Membuat matriks perbandingan berpasangan

37 n n n 1 a32 a31 a23 1 a21 a13 a12 1 = − Hasil perhitungan akan didapatkan akar ciri; n1, n2, n3. Menghitung vektor ciri, nilai vektor ciri merupakan bobot setiap elemen. Langkah ini untuk mensintesis judgement dalam penentuan prioritas. Untuk menghitung vektor ciri W, maka akar ciri n maksimum hasil penghitungan diatas disubstitusikan dengan persamaan; [A – n I] = 0; dengan menggunakan normalisasi W1 + W2 + W3 = 1, sehingga bila didapatkan maksimum = 2,maka perkaliannya menjadi seperti berikut : [ A -n I] W = 0 3 2 1 1 1 1 2 1 a32 a31 a23 1 a21 a13 a12 1 = − w w w Sehingga; w3 w2 w1 2 - 1 a32 a31 a23 2 - 1 a21 a13 a12 2 - 1 = − Di mana pada akhir perhitungan akan diperoleh vektor ciri W1, W2, W3. Vektor tersebut memberikan informasi, pilihan skenario yang paling normal. D. Pehitungan Indeks Konsistensi CI Indeks konsistensi untuk menyatakan penyimpangan konsistensi dan menyatakan ukuran tentang kosisten tidaknya suatu penilaian atau pembobotan perbandingan berpasangan, dihitung dengan menggunakan rumus; 1 max − − = n n CI λ Keterangan : max = akar ciri maksimum; n = ukuran matriks Nilai pengukuran konsistensi diperlukan untuk mengetahui kekonsistensian jawaban dari key person yang akan berpengaruh terhadap keabsahan hasil. 38

E. Penghitungan Consistensy Ratio CR

Ratio konsistensi dapat dihitung dengan persamaan : RI CI CR = Di mana nilai RI diperoleh dari table 7 berikut; Ukuran Matriks Indeks Random 1 dan 2 3 4 5 6 7 8 0,00 0,58 0,90 1,12 1,24 1,32 1,41 Sumber: Saaty 1993

F. Sensitivitas Hasil Analisis AHP

Sebagaimana sebuah analisis multikriteria, AHP menurut Triantaphyllou and Sanchez 1997 harus dilengkapi dengan sensitivitas. Analisis sensitivitas ini digunakan untuk dapat melihat range batasan perubahan pendapat key person dalam pengambilan keputusan AHP, di mana dengan analisis sensitivitas dapat dilihat komponenelemen mana dari struktur hierarki yang paling sensitif terhadap perubahan bobotnya sehingga menghasilkan perubahan alternatif.