38
E. Penghitungan Consistensy Ratio CR
Ratio konsistensi dapat dihitung dengan persamaan :
RI CI
CR =
Di mana nilai RI diperoleh dari table 7 berikut;
Ukuran Matriks Indeks Random
1 dan 2 3
4 5
6 7
8 0,00
0,58 0,90
1,12 1,24
1,32 1,41
Sumber: Saaty 1993
F. Sensitivitas Hasil Analisis AHP
Sebagaimana  sebuah  analisis  multikriteria,  AHP  menurut  Triantaphyllou and Sanchez 1997 harus dilengkapi dengan sensitivitas. Analisis sensitivitas ini
digunakan untuk dapat melihat range batasan perubahan pendapat key person dalam pengambilan keputusan AHP, di mana dengan analisis sensitivitas dapat
dilihat komponenelemen mana dari struktur hierarki yang paling sensitif terhadap
perubahan bobotnya sehingga menghasilkan perubahan alternatif.
IV.  KEADAAN UMUM KABUPATEN BELU
4.1. Letak dan Luas
Belu  merupakan  salah  satu  kabupaten  yang  ada  di  propinsi  Nusa Tenggara  Timur  yang  wilayahnya  terletak  disebelah  timur  Propinsi  tersebut.
Posisinya sangat straregis karena berada pada persimpangan negara baru Timor Leste dengan bagian lain propinsi NTT serta pada titik silang antara  Kabupaten
Flores  timur  dan  Kabupaten  Timor  Tengah  Utara  TTU.  Adapun  batas  wilayah sebagai berikut :
Sebelah  Utara berbatasan dengan Selat Ombai Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Timor
Sebelah Timur berbatasan dengan Negara Timor Leste Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten TTU dan TTS.
Secara  geografis  Kabupaten  Belu  terletak  pada  koordinat  124
o
35
o
12
o
Bujur Timur dan 8
o
57
o
49
o
Lintang Selatan. Luas wilayah administratif Kabupaten Belu  adalah  2.445.57  km  244.557  ha  atau  5,16    luas  wilayah  propinsi  NTT
terdiri dari 12 kecamatan, 12 kelurahan dan 154 Desa. Kabupaten Belu dengan posisi yang sangat strategis karena berada pada
persimpangan  Negara baru Timor Leste ini setelah pengumuman jajak pendapat pada  tanggal  4  september  1999,  dengan  hasil  akhir  berpisahnya  propinsi
termudah Timor Timur, membawa dampak yang luar biasa bagi Kabupaten Belu sebagai  daerah  yang  berbatasan  langsung.  Dengan  dideklarasikannya  negara
baru, Republic Democratic of Timor Leste pada  tanggal 20 Mei 2002, membawa suasana  baru  dimana  Kabupaten    bukan  berbatasan  langsung  dengan  suatu
Propinsi  tetapi  suatu  Negara.  Keadaan  ini  membawa  implikasi  tertentu  dengan perubahan yang progresif dan dinamis.
Jumlah  pengungsi  hingga  akhir  tahun  2001  berjumlah  209.980  jiwa  dan berada  pada  titik-titik  lokasi  penampungan  yang  tersebar  di  12  kecamatan.
Kondisi wilayah Kabupaten Belu adalah sebagai berikut: 1
Kondisi Fisik Wilaya, khususnya topografi. Secara topografi Kabupaten Belu merupakan  daerah  datar,  berbukit  hingga  pegunungan.  Berdasarkan
topografinya  berbagai  klasifikasi  ketinggian  yang  diperoleh  dari  luasan dalam prosentase terhadap luas wilayah Kabupaten Belu sebagai berikut:
Ketinggian 0 – 230 mm seluas 98.349 Ha  40,12 Ketinggian 250 – 500 mm seluas 95.958 Ha  39, 12
40 Ketinggian 500 – 750 mm seluas 30.710 Ha  12, 56
Ketinggian 750 – 1000 mm seluas 17. 240 Ha  7, 03 Ketinggian 1000 – 1.250 mm seluas 2300 Ha  0,94
Pemerintah Kabupaten Belu 2003 2
Geologi.  Kondisi  geologi  di  wilayah  Kabupaten  Belu  berdasarkan  proses erosional  terdiri  dari  berbagai  kelompok  batuan  yaitu  :  kelompok
metamorfik,  sedimen  dan  batuan  beku.  Wilayah  Kabupaten  Belu didominasi  oleh  material  sedimen.  Struktur  geologi  yang  umumnya
dijumpai adalah sesarfoult, kekar joints  dan lipatan fold di Kecamatan Malaka  Tengah  Tasifeto  Timur,  serta  Lamaknen.  Dari  aspek  vegetasi
umumnya dihuni oleh padang rumput terbuka dengan kisaran curah hujan rata-rata 1300mm-1400mmtahun;
3 Jenis Tanah. Jenis tanah di wilayah Kabupaten Belu pada umumnya terdiri
dari  tanah  Alluvial,  tanah  Campuran  Alluvial  Litosol,  tanah  Litosol  dan campuran  tanah  Mediteran,  Renzinz,  dan  Litosol.  Jenis  tanah  Aluvial
dijumpai  di  dataran  Besikamam  sepanjang  pantai  selatan  dan  sedikit  di utara  dan  pada  umumnya  jenis  tanah  ini  sangat  subur  karena  banyak
mengandung  unsur  hara.  Tanah  campuran  Aluvial  dan  Litosol  dijumpai  di dataran  Oeroki  dan  Halilulik.  Jenis  tanah  ini  unsur  haranya  rendah
mengakibatkan kurang  subur. Tanah litosol tersebar merata di Kabupaten Belu, dengan sifatnya yang asam maka berdampak pada kandungan unsur
haranya  yang  rendah-sedang.  Campuran  tanah  Mediteran,  Renzina  dan Litosol  tersebar  diwilayah  Kecamatan  Malaka  Tengah  bersifat  porous
sehingga banyak dijumpai air tanah.
4.2. Hidrologi
1 Air  Tanah.  Air    tanah  yang  ada  di  Kabupaten  Belu    terdiri  dari  air  tanah
bebas dan dan air tanah tertekan. Air tanah tertekan berada jauh di dalam tanah  dengan  lapisan  yang  kedap  air  dan  pada  setiap  Kecamatan  di
Kabupaten  Belu  banyak  kemungkinan  di  jumpai  air  tanah  tertekan. Sedangkan  air  tanah  bebas  umumnya  dijumpai  di  dataran  rendah  dekat
pantai pada endapan alluvial dan dekat dengan permukaan air tanah; 2
Air  Permukaan.  Air  permukaan  yaitu  air  yang  melalui  permukaan  tanah seperti sungai dan mata air. Aliran sungai yang besar  umumnya mengalir
sepanjang  tahun,  sedangkan  mata  air  berupa  sumur  yang  kering  pada