Letak dan Luas KEADAAN UMUM KABUPATEN BELU

41 musim kemarau. Kedua air permukaan ini dipengaruhi oleh fluktuasi curah hujan. Sungai-sungai besar yang berada di kawasan Kabupaten Belu meliputi; sungai Benenain, Sungai Talau, Sungai Baukama, serta sungai-sungai kecil. Sungai-sungai tersebut mengalir ke arah selatan dan utara Kabupaten Belu. Sungai yang kering di musim kemarau terjadi akibat fluktuasi curah hujan dan dikontrol oleh geologi dan morfologi wilayah.

4.3. Iklim

Iklim di Kabupaten Belu pada umumnya kering semi arid dengan musim hujan yang sangat pendek terjadi selama bulan Nopember-Maret dan musim kemarau antara bulan April – Oktober setiap tahun. Curah hujan di Kabupaten Belu rata-rata 644.58 mmtahun yang berlangsung singkat yaitu selama bulan Nopember-Maret dengan jumlah hari hujan berkisar antara 100-150 hari setahun dengan rata-rata suhu udara harian antara 24 – 34 C.

4.4. Vegetasi

Tipe vegetasi di Kabupaten Belu sangat beragam, mencakup hampir semua tipe Vegetasi yang terdapat di Pulau Timor. Tipe-tipe vegetasi yang penting adalah hutan pegunungan tropik tropical montain forest, hutan musim tropik tropical monsoon forest, belukar, hutan terpencar, sarana dan vegetasi budidaya. Berdasarkan vegetasi yang ada terdiri dari beberapa komunitas dangan jenis vegetasi yaitu : 1 Komunitas hutan pegunungan tropis di wilayah Kabupaten Belu terdapat di satuan kawasan pegunungan Lakaan yang membentang dari Utara hingga Selatan wilayah daratan tipe-tipe vegetasi hutan yang merupakan catchment area. 2 Komunitas Tumbuhan Hutan Pantai, Komunitas Hutan pantai yang ada di sekitar pesisir pantai utara dan pantaiselatan terdiri atas tumbuhan Bakau. 3 Komunitas Tumbuhan Pemukiman, Tumbuhan yang ditemui di daerah pusat kota, terdiri dari bermacam-macam jenis tanaman budidaya yaitu: a Tanaman pelindung seperti:Tanaman Hias misalnya; Bougenville, Evrygreen,dan sebagainya. b Tanaman buah-buahan seperti mangga, jeruk,jambu-jambuan, asam kelapa dan sebagainya. 42

4.5. Kondisi Sosial Ekonomi Budaya

4.5.1. Penduduk

Penduduk menjadi dasar untuk melakukan kegiatan perencanaan pembangunan, karena dengan memperhatikan kondisi penduduk akan dapat dilakukan perkiraan kebutuhan penduduk terhadap ketersediaan fasilitas penunjangnya. Kondisi penduduk Kabupaten Belu pada tahun 1990 sebanyak 216.060 jiwa dan pada tahun 2002 meningkat menjadi 291.549 jiwa. Hal ini berarti bahwa selama 9 tahun terakhir ini penduduk Kabupaten Belu telah bertambah rata-rata 3.803 jiwa atau 1,76 tiap tahunnya. Sedangkan kepadatan penduduk per km 2 terus meningkat yakni 88,3 km 2 pada tahun 1990 menjadi 118,61 km 2 pada tahun 2002. Dengan kepadatan tertinggi di Kecamatan Kota Atambua yakni sebesar 662.64 jiwa km 2 , sedangkan kepadatan terendah di Kecamatan Kakuluk Mesak yakni sebesar 43,60 jiwakm 2 . Pada periode tahun 2001- 2002, rata-rata laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Belu. Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Belu perkecamatan Tahun 2001 dan 2002 disajikan pada Tabel 7. Tabel 7. Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Belu Perkecamatan tahun 2001 dan tahun 2002 Penduduk Orang No Kecamatan 2001 2002 Laju Pertumbuhan Tahun 1 Lamaknen 26853 18753 -0,042 2 TASTIM 27407 24018 -0,018 3 RAIHAT 10489 8673 0,188 4 TASBAR 30674 21528 -0,052 5 Kakaluk Mesak 10879 8733 0,128 6 Kota Atambua 49536 46233 0,097 7 Malaka Timur 43306 29784 -0,038 8 Kobalima 22295 15580 0,036 9 Malaka Tengah 37926 30732 -0,030 10 Sasitamean 30240 20127 -0,101 11 Malaka Barat 78104 54533 -0,072 12 Rinhat 18264 12855 0,068 TOTAL 385973 291549 0,163 Sumber BPS KABUPATEN Belu, SP 2000 DAN 2001 Jumlah penduduk menurut SP 2002 yaitu 291.549 jiwa dengan laju pertumbuhan 0,163 . Dilihat dari persebaran penduduk di Kabupaten Belu menunjukkan adanya pertumbuhan penduduk pada 6 enam Kecamatan,