.
Fungsi budaya korporat adalah sebagai perekat sosial dalam mempersatukan anggota-anggota dalam mencapai tujuan organisasi
berupa ketentuan-ketentuan atau nilai-nilai yang harus dikatakan dan dilakukan oleh para karyawan. Budaya korporat dapat berfungsi pula
sebagai kontrol atas perilaku para karyawan Moeljono, 2003.
2.1.3. Karakteristik Budaya Perusahaan
Menurut Robbins 2001, terdapat tujuh karakteristik primer budaya organisasi, yaitu :
1 Inovasi dan pengambilan risiko. Sejauh mana para karyawan didorong untuk inovatif dan mengambil resiko.
2 Perhatian kerincian. Sejauh mana karyawan diharapkan memperlihatkan kecermatan, analisis dan perhatian kepada
rincian. 3 Orientasi hasil. Sejauh mana manjemen fokus pada hasil bukan
pada teknik dan proses yang digunakan untuk mencapai hasil itu. 4 Orientasi orang. Sejauh mana keputusan manajemen
memperhitungkan efek hasil pada orang-orang di dalam organisasi itu.
5 Orientasi tim. Sejauh mana kegiatan kerja diorganisasikan sekitar tim-tim bukan individu-individu.
6 Keagresifan. Sejauh mana orang–orang itu agresif dan kompetitif.
7 Kemantapan. Sejauh mana kegiatan organisasi menekankan dipertahankannya status quo sebagai kontras dari pertumbuhan.
Mengadopsi dari Luthans dalam Purwanto dkk., 2001, mengemukakan paling tidak terdapat enam karakteristik budaya
organisasi yang dapat diidentifikasi, yaitu : 1. Kebiasaan sikap dan perilaku yang dapat diamati.
Ketika anggota organisasi saling berinteraksi antara satu dengan yang lainnya, mereka menggunakan bahasa umum, teknologi dan
ritual yang sama. 2. Norma-norma.
Standar-standar sikap perilaku ditetapkan termasuk berbagai guideliner terhadap berapa besar suatu pekerjaan dapat
dikerjakan. 3. Nilai-nilai dominan.
Nilai-nilai umum yang sengaja didorong dan yang menjadi harapan organisasi dimana organisasi dapat menerima dan
menerapkan, contoh : loyalitas tinggi, disiplin kerja, kerja efisien dan sebagainya.
4. Filosofi. Kebijakan-kebijakan fundamental yang sengaja diciptakan
sebagai landasan moral kerja dan kredo organisasi. Contoh : pembeli adalah raja, we serve better atau setia menemani anda.
5. Aturan-aturan main. Adanya rambu-rambu bagi setiap anggota organisasi dalam
berinteraksi dapat menjalankan fungsinya dengan baik sehingga roda organisasi berjalan lancar. Terlebih bagi pendatang anggota
baru maka ia harus belajar dan menyesuaikan diri terhadap aturan main agar dapat diterima penuh oleh kelompok-kelompok dalam
organisasi.
6. Iklim organisasi. Iklim organisasi meliputi keadaan atau kondisi psikologis yang
terfokuskan melalui hubungan interaksi antar anggota organisasi secara internal maupun eksternal dengan pihak luar organisasi.
2.1.4. Budaya Perusahaan dan Kinerja