23
Lanjutan Tabel 5 Tipe Iklim
Nilai Q Keadaan Iklim
G 3,000 – 7,000
Daerah kering. Padang pasir H
7,000 Daerah kering. Padang pasir
1 Tanah. Kesuburan dari tanah sangat penting untuk diperhatikan karena
setiap jenis tanaman membutuhkan kesuburan yang berbeda-beda untuk dapat mencapai hasil yang maksimal. Pohon menurut habitat tertentu
untuk tumbuh dengan baik, misalnya Tectona grandis baik tumbuhnya di tanah-tanah kapur yang bersifat alkalis jenis tanah grumusol dengan
bonita yang cukup tinggi dan baik untuk tanaman ini. Pinus merkusii dapat tumbuh di segala jenis tanah kecuali pada tanah-tanah yang tidak
meneruskan air; 2
Tinggi Tempat. Setiap jenis tanaman mempunyai kisaran tumbuh terhadap tinggi tempat dari permukaan laut. Penanaman sebaiknya dilakukan pada
tempat-tempat dimana tinggi tempatnya termasuk dalam kisaran tumbuh tanaman tersebut dimana jenis tanaman dapat tumbuh maksimum;
3 Kebutuhan akan Cahaya Matahari. Penanaman suatu jenis pohon harus
memperhatikan kebutuhan jenis tersebut akan cahaya matahari. Jenis pohon ada yang bersifat toleran, setengah toleran dan intoleran.
Jenis pohon yang bersifat toleran maksudnya ialah jenis pohon tersebut untuk hidupnya membutuhkan naungan dari jenis pohon lain. Jenis pohon yang
bersifat setengah toleran maksudnya adalah jenis tersebut pada waktu mudanya membutuhkan baungan dan setelah dewasa membutuhkan pembebasan tajuk
dari pohon lain. Jenis pohon yang bersifat intoleran maksudnya adalah jenis-jenis tersebut untuk hidupnya membutuhkan cahaya matahari penuh.
1 Keadaan Lapangan. Keadaan lapangan penting diperhatikan dalam
pemilihan jenis pohon dalam reboisasi ialah dalam hal apakah jenis yang akan dipilih pada lapangan tersebut jenis-jenis untuk tujuan hutan produksi,
hutan lindung, memperbaiki kesuburan tanah atau gabungan dari masing- masing tujuan;
2 Drainase. Drainase tanah perlu diperhatikan untuk mengetahui dapat atau
tidaknya jenis-jenis yang akan dipilih tumbuh dengan hasil yang memuaskan pada tanah-tanah yang berdrainase jelek atau tidak. Apakah
jenis-jenis yang akan dipilih dapat tumbuh di tanah-tanah yang becek, sewaktu-waktu tergenang atau tidak dapat tumbuh sama sekali. Hal yang
24
perlu diperhatikan keadaan daerah yang akan direboisasi apakah ekosistem hutam rawa, hutan gambut dan sebagainya dalam hubungannya dengan
jenis-jenis yang akan dipilih.
III. METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Belu, Propinsi Nusa Tenggara Timur selama 10 bulan yaitu dari bulan Agustus 2005 hingga Mei 2006. Lokasi
penelitian tertera pada Gambar 3.
Gambar 3. Citra Landsat TM Kabupaten Belu Tahun 2002 dan 2003
3.2. Bahan dan Alat
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi; data citra landsat ETM Kabupaten Belu tahun 2002, peta administrasi, peta topografi, peta
tata guna lahan, layer penduduk, layer kendaraan bermotor, layer batas administrasi kecamatan, layer jalan, layer tutupan lahan, Software Arc View dan
ER mapper, rencana umum, tata ruang Kabupaten Belu dan rencana ruang terbuka hijau Kabupaten Belu, sedang alat-alat yang digunakan yaitu : Altimeter,
kamera dan alat tulis.
26
3.3. Metoda Penelitian
3.3.1. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data Primer 3.3.1.1.Data Primer
Data primer yang dikumpulkan diantaranya yaitu mengenai persepsi dan pengertian dari para Stakeholders terhadap keberadaan dan pemeliharaan hutan
kota, kecocokan jenis pohon dan keadaan hutan kota secara nyata dilapangan Lampiran 2. Teknik dan prosedur pengumpulan data sosial dilakukan
menggunakan wawancara
A. Wawancara
Wawancara dimaksudkan guna mengetahui bagaimana persepsi dan perhatian serta komitmen stakeholders dalam hal ini masyarakat, instansi
pemerintah, dan pihak-pihak yang terkait terhadap pengembangan hutan kota. Untuk wawancara pemilihan responden dilakukan dengan cara Purpossive
Random Sampling. Jumlah responden yang ditetapkan meliputi; BAPPEDA3 responden, Bapedalda 3 responden, Dinas Kehutanan 3 responden, LSM 3
responden , perguruan tinggi 3 responden , masyarakat 3 responden Wawacara dilakukan berdasarkan panduan daftar pertanyaan yang ditujukan
untuk pengisian kuesioner AHP. Wawancara terhadap stakeholders diantaranya mengenai beberapa hal sebagai berikut:
1 Perhatian dan pendapat Stakeholders mengenai hutan kota. 2 Keinginan Stakeholders untuk memelihara hutan kota.
3 Kegiatan yang dilakukan Stakeholders dalam pengembangan hutan kota 4 Pendapat Stakeholders mengenai program pemerintah dalam usaha.
pengembangan hutan kota.
B. Kecocokan Jenis Pohon
Kecocokan jenis-jenis tanaman yang telah ditanam di Kabupaten Beludapat dilihat berdasarkan kepada :
1 Syarat literatur jenis-jenis tanaman yang ada di lapangan dicocokan dengan syarat literatur yang diperoleh dengan melakukan studi pustaka;
2 Syarat lapangan kondisi lapangan diantaranya yaitu: a
Ketinggian dari permukaan laut yang diukur dengan menggunakan alat altimeter.
b Jenis tanah.
27 c
Type hujan, yang disesuaikan berdasarkan klasifikasi type hujan menurut Schmidt dan Ferguson yaitu :
Hasil perhitungan nilai Q di atas menggambarkan tipe iklim. C.
Observasi
Observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran nyata kondisi biofisik, terutama yang dapat dilihat secara visual mengenai jumlah, luas dan letak
taman-taman kota, jalur hijau, dan kepadatan kendaraan bermotor di Kabupaten Belu.
3.3.1.1.Data Sekunder
Pengambilan data sekunder dilakukan untuk memperoleh data kuantitatif tentang kondisi biofisik dan kondisi klimatologis yang akan digunakan sebagai
dasar dalam menentukan pola pengembangan hutan kota. Sumber data
sekunder diperoleh dari hasil wawancara.
Data sekunder diperoleh dari instansi yang terkait antara lain, BAPPEDA, Bappedalda, Dinas kehutanan, Dinas Kebersihan dan Pertamanan, Dinas
Perhubungan, Dinas PERINDAG, Dinas Kependudukan, PMD, Badan Pusat Statistik, Badan Pertanahan Kabupaten Belu, Kimpraswil, Bakosurtanal,
DEPHUT RI. 1 Kondisi Biofisik:
a Jumlah luas dan lokasi taman-taman kota
b Jumlah luas dan lokasi jalur hijau
c Luas Tata guna lahan
d Jenis tanaman yang ada di hutan kota di Kabupaten Belu
e Jumlah laju pertumbuhan penduduk
f Jumlah dan laju perkembangan Kendaraan bermotor
g Jumlah dan laju pertumbuhan Industri.
2 Kondisi Klimatologis a Suhu udara
b Kelembaban relatif
jumlah rata-rata bulan kering 60 mm jumlah rata-rata bulan basah100 mm
Q =