Analisis Regresi Linear Berganda

3.5.4. Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi berganda merupakan model analisis yang bertujuan mencari besarnya pengaruh peubah bebas terhadap peubah tidak bebas atau berkenaan dengan studi ketergantungan satu peubah peubah tidak bebas pada satu atau beberapa peubah lain peubah bebas. Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda, karena peubah bebas lebih dari satu. Rumus yang digunakan dalam analisis regresi berganda ini adalah seperti yang dikemukakan oleh Nazir 1988 : Y = a + a 1 x 1 + a 2 x 2 + …+ a k x k , dimana : Y = peubah tidak bebas kinerja karyawan. a = konstanta. a 1 ,a 2, …,a k = koefisien arah garis regresi. x = peubah bebas budaya perusahaan dan stressors kerja. a Koefisien Determinasi R 2 . Koefisien determinasi digunakan untuk menguji hubungan peubah X terhadap Y. Persamaan koefisien determinasi seperti dikemukakan Nazir 1988 adalah : ∑ ∑ ∑ + = 2 2 2 1 1 2 y y x a y x a R b. Uji F. Uji Fisher F-test ini dugunakan untuk menguji secara serentak apakah budaya perusahaan dan stressors kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Rumus yang digunakan dalam analisis ini adalah seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono 2004 : 1 1 2 2 − − − = k n R k R F Dimana, R = koefisien korelasi ganda. k = jumlah peubah bebas. n = jumlah anggota contoh. Taraf nyata α : 10 . Hipotesa yang digunakan : H : budaya perusahaan dan stressors kerja secara bersama- sama tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan. H 1 : budaya perusahaan dan stressors kerja secara bersama- sama berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Keputusan diambil dengan ketentuan berikut : 1. Jika nilai signifikansi α maka H ditolak. 2. Jika nilai signifikansi α maka H diterima. c. Uji t Uji t digunakan untuk menguji konstanta dari setiap peubah bebas. Hal ini berarti bahwa uji t dapat mengetahui apakah peubah bebas secara individu mempunyai pengaruh yang berarti terhadap peubah tidak bebas. Untuk mencari t hitung digunakan rumus : i i hit Sb b t = Dimana, b i = koefisien regresi masing-masing peubah. Sb i = simpangan baku dari b i 10 . Hipotesa yang digunakan : Hipotesa 1 : H : tidak ada pengaruh dari budaya perusahaan terhadap kinerja karyawan. H 1 : ada pengaruh dari budaya perusahaan terhadap kinerja karyawan. Hipotesa 2 : H : tidak ada pengaruh dari stressors kerja terhadap kinerja karyawan. H 1 : ada pengaruh dari stressors kerja terhadap kinerja karyawan. Keputusan diambil dengan ketentuan sebagai berikut : 1. Jika nilai signifikansi α, maka H ditolak. 2. Jika nilai signifikansi α, maka H diterima. 1V. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umun Perusahaan 4.1.1. Sejarah Singkat PT. Pos Indonesia Persero Pada tanggal 26 Agustus 1746 Gubernur Jenderal G.W Baron mendirikan kantor pos pertama di Jakarta. Kantor pos ini didirikan untuk memperlancar arus surat menyurat selama era kolonial Belanda. Peranan kantor pos semakin penting dan berkembang setelah penemuan teknologi telegrap dan telepon Jawatan PTT berdasarkan Statblaad No. 395 Tahun 1906. Sejak dikeluarkannya Undang- Undang Perusahaan Hindia Belanda Indische Bedrijventwet pada tahun 1907, Jawatan PTT dikelola oleh Departemen Perusahaan- Perusahaan Pemerintah Departemen Van Gouvernementsbedrijven. Jawatan PTT Republik Indonesia berdiri secara resmi pada tanggal 27 September 1945 setelah dilakukan pengambilalihan kantor pusat PTT di Bandung oleh Angkatan Muda PTT AMPTT dari Pemerintahan Militer Jepang. Dalam peristiwa tersebut gugur sekelompok pemuda anggota AMPTT dan tanggal tersebut menjadi tonggak sejarah berdirinya Jawatan PTT Republik Indonesia serta diperingati setiap tahun sebagai Hari Bakti PTT dan kemudian menjadi Hari Bakti Parpostel. Perubahan status Jawatan PTT terbagi lagi menjadi Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi PN Postel berdasarkan Peraturan Pemerintah PP No. 240 Tahun 1961. Agar diperoleh kebebasan yang lebih luas dalam mengembangkan usaha selanjutnya PN Postel dipecah menjadi dua badan usaha yang berbeda, masing-masing PN Pos dan Giro dan PN Telekomunikasi berdasarkan PP No. 29 Tahun 1965 dan PP No. 30 Tahun 1965. Selanjutnya dengan dikeluarkannya Undang–Undang No. 9 Tahun 1969, status Badan Usaha Perusahaan Negara dikelompokkan menjadi tiga, yaitu : 1. Perusahaan Jawatan Perjan. 2. Perusahaan Umum Perum. 3. Perusahaan Perseroan Persero. Status PN Pos dan Giro diubah menjadi Perum berdasarkan PP No. 9 Tahun 1978. Sehubungan dengan terjadinya perubahan- perubahan dalam iklim usaha, status sebagai Perum disempurnakan khususnya menyangkut tata cara pembinaan dan pengawasan. Menghadapi pertumbuhan dunia usaha yang semakin marak dan penuh persaingan, diperlukan penyesuaian status badan usaha yang fleksibel dan dinamis agar mampu mengembangkan pelayanan yang lebih baik. Perubahan status Perum Pos dan Giro menjadi PT. Pos Indonesia Persero dilaksanakan berdasarkan PP No 5 Tahun 1995 pada tanggal 20 Juni 1995.

4.1.2. Sejarah Singkat Kantor Pos Jakarta Selatan