12
Perencanaan  tata  ruang  bertujuan  untuk  memanfaatkan  ruanglahan secara  optimal  dan  tidak  merusak  lingkungan.  Agar  kegiatan  dalam  rangka
pemanfaatan  ruang  dengan  sumber-sumber  yang  terdapat  di  dalamnya  dapat memberikan hasil yang optimal, maka perlu diatur ketetapan lokasi agar kegiatan
tersebut  senantiasa  saling  menguntungakan  dan  sedikit  mungkin  menimbulkan dampak yang negatif melalui perencanaan tata ruang.
Penataan  ruang  diharapkan  dapat terwujud kehidupan  dan  penghidupan yang  aman,  tertib,  lancar,  sehat  dan  efisien  dalam  lingkungan  yang  serasi  dan
daya dukung yang selaras, seimbang dan serasi. Oleh karena itu, pembangunan dan pengembangan hutan kota harus berpedoman pada perencanaan tata ruang
kota  Fakuara,  1987.  Rencana  penetapan  lokasi  hutan  kota  harus  didasarkan pada  Rencana  Umum  Tata  Ruang  Kota  RUTRK.  Lokasi  hutan  kota  tersebut
harus dibangun pada tempat yang tepat dengan luas yang cukup, sehingga daya dukung wilayah dapat memenuhi kebutuhan terhadap hutan kota tersebut.
Beberapa  komponen  pendukung  yang  diperlukan  untuk  pembangunan dan pengembangan hutan kota antara lain Dahlan 2004:
1 Tersedianya  kebun  pembibitan  yang  dapat  menyediakan  bibit  secara
massal; 2
Ilmu dan teknologi yang memadai; 3
Pelayanan jasa konsultasi untuk umum; 4
Dukungan dari penentu kebijakan; 5
Peraturan–perundangan; 6
Dukungan masyarakat; 7
Tenaga Ahli. 2.6.
Pengertian Hutan Kota
Definisi hutan kota menurut Sekretariat Jenderal Departemen Kehutanan bekerja sama dengan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor 1987 adalah
lapangan  yang  ditumbuhi  vegetasi  berkayu  di  wilayah  perkotaan  yang memberikan  manfaat  lingkungan  sebesar-besarnya  kepada  penduduk  kota
dalam  kegunaan-kegunaan  proteksi,  rekreasi  dan  kegunaan  khusus.    Menurut Suwardi  1987  hutan  kota  adalah  suatu  hutan  yang  keberadaannya  ada  di
dalam  kota,  di  sekitar  pinggiran  kota  atau  di  dalam  daerah-daerah  pusat permukiman yang berkembang karena proses urbanisasi. Hutan kota merupakan
cabang khusus dari hutan yang pengelolaannya melalui pendekatan multi disiplin
13
dan dikembangkan secara intensif di dalam daerah perkotaan untuk keuntungan dan kepentingan warga kota.
Hutan kota merupakan suatu pendekatan dan penerapan salah satu atau beberapa  fungsi  hutan  dalam  kelompok  vegetasi  di  perkotaan  untuk  mencapai
tujuan proteksi, rekreasi, estetika dan kegunaan khusus lainnya bagi kepentingan penduduk  perkotaan.  Oleh  karena  itu,  hutan  kota  tidak  hanya  berarti  hutan
menurut  Undang-Undang  Pokok  Kehutanan,  UUPK  No.  5  Tahun  1967  yaitu lapangan  yang  ditumbuhi  pohon-pohon  yang  secara  keseluruhan  merupakan
persekutuan  hidup  dengan  alam  lingkungannya  dan  mempunyai  luas  areal minimal  0,25  ha  berada  di  kota  dapat  tersusun  dari  komponen  hutan  dan
kelompok  vegetasi  lainnya  yang  berada  di  kota  sepert  taman,  jalur  hijau  serta kebun dan pekarangan Fakuara 1987.
Haeruman 1987 mengemukakan bahwa hutan kota juga terletak jauh di luar batas kota, sepanjang interaksi yang intensif antara penduduk sebuah kota
dengan  hutan  tersebut  berlangsung  terus  menerus.  Sebagai  contoh,  Taman Hutan Raya Ir. H. Juanda di Bandung, Taman Hutan Raya Muh. Hatta di Padang
dan  di  Bengkulu  sedang  dalam  taraf  pembangunan.  Ekosistem  hutan  kota tumbuh secara ekologis sesuai dengan lingkungan perkotaan, artinya terdiri dari
tegakan  yang  berlapis-lapis  di  mana  masing-masing  fungsinya  meniru  hutan alami. Pemeliharaan relatif sedikit dibandingkan misalnya dengan lapangan oleh
raga, taman-taman umum dalam skala luas yang sama. Secara rinci, komposisi tegakan  dalan  hutan  kota  dijabarkan  secara  teknis  sesuai  dengan  fungsinya,
antara  lain:  biologis,  estetis,  rekreatif,  ekologis,  fisis,  sosial,  sebagai  cadangan untuk  pengembangan  Ruang  Terbuka  Hijau  RTH  kota  dalam  pembangunan
kota jangka panjang Purnomohadi 1987. Perbedaan  yang  nyata  dengan  unsur  terbuka  hijau  yang  lain  adalah
bahwa tegakan pepohonan dan semak belukar dalam hutan kota dikelola sesuai dengan  sifat  hutan  yaitu  tidak  berdiri  sendiri  sehingga  satu  kelompok  tegakan
dengan yang lainnya terjadi dalam satu komunitas yang sesuai atau paling tidak mirip dengan ekosistem hutan alami. Namun sesuai dengan nilai-nilai ”urbanity”
maka  ada  keterbatasan  dalam  pembentukan  hutan  kota  tersebut  seirama  pula dengan  perkembangan  kota  yang  terjadi  serta  berbagai  aspek  kehidupan  yang
menyangkut  kehidupan  penduduk  kota.  Kalau  hanya  berupa  kumpulan  pohon yang  sejejer  tidaklah  dapat  dikatakan  hutan  kota.  Tanaman  yang  ada  harus
asosiasi,  dimana  akan  terdapat  saling  berinteraksi  dalam  mencapai  suatu
14
kesimbangan.  Oleh  karena  itu,  perlu  ditentukan  beberapa  jenis  minumum vegetasi yang tumbuh baru disebut hutan kota. Tanaman dalam pot tidak dapat
dikatakan hutan kota, karena jika tidak ada manusia tanaman pot itu akan mati. Hutan kota  harus  berinteraksi  langsung  dengan  lingkungannya,  yaitu  tanah,  air,
dan air tanah Haeruman 1987.
2.7. Tipe-tipe Hutan Kota
Fakuara  1986  menyatakan  bahwa  tipe-tipe  hutan  kota  yang dikembangkan terdiri dari:
1 Hutan Kota Permukinan, bentuknya antara lain:
a  Taman  bermain  untuk  anak-anak,  tanaman  yang  ditaman  di  dalamnya ialah  dari  kombinasi  yang  ketinggiannya  berbeda,  disusun  sedemikian
rupa  untuk  memenuhi  fungsi  keindahan,  meredam  suara,  produksi oksigen dan meningkatkan kenyamanan;
b  Tanaman Tepi Jalan, dibuat untuk tujuan meredam suara, menguapkan air  genangan,  meningkatkan  kenyamanan  serta  menahan  silau  sinar
kendaraan  di  malam  hari.  Jenis  pohon  yang  di  pakai  untuk  tujuan  ini adalah jenis pohon yang tidak terlalu tinggi, tajuknya rimbun serta tingkat
transpirasinya relatif tinggi; c  Tanaman Pekarangan, tanaman yang dipakai untuk pekarangan adalah
paling sedikit untuk tujuan menghasilkan oksigen yang diperlukan untuk pernapasan manusia. Tujuan penanamannya sangat tergantung kepada
pemilik pekarangan; d  Tanaman  Pelengkap  Gedung  Bertingkat.  Karena  terbatasnya  lahan
yang tersedia di perkantoran, maka pemukiman pada gedung bertingkat sudah mulai dulaksanakan oleh Perumnas. Suasana pemukiman seperti
ini  sangat  monoton  dan  kaku.  Oleh  karena  itu,  pada  setiap  lantai  dan pada  lokasi  tertentu  dari  lantai  tersebut  harus  tersedia  tanaman  yang
membawa  ke  arah  alami  serta  nyaman.  Jenis  tanaman  yang  dipakai untuk  kepentingan  ini  ialah  jenis  tanaman  yang  berdaun  rindang  tetapi
ringan  serta  mempunyai  kecepatan  pertumbuhan  yang  tinggi  sehingga diharapkan produksi oksigennya tinggi;
2 Hutan Kota Kawasan Industri, bentuk-bentuknya antara lain:
a  Tanaman  Kawasan  Industri,  dibuat  dengan  tujaun  untuk  istirahat  para pekerja  sebagai  tempat  yang  terlindungi  secara  alamidari  kebisingan,
15
debu  dan  gas  buangan  industri.  Untuk  dapat  meredam  debu  udara, maka dipilih tanaman yang dapat menggugurkan daun, mempunyai tajuk
yang rimbun dan rapat serta berdaya tahan tinggi. Untuk menyerap gas, maka  dipilih  tanaman  yang  mempunyai  stomata  yang  banyak,  serta
mempunyai  ketahanan  yang  baik  terhadap  gas  tertentu,  mempunyai tingkat  pertumbuhan  yang  cepat,  dan  tahan  terhadap  serangan  angin.
Jika  digunakan  untuk  meredam  kebisingan  maka  dipilih  tanaman  yang rimbun  daunnya,  sedangkan  untuk  penghasil  oksigen  ialah  yang
mempunyai tingkat pertumbuhan yang cepat; b  Tanaman  penyangga.  Pada  umumnya  kawasan  indusri  merupakan
kawasan  yang  tidak  terlepas  dari  kawasan  berpenduduk,  baik  dalam bentuk  pemukiman,  pertokoan,  pertanian  dan  sebagainya.  Tanaman
penyangga ini dibuat berdasarkan perhitungan gerakan angin yang bisa bergerak  di  sekitar  kawasan.  Oleh  karena  itu  penanaman  pohon  ini
harus memperhatikan tinggi gerakan angin serta jarak dari daerah yang perlu dilindungi;
3 Hutan  Kota  RekreasiWisata.  Hutan  kota  rekreasi  mempunyai  peranan
sebagai  tempat  bermain  anak-anak,  tempat  istirahat  orang  dewasa, perlindungan  dari  gas  dan  debu,  serta  sebagai  produsen  oksigen.  Lokasi
dari  hutan  kota  rekreasi  ini  diusahakan  dapat  memenuhi  fungsi  sebagai rekreasi ‘jam’ artinya dapat didatangi dan dinikmati tidak lebih dari satu jam
dari ujung daerah pemukiman dengan kendaraan bermotor; 4
Hutan  Kota  Konservasi.  Hutan  konservasi  mengandung  arti  untuk mencegah  kerusakan,  perlindungan  dan  pengawetan  terhadap  objek
tertentu dalam alam. Hutan kota konservasi tentunya juga bermaksud untuk mencegah  kerusakan,  melindungi  dan  melestarikan  sumberdaya  alam
tertentu  di  perkotaan.  Suatu  kota  seringkali  mempunyai  kekhasan  pada satwa  tertentu  yang  perlu  dipertahankan  kelestariannya.  Oleh  karena  itu
perlu  adanya  tindakan  konservasi  dengan  pembuatan  hutan  kota konservasi.  Jenis  tanaman  yang  ditanam  tentunya  disesuaikan  dengan
kebutuhan  satwa,  misalnya  untuk  keperluan  bersarang,  bermain,  mencari makan,  ataupun  untuk  bertelur.  Ciri  khas  lain  suatu  kota  juga  dapat  juga
berupa tebing-tebing yang curam ataupun tepi-tepi sungai yang perlu dijaga supaya  tidak  terjadi  longsor  yang  bisa  membahayakan  pemukiman.
Termasuk dalam hutan konservasi ini ialah jalur-jalur hijau sepanjang jalan
16
tol ataupun jalan raya biasa, di terminal, dan di pusat perbelanjaan serta tepi rel kereta api;
5 Hutan Kota Pusat Komunitas SosialKegiatan. Kota juga mempunyai pusat-
pusat  komunitas  sosialkegiatan  seperti  pusat  pertokoan,  gedung-gedung pertemuan, perkantoran dan lain-lain. Hutan kota yang berada di wilayah ini
bertujuan untuk memberikan sentuhan estetika, sebagai pelindung, produsen oksigen  dan  lain-lain.  Di  dalam  pusat  komunitas,  hutan  kota  juga  dapat
dijadikan sebagai alat sosialisasi penduduk kota. 2.8.
Peranan Hutan Kota
Hijaunya  kota  tidak  hanya  menjadikan  kota  itu  indah  dan  sejuk,  namun aspek  kelestarian,  keserasian,  keselarasan  dan  keseimbangan  sumberdaya
alam,  yang  selanjutnya  akan  membaktikan  jasa-jasa  berupa  kenyamanan, kesegaran,  terbebasnya  kota  dari  polusi  dan  kebisingan  serta  sehat  dan
cerdasnya warga kota tersebut Dahlan 2005.  Hutan kota selain dapat memberi keteduhan  dan  keindahan,  juga  dapat  memberi  manfaat  dalam  mengurangi
dampak  negatif  pencemaran  udara,  dan  mengatasi  masalah  erosi  tanah Robinette 1972 dalam Supriadi, M. Ichsan, Sri L. D., Handari W. 1991.
Menurut Dahlan 2005, hutan kota mempunyai peranan sebagai berikut: 1  Indentitas  kota,  2  Pelestarian  plasma  nutfah,  3  Penahan  dan  penyaring
partikel padat dari udara, 4 Penyerap dan penjerap partikel timbal, 5 Penyerap dan  penjerap  debu  semen,  6  Peredam  kebisingan,  7  Mengurangi  bahaya
hujan  asam,  8  Penyerap  karbonmonoksida  9  Penyerap  karbondioksida  dan penghasil  oksigen,  10  Penahan  angin,  11  Penyerap  dan  penepis  bau,  12
Mengatasi penggenangan, 13 Mengatasi intrusi air laut, 14 Produkti terbatas, 15 Ameliorasi iklim, 16 Pengelolaan sampah, 17 Pelestarian air tanah, 18
Penapis  cahaya  silau,  19  Meningkatkan  keindahan,  20  Sebagai  habitat burung, 21 Mengurangi stress, 22 Mengamankan pantai terhadap abrasi, 23
Meningkatkan  industri  pariwisata,  dan  24  Sebagai  hobi  dan  pengisi  waktu luang.
Menurut  Grey  dan  Denake  1978,  bahwa  dengan  menerapkan  konsep hutan kota akan memberikan 4 jenis manfaat, yaitu:
1 Perbaikan  Iklim.  Kehidupan  manusia  akan  dipengaruhi  oleh  unsur-unsur
iklim  seperti,  radiasi  matahari,  temperatur  udara,  angin  dan  kelembaban. Dengan adanya hutan kota maka akan memberikan kondisi yang lebih baik