21
Organisasi pembangunan dan pengelolaan hutan kota sangat bergantung kepada perangkat yang ada dan keperluannya. Sistem pengorganisasian di
suatu daerah mungkin berbeda dengan daerah lainnya. Salah satu bentuk pengorganisasian pembangunan dan pengelolaan hutan kota dapat dilihat pada
Gambar 2. Walikota dan Bupati sebagai kepala wilayah bertanggung jawab atas
pembangunan dan pengembangan hutan kota di wilayahnya. Bidang perencanaan pengendalian dipegang oleh Bappeda Tingkat II. Untuk
pelaksaannya dapat ditunjuk dinas-dinas yang berada di wilayahnya Gambar 2. Pengelolaan hutan kota pada areal yang dibebani hak milik diserahkan
kepada pemiliknya, namun dalam pelaksanaannya harus memperhatikan petunjuk dari bidang perencanaan dan pengendalian. Guna memperlancar
pelaksanaannya perlu dipikirkan jasa atau imbalan apa yang dapat diberikan oleh pemerintah kepada yang bersangkutan.
Gambar 2. Bagan Organisasi Pengelolaan Hutan Kota Sumber:
Dahlan 2004
2.11. Pemilihan Jenis Pohon
Tinjauan dari segi ekologi, jenis tanaman yang baik ditanam untuk reboisasi maupun penghijauan suatu kota adalah jenis-jenis tanaman asli daerah
setempat. Sedangkan jenis-jenis exot baik dari luar daerah harus menyesuaikan Bappeda Tk II
Penanggung Jawab
Kepala Wilayah WalikotaBupati
Pelaksana Perencana
Dinas Kehutanan Dinas Tata Kota
Dinas Pertanian Dinas Kebersihan dan
Pertamanan Dinas Perkebunan
Perusahaan Negara Swasta
KampusSekolah Perorangan, dan lain-lain
22
diri dengan iklim dan lingkungan hidup yang baru. Kalau jenis-jenis asli tidak memungkinkan untuk ditanam misalnya tidak tersedianya biji yang cukup untuk
jenis-jenis asli, atau tidak sesuai dengan pola perencanaan industri daerah yang bersangkutan dan sebagainya, maka dipilih jenis yang cocok baik dalam arti
ekonomi maupun arti ekologi. Aspek ekologis menyangkut kecocokan dengan daerah yang bersangkutan harus diperhatikan persyaratan tumbuh daerah dalam
hubungannya dengan faktor iklim, tanah, tinggi tempat dari permukaan laut, toleransi jenis tersebut akan cahaya matahari, keadaan lapangan dan vegetasi
yang ada Ishemat dan Andry 1998 dalam Septriana 2005. Keadaan ekologis yang perlu diperhatikan dalam pemilihan jenis pohon
Ishemat dan Andry 1998 dalam Septriana 2005 adalah sebagai berikut: 1 Iklim. Tiap jenis pohon mempunyai persyaratan tumbuh yang berhubungan
erat dengan iklim. Faktor iklim yang mempengaruhi pertumbuhan pohon adalah hujan. Untuk daerah-daerah dengan musim kering yang sedang
sampai kuat, pemilihan jenis dibatasi oleh ketahanan pohon akan kekurangan air;
2 Klasifikasi yang sesuai dan dipergunakan secara luas di Indonesia adalah tipe hujan menurut Schmidt dan Ferguson, yaitu:
100 x
100mm basah
bulan rata
rata Jumlah
60mm kering
bulan rata
rata Jumlah
Q −
− =
Perhitungan Q maka setiap tipe iklim mempunyai sifat hujan yang dapat dilihat pada Tabel 5, berikut:
Tabel 5. Tipe Hujan Menurut Schmidt dan Ferguson
Tipe Iklim Nilai Q
Keadaan Iklim A
0 – 0,413 Tanpa musim kering hutan hujan tropika
yang selalu hijau B
0,413 – 0,333 Tanpa musim kering hutan hujan tropika
yang selalu hijau C
0,333 – 0,600 Musim
kering nyata,
merupakan peralihan hutan hujan tropika ke hutan
musim. D
0,600 – 1,000 Musim kering agak keras. Merupakan
hutan musim yang pohon-pohonnya menggugurkan daun.
E 1,000 – 1,670
Musim kering keras. Hutan savana F
1,670 – 3,000 Musim kering keras. Hutan savana
23
Lanjutan Tabel 5 Tipe Iklim
Nilai Q Keadaan Iklim
G 3,000 – 7,000
Daerah kering. Padang pasir H
7,000 Daerah kering. Padang pasir
1 Tanah. Kesuburan dari tanah sangat penting untuk diperhatikan karena
setiap jenis tanaman membutuhkan kesuburan yang berbeda-beda untuk dapat mencapai hasil yang maksimal. Pohon menurut habitat tertentu
untuk tumbuh dengan baik, misalnya Tectona grandis baik tumbuhnya di tanah-tanah kapur yang bersifat alkalis jenis tanah grumusol dengan
bonita yang cukup tinggi dan baik untuk tanaman ini. Pinus merkusii dapat tumbuh di segala jenis tanah kecuali pada tanah-tanah yang tidak
meneruskan air; 2
Tinggi Tempat. Setiap jenis tanaman mempunyai kisaran tumbuh terhadap tinggi tempat dari permukaan laut. Penanaman sebaiknya dilakukan pada
tempat-tempat dimana tinggi tempatnya termasuk dalam kisaran tumbuh tanaman tersebut dimana jenis tanaman dapat tumbuh maksimum;
3 Kebutuhan akan Cahaya Matahari. Penanaman suatu jenis pohon harus
memperhatikan kebutuhan jenis tersebut akan cahaya matahari. Jenis pohon ada yang bersifat toleran, setengah toleran dan intoleran.
Jenis pohon yang bersifat toleran maksudnya ialah jenis pohon tersebut untuk hidupnya membutuhkan naungan dari jenis pohon lain. Jenis pohon yang
bersifat setengah toleran maksudnya adalah jenis tersebut pada waktu mudanya membutuhkan baungan dan setelah dewasa membutuhkan pembebasan tajuk
dari pohon lain. Jenis pohon yang bersifat intoleran maksudnya adalah jenis-jenis tersebut untuk hidupnya membutuhkan cahaya matahari penuh.
1 Keadaan Lapangan. Keadaan lapangan penting diperhatikan dalam
pemilihan jenis pohon dalam reboisasi ialah dalam hal apakah jenis yang akan dipilih pada lapangan tersebut jenis-jenis untuk tujuan hutan produksi,
hutan lindung, memperbaiki kesuburan tanah atau gabungan dari masing- masing tujuan;
2 Drainase. Drainase tanah perlu diperhatikan untuk mengetahui dapat atau
tidaknya jenis-jenis yang akan dipilih tumbuh dengan hasil yang memuaskan pada tanah-tanah yang berdrainase jelek atau tidak. Apakah
jenis-jenis yang akan dipilih dapat tumbuh di tanah-tanah yang becek, sewaktu-waktu tergenang atau tidak dapat tumbuh sama sekali. Hal yang