Wawancara Kecocokan Jenis Pohon

28 c Curah Hujan d Kecepatan angin. 3.3.2 Pengolahan Data 3.3.2.1.Kebutuhan Luas Hutan Kota berdasarkan Instruksi Menteri dalam Negeri No 14 Tahun 1998 Analisa kebutuhan luas hutan kota berdasarkan Inmendagri No. 14 Tahun 1998 tentang penataan ruang terbuka hijau di wilayah perkotaan yaitu dilihat luas hutan kota yang harus tersedia di lingkungan perkotaan dan biasanya ditetapkan dalam persentase dari total luas areal kota yang bersangkutan 40 .

3.3.2.2 Kebutuhan Luas Hutan Kota berdasarkan Peraturan Pemerintah No 63 Tahun 2002

Menurut peraturan pemerintah No. 63 Tahun 2002 ditentukan bahwa hutan kota paling sedikit 10 dari luas seluruh kawasan kota. Penetapan porsi bagi pengembangan hutan kota tersebut diperlukan sebagai upaya penyeimbang kemajuan pembangunan. 3.3.2.3.Kebutuhan Luas Hutan Kota Berdasarkan Jumlah Karbondioksida. Penentuan luas hutan kota berdasarkan jumlah karbondioksida Gerakis, 1974 dalam Wisesa, 1988 . Penentuan luas hutan kota berdasarkan jumlah karbodioksida yang dikeluarkan merupakan total karbodioksida yang dihasilkan dari aktifitas manusia, kendaraan bermotor, dan industri. Rumus : L = a t v t + b t w t + c t z t K Keterangan : L = Luas hutan kota ha at = karbondioksida yang dihasilkan setiap manusia kgjam bt = karbondioksida yang dihasilkan perkendaraan bermotor kgjam ct = karbondioksida yang dihasilkan perindustrian kgjam vt = jumlah penduduk jiwa wt = jumlah kendaraan bermotor unit zt = jumlah industri unit K = konstanta yang menunjukkan bahwa kemampuan hutan kota dalam menyerap CO 2 adalah 75 kg hajam. 29 Penentuan luas hutan kota berdasarkan jumlah karbondioksida dilandasi beberapa pertimbangan sebagai berikut : 1 Karbondioksida yang dihasilkan dari aktifitas setiap manusia adalah relatif sama yaitu 0,96 kghari Grey and Deneke, 1978. 2 Waktu aktif kendaraan bermotor adalah : kendaraan penumpang 3 jamhari,kendaraan beban dan bus 2 jamhari, sepeda motor 1 jamhari Wisesa,1998 sedangkan waktu aktif untuk industri adalah 8 jamhari Diana, 2005. karbondioksida yang dihasilkan oleh kendaraan penumpang 40,54 kghari,kendaraan beban 50,16 kghari, kendaraan bus 100,32 kghari, sepeda motor 0,68 kghari Arismunandar, 1980 dalam Wisesa, 1988. 3 Karbondioksida yang dihasilkan dari kegiatan industri dihitung berdasarkan jumlah bahan bakar yang dibutuhkan dalam proses produksi. 4 Menurut Smith et al 1981 dalam Wisesa 1988 seorang manusia mengoksidasi 300 kalori perhari dari makanannya dan menggunakan sekitar 600 liter CO 2 . Jadi setiap harinya seorang manusia menghasilkan 480 liter CO 2 atau 0,968 kg CO 2 0,40333 kg CO 2 jam. Menurut Bernatzky 1978, tumbuhan mampu mengubah karbondioksida dari udara dan mengubah air dari tanah menjadi karbohidrat dan oksigen dengan perantaraan klorofil dan bantuan sinar matahari yang disebut dengan fotosintesis. Proses fotosintesis tersebut akan menyerap karbondioksida yang dihasilkan manusia, kendaraan bermotor, industri dan aktifitas manusia lainnya. Proses tersebut dinyatakan sebagai berikut: 6 mol CO 2 + 12 mol H 2 O + 675 kal 1 mol C 6 H 12 O 6 + 6 mol O 2 + 6 mol H 2 O 4 gr 216 gr 180 gr 192 gr 108 gr Melalui persamaan proses fotosintesis tersebut, maka akan didapatkan rasio antara jumlah karbondioksida yang digunakan dengan jumlah oksigen yang dihasilkan pada proses fotosintesis tersebut. Menurut Bernatzky 1978, pohon dengan tinggi 25 m dan diameter tajuk 15 m, akan mempunyai luas tutupan tajuk 160 m 2 dan luas permukaan luas daun sebesar 1600 m 2 , akan melakukan fotosintesis per jam sebagai berikut: CO 2 intake 2352 gr total CO 2 dari udara 4800 m 2 H 2 O intake 960 gr C 6 H 12 O 6 produksi 1600 gr O 2 out put 1712 gr. 30 Sedangkan untuk 1 Ha lahan hijau dengan total luas permukaan daun 5 Ha akan membutuhkan 900 kg CO 2 untuk melakukan fotosintesis selama 12 jam, dan pada waktu yang sama akan menghasilkan 600 kg O 2 . Menurut Grey dan Deneke 1976 setiap jam 1 ha daun-daun hijau menyerap 8 kg CO 2 yang ekuivalen dengan CO 2 yang dihembuskan oleh napas sekitar 200 orang dalam waktu yang sama sebagai hasil pernapasannya.

3.3.2.4 Analisis Spasial Hutan Kota

3.3.2.4.1. Pembangunan Basis Data

Untuk pembangunan basis data digunakan peta digital dengan 8 jenis layer, yaitu layer penduduk, layer kendaraan bermotor, layer industri, layer batas administrasi kelurahan, layer penutupan vegetasi, layer jalan dan layer sungai.

3.3.2.4.2. Pengolahan Digital Data Landsat

1. Pra Pengolahan Citra

a. Koreksi Geometrik Koreksi geometric dilakukan dengan mengunakan sejumlah titik kontrol lapangan Ground Control Point. GCP adalah suatu titik pada permukaan bumi yang diketahui koordinatnya Jaya, 1997. Titik-titik control atau CGP yang digunakan adalah objek-objek yang mudah dikenali dan tidak mudah berubah dalam jangka pendek. Koreksi geometric juga dapat dilakukan dengan rektifikasi citra ke peta atau citra ke citra. b. Perbaikanpenajaman Citra Image Enhancement Penajaman citra bertujuan untuk memperbaiki mutu kualitas dari citra sehingga dapat meningkatkan pula informasi yang diperoleh dan memudahkan dalam kegiatan interpretasi citra. Menurut Jaya 1997 penajaman citra dapat dilakukan secara bertahap. Tahap 1 perbaikan spasial Spatial Enhancement, pada tahap ini bertujuan memperbaiki citra memberikan efek kontras, penajaman tepi dan penghalusan citra, 2 perbaikan radiometric Radiometric Enhancement adalah teknik memperbaiki citra mengunakan nilai individu pixel yang bersangkutan saja dan diharapkan dapat memperbaiki tampilan visual. Operasi ini juga disebut spesifik pixel atau operasi titik yang meliputi LUT Look Up Table, histogram citra, reduksi hase, nois dan infersi citra, 3 perbaikan spekteral, adalah teknik perbaikan citra mengunakan masing-masing pixel dari