Hidrologi KEADAAN UMUM KABUPATEN BELU

42

4.5. Kondisi Sosial Ekonomi Budaya

4.5.1. Penduduk

Penduduk menjadi dasar untuk melakukan kegiatan perencanaan pembangunan, karena dengan memperhatikan kondisi penduduk akan dapat dilakukan perkiraan kebutuhan penduduk terhadap ketersediaan fasilitas penunjangnya. Kondisi penduduk Kabupaten Belu pada tahun 1990 sebanyak 216.060 jiwa dan pada tahun 2002 meningkat menjadi 291.549 jiwa. Hal ini berarti bahwa selama 9 tahun terakhir ini penduduk Kabupaten Belu telah bertambah rata-rata 3.803 jiwa atau 1,76 tiap tahunnya. Sedangkan kepadatan penduduk per km 2 terus meningkat yakni 88,3 km 2 pada tahun 1990 menjadi 118,61 km 2 pada tahun 2002. Dengan kepadatan tertinggi di Kecamatan Kota Atambua yakni sebesar 662.64 jiwa km 2 , sedangkan kepadatan terendah di Kecamatan Kakuluk Mesak yakni sebesar 43,60 jiwakm 2 . Pada periode tahun 2001- 2002, rata-rata laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Belu. Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Belu perkecamatan Tahun 2001 dan 2002 disajikan pada Tabel 7. Tabel 7. Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Belu Perkecamatan tahun 2001 dan tahun 2002 Penduduk Orang No Kecamatan 2001 2002 Laju Pertumbuhan Tahun 1 Lamaknen 26853 18753 -0,042 2 TASTIM 27407 24018 -0,018 3 RAIHAT 10489 8673 0,188 4 TASBAR 30674 21528 -0,052 5 Kakaluk Mesak 10879 8733 0,128 6 Kota Atambua 49536 46233 0,097 7 Malaka Timur 43306 29784 -0,038 8 Kobalima 22295 15580 0,036 9 Malaka Tengah 37926 30732 -0,030 10 Sasitamean 30240 20127 -0,101 11 Malaka Barat 78104 54533 -0,072 12 Rinhat 18264 12855 0,068 TOTAL 385973 291549 0,163 Sumber BPS KABUPATEN Belu, SP 2000 DAN 2001 Jumlah penduduk menurut SP 2002 yaitu 291.549 jiwa dengan laju pertumbuhan 0,163 . Dilihat dari persebaran penduduk di Kabupaten Belu menunjukkan adanya pertumbuhan penduduk pada 6 enam Kecamatan, 43 sedangkan untuk 7 tujuh Kecamatan terjadi penurunan jumlah penduduk pertumbuhan penduduk di bawah 0 .

4.5.2. Budaya Masyarakat

Kabupaten Belu dalam susunan masyarakatnya terbagi atas 4 sub etnis besar yaitu: Tetun, Kemak ,Bunaq dan Dawan Manlea. Keempat sub etnis mendiami lokasi-lokasi dengan karakreristik tertentu dengan kekhasan penduduk mayoritas penganut agama kristen katolik. Masing-masing etnik tersebut mempunyai bahasa masing-masing sebagai berikut : Bahasa tetun, Bahasa Kemak, Bahasa Bunaq, dan Bahasa Dawan Manlea, dan mempunyai buidaya yang berbeda satu sama lain. Masyarakat Belu dapat dengan mudah hidup rukun karena aspek-aspek kesamaan–kesamaan spesifik. Mata pencaharian utama adalah bertani dan beternak yang masih dikerjakan secara intensif tradisional data pokok. Kondisi sosial masyarakat masih cukup bersahabat sebab dari arti kata Belu berarti Sahabat. Nama ini juga tercermin dari teguhnya kebersamaan dalan beraktivitas meskipun dengan heterogennya masyarakat di Kabupaten Belu. Semangat kebersamaan terekspresi dari pola gotong royong dari masyarakat Belu yang masih dibudayakan pada semua sektor. Kekuatan hukum adat masih sangat dipegang dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga rencana apapun yang direncanakan lewat sesepuh adat tersebut lebih besar kemungkinan untuk berhasil monografi Kabupaten Daerah TK II Belu sekretariat wilayah Daerah tingkat II Belu 1985.

4.6. Kondisi Hutan Kota

Makam Pahlawan ini merupakan makam para pahlawan yang berada di Kabupaten Belu yang memberikan nilai sejarahHistoris. Khususnya bagi para pahlawan yang telah berjuang bagi Propinsi yang ke 27 bagi negara Indonesia yaitu Timor-Timur yang sekarang ini merupakan Negara baru, yaitu Democratic of Timor Leste. Makam pahlawan ini terletak di Kelurahan Manumutin dan berada pada jalur menuju Bandara Haliwen yang merupakan perhatian bagi seluruh kelayak. Tanaman yang terdapat di makam pahlawan adalah tanaman semak dan rumput .