5. Hubungan antara Nilai Budaya “Menghargai Kreativitas
Pribadi” dengan Kinerja Karyawan
Berdasarkan hasil uji korelasi antara nilai budaya “menghargai kreativitas pribadi” dengan kinerja karyawan, diperoleh nilai peluang
p sebesar 0,121 dan nilai korelasi r positif sebesar 0,267. Hal ini menunjukkan, walaupun terdapat kecenderungan hubungan yang
rendah antara nilai budaya “menghargai kreativitas pribadi” dengan kinerja karyawan, namun hubungan ini tidak nyata. Hal ini
ditunjukkan dengan nilai p yang lebih besar dari taraf nyata sebesar 0,1. Maka, dapat diartikan semakin baik atau tidak perusahaan
menghargai kreativitas karyawannya, hal ini tidak berhubungan ataupun merubah kinerja karyawan.
Perusahaan dinilai karyawan sudah baik dalam memberikan kebebasan berkreativitas bagi karyawannya. Perusahaan mau
mendengar ide dan usulan karyawan, memberi kesempatan kepada karyawan untuk memperdalam bidang yang ditekuninya ataupun
memberi kesempatan karyawan mengikuti program pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
karyawan. Namun, berdasarkan hasil uji korelasi, semakin baik atau tidak perusahaan menghargai kreativitas karyawannya, hal ini tidak
nyata berhubungan dengan kinerja karyawan. Hal ini dapat disebabkan, misalnya pendidikan dan pelatihan yang diberikan kepada
karyawan tidak dapat diikuti dengan baik oleh karyawan, sehingga hal ini tidak memberikan perubahan terhadap kinerja karyawan tersebut.
6. Hubungan antara Nilai Budaya “Ikatan Lestari Diantara Seluruh
Jajaran Insan Pos Indonesia Beserta Seluruh Keluarga” dengan Kinerja Karyawan
Hubungan antara nilai budaya “ikatan lestari diantara seluruh
jajaran insan Pos Indonesia beserta seluruh keluarganya” dengan kinerja karyawan adalah hubungan yang nyata dan positif. Hal ini
diperlihatkan dari perolehan nilai peluang p sebesar 0,007 dan nilai korelasi r positif sebesar 0,447. Nilai p sebesar 0,007 0,01
menunjukkan bahwa hubungan ini nyata pada taraf 1 dan jelas nyata pada taraf 5 dan 10. Sedangkan nilai r sebesar 0,447 menunjukkan
adanya hubungan yang sedang antara nilai budaya ini dengan kinerja karyawan, artinya semakin baik ikatan yang terjalin diantara sesama
insan Pos Indonesia, maka memberikan kecenderungan adanya peningkatan kinerja karyawan.
Adanya suatu ikatan yang kuat dan lestari atau abadi diantara seluruh jajaran Pos Indonesia baik yang baru masuk, sedang menjabat
dan bekerja maupun dengan yang sudah purnabakti, beserta seluruh keluarganya akan mengkondisikan terciptanya rasa solidaritas sense
of identity diseluruh jajaran insan Pos Indonesia. Rasa solidaritas yang terjalin cenderung dapat meningkatkan semangat kerja dan
kinerja karyawan.
7. Hubungan antara Nilai Budaya “Perhatian yang Tulus” dengan
Kinerja Karyawan
Nilai budaya “perhatian yang tulus” memiliki hubungan yang nyata dan positif dengan kinerja karyawan. Nilai peluang p sebesar
0,003 0,01 menunjukkan hubungan ini nyata pada taraf 1 dan secara otomatis nyata pada taraf 5 dan 10. Nilai korelasi r positif
sebesar 0,494 menunjukkan adanya hubungan yang positif dan sedang antara nilai budaya “perhatian yang tulus” dengan kinerja karyawan.
Maka, dapat diartikan semakin baik karyawan berusaha untuk memberikan perhatian yang tulus kepada pemakai jasa maupun
kepada karyawan lain sesama rekan kerja, maka cenderung akan meningkatkan kinerja karyawan tersebut.
Karyawan menyadari bahwa setiap pemakai jasa memiliki kepentingan yang berbeda-beda, oleh karena itu karyawan selalu
berusaha memberikan manfaat yang tinggi bagi pemakai jasa agar tercapai tingkat kepuasan yang tinggi. Karyawan menyadari tiap
pemakai jasa memiliki kebutuhan yang berbeda, sehingga perlu adanya penyesuaian pelayanan terhadap pemakai jasa yang didasari
dengan sikap perhatian yang tulus. Adanya dorongan untuk
memberikan perhatian yang tulus kepada pemakai jasa maupun kepada karyawan lain dalam bekerja, maka akan mendorong
karyawan meningkatkan kinerjanya.
8. Hubungan antara Nilai Budaya “Bangga Sebagai Insan Pos