57
BAB V DUALISME AKTOR DI DUA KAMPUNG DI KABUPATEN
BANGKA BARAT
1. Pengantar
Bagian ini mengambil dua aktor masyarakat yang dijadikan pokok kajian dalam hubungannya dengan perebutan sumberdaya timah di Bangka. Kedua
aktor berada pada dua kampung berbeda, yaitu: kampung Mayang dan kampung Airputih di kabupaten Bangka Barat. berdasarkan ekologinya Kampung Mayang
sepenuhnya daratan dan bekas resetlement Belanda; sementara kampung Airputih sebagian berada di daratan dan pesisir, dan di pelosok artinya jalan
satu-satunya keluar kampung adalah langsung menuju kota Muntok. Bagian ini menjelaskan pula awal kemunculan kedua aktor, sumberdaya kekuasaan yang
dimiliki, perbedaan sosial yang ada pada mereka dibandingkan dengan masyarakat sekitar, dan kemampuan mereka dalam menciptakan pertentangan.
Kiprah lanjutan kedua aktor terkait tambang adalah kemampuan mereka dalam mereklamasi bekas tambang di kampungnya masing-masing.
2. Kampung Mayang, Kampung Airputih dan Kemandirian Kampung
1
di Kabupaten Bangka Barat
Perbedaan mendasar kampung Airputih dengan Mayang terletak pada jalur ekonomi-politik tambang timah masa kolonial maupun kemerdekaan di Bangka.
Kampung Mayang sama tuanya dengan ekstraksi tambang kolonial, sementara Airputih baru muncul sekitar tahun 1960-an. Jika kampung Mayang ada
hubungannya dengan jalur ekonomi-politik tambang kolonial maka kampung Airputih berkaitan dengan eksplorasi tambang PT Timah pasca-kemerdekaan
khususnya diakhir keruntuhan Orde Lama. Berikutnya kedua kampung masuk kabupaten Bangka Barat Babar setelah pemekaran.
Deskripsi tentang kabupaten Babar yang berada wilayah paling barat dari provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Kabupaten dengan slogan, ”Bumi Sejiran
1
Istilah kampung digunakan penduduk untuk menyebut sekumpulan bubungan rumah. Ber kampung atau berkumpul. Meski tidak diucapkan langsung tetapi menyangkut sejumlah bubungan
rumah disebut sebagai kampung. Belakangan menjadi rancu dan merusak tatanan sosiologis masyarakat ketika kampung disetarakan dengan desa dengan UU No 5 Tahun 1979 dan UU
No.22 Tahun 2004 jo UU No 34 Tahun 2004. Untuk kasus kampung Jungku, Sibabe Selindung dan Pait; ketiganya diubah menjadi dusun adalah istilah yang sangat tidak dikenal masa itu.
58 Setason” atau hunian bertetangga bersaudara, yang dapat bermakna
keterbukaan dan dapat menerima segala perbedaan di atas hunian yang sama.
Berdasarkan kondisi geografisnya kabupaten Babar terletak di titik koordinat 105
00‟ Bujur Timur BT dan 01 00
‟-02 10
‟
Lintang Selatan LS. Kabupaten Babar ini memiliki 5 kecamatan yaitu: kecamatan Tempilang, Muntok,
Simpangtritip, Jebus dan kecamatan Kelapa; dengan 4 kelurahan dan memiliki 60 desa. Luas wilayah Babar 2.820,61 km
2
dengan RTRW 2.855,33 secara berurutan Jebus 730,11 dengan RTRW 706,19; Simpangtritip 626,47 dengan
RTRW 781,12; Kelapa 601,17 dengan RTR 611,16; Muntok 464,00 dengan RTRW 363,72; dan Tempilang 398,86 dengan RTRW
2
393,14
Tabel 5.1. Perhitungan Luas Wilayah Kab. Bangka Barat di Pulau Utama dan Pulau-pulau Kecil
No
Kecamatan Luas Ha
Pulau utama
Bangka Pulau
kecil Total
Daratan Pasir laut
dan Benting Karang
WLK Wilayah Laut
Kewenangan
1 2
3 4
5 Muntok
Sp.tritip Kelapa
Jebus Tempilang
36,372.14 78,109.15
61,110.40 70,556.51
39,307.34 -
3.07 6.04
62.30 6.51
36,732.14 78,112.22
61,116.44 70,618.81
39,313.85 951.53
3,765.41 351.74
3,299.91 691.47
62,368.56 52,631.22
495.27 62,954.00
18,958.11 Kab.Babar
285,455.54 77.92
28,5533.46
9,060.06 20,1868.15
Sumber : Perhitungan Digitasi Peta kab.Babar, 2009 Berdasarkan UU RI No.5 Tahun 2003 kabupaten Babar mempunyai batas:
sebelah utara berbatasan dengan laut Natuna; timur berbatasan dengan teluk Kelabat, kecamatan Bakam dan Pudingbesar kabupaten Bangka; sebelah
selatan berbatasan dengan selat Bangka; dan barat berbatasan dengan selat Bangka. Sampai dengan tahun 2007 jumlah penduduk kabupaten Babar sebesar
142.574 jiwa dan bertambah menjadi 175.110 jiwa tahun 2010 BPS, 2011 dengan tingkat kepadatan 50,55 jiwa kilometer persegi
3
Komposisi penduduk terbesar berada di dua kecamatan yaitu, kota Muntok 36.294 orang dan Jebus
36.975 orang, menyusul kecamatan Kelapa 25.186 orang, Simpangtritip 23.715 orang, dan terkecil ada di kecamatan Tempilang dengan 20.404 orang. Dilihat
2
Berdasar Lampiran Peta Permendagri No.3 Tahun 2009
3
http:www.bangkabaratkab.go.idbappeda [7 Juni 2012]
59 dari laju pertumbuhan penduduk berfluktuatif. Tahun 2001-2002 terjadi lonjakan
sangat tinggi yaitu sekitar 4,67 per tahun dan terendah tahun 2004-2005 sekitar 0,31 per tahun; dengan rerata pertumbuhan 2,38 per tahun, sehingga
berada jauh di atas laju pertumbuhan penduduk tingkat nasional Bangka Barat, 2009; 2007.
Penduduk kabupaten Babar tersebut tersebar di pulau utama pulau Bangka lihat
Tabel 5.1. di bloks yang umumnya dihuni Melayu Bangka, Tionghoa dan
beberapa etnis lain. Pulau-pulau kecil yang luasnya 77.92 hektar sebagiannya dihuni oleh orang Sekak dan sisanya tidak berpenghuni.
Menjelang pemekaran sebagai kabupaten Babar seperti sekarang dengan
ibukota di Muntok, ada sedikit persoalan. Dua kota besar Muntok dan Jebus di Babar sama-sama berkeinginan sebagai tempat ibukota kabupaten. Jika dilihat
dari jumlah penduduk luas daratan, Jebus lebih banyak dan luas dibandingkan dengan Muntok. Dinamika ekonominya pun jauh lebih dinamis. Dorongan
ekonomi timah dan etnis Tionghoa yang relatif seimbang dengan Melayu di kota Jebus menyebabkan itu semua. Realitas ini memprakarsai beberapa elite
kabupaten untuk menempatkan Jebus sebagai ibukota kabupaten. Meski pada akhirnya Muntok juga yang dipilih sebagai ibukota tetapi pilihan itu tidak
didasarkan atas lokasi yang strategis maupun sejumlah perkantoran pemerintah dan enclave korporasi tambang peleburan di Pusmet; melainkan semata-mata
dengan alasan historis belaka. Kembali ke Mayang dan Airputih. Khusus kampung Airputih yang berada di
barat-utara kota Muntok
4
, terlahir karena adanya kompleks Bendul
5
sebagai lokasi eksplorasi PT Timah. Sebagaimana kekhasan perkampungan di Bangka,
warga awalnya membuat beberapa bubungan rumah dan terus bertambah
4
Diujung barat-utara kota Muntok ada dua kompleks perumahan karyawan PT Timah, yaitu yang berjarak sekitar 18 Km bernama komplek Bendul dan lebih dekat ke Muntok atau sekitar 14 Km
dari Muntok bernama komplek Kapal Darat KD Bendul. Untuk kompleks Bendul mengikuti kapal keruk “Rambat” kapal keruk yang bisa beroperasi di darat maupun di laut dan KD Bendul dengan
kapal isap “Bendul”kapal keruk Bendul. Mekanisme kerja kapal keruk isap inilah yang ditiru TI Tambang Inkonvesional. Generasi berikutnya oleh pemodal besar justru mengoperasikan jenis
kapal isap ini.
5
Kompleks Bendul ini sejajar dengan Biyat, Binut, Rambat, Sungai Buluh, Tempilang, Panji, Belinyu, Layang, Sungailiat, Cengal, Pangkalpinang, Pakupayung, Koba, Balar, Toboali, ulim,
Bangkakota, Jeruk dan kota Waringin. Wilayah eksplorasi ini sudah ada sejak Sultan Mahmud Badarudin I. Wilayah-wilayah ini dikenal dengan pangkal. Sebagai perpanjangan kesultanan
Palembang di Bangka, Sultan mengangkat wakilnya berpangkat Tumenggung. Pangkal adalah kawasan eksplorasi tambang yang masuk dalam pengawasan Tumenggung. Untuk setiap pangkal
diangkat seseorang dari garis keturunan Sultan atau orang yang loyal dengan diberi pangkat demang atau Jenang sesuai besar-
kecilnya pangkal yang diawasi itu. Lihat Rochmawati, “Bagian Empat: Pergeseran Pola Pengelolaan Tambang Timah dan Perkebunan Lada dari State ke
Masyarakat Kasus Daerah Bangka-Belitung, tt, tp, hlm. 161-2
60 hingga membentuk sebuah kampung yang diberi nama kampung Airputih
6
. Dinamika kampung mengikuti akses infrastruktur jalan yang sudah ada itu
khususnya menuju ke ibukota Muntok Bangka Barat dan kompleks Bendul tadi. Awalnya Airputih bukanlah sebuah perkampungan yang menarik. Lokasi yang
hanya terhubungan ke kota Muntok dan jalan-buntu ke arah Bendul setelah ditinggal KK “Rambat”, tidak memungkinkan Airputih dapat maju dilihat dari
pengembangan wilayah. Namun, baik kampung Airputih maupun Mayang meski dengan kondisi “seadanya” ternyata mereka mampu bertahan dan tidak terlalu
tergantung dengan dunia di luar. Mereka dengan hortikultura dan nelayan
membuat kedua kampung mampu bertahan, survive dan mandiri. Di tengah kemampuan survive kedua kampung, Mayang bertahan dengan
didominasi tanaman perladangan dan perkebunan serta memungut hasil hutan sedangkan Airputih di samping tanaman darat perladangan dan kebun juga
masih ditambah dengan aktivitas laut
7
nelayan Tabel 4.6. Belakangan setelah
kompleks Bendul dan KD Bendul ditutup sebagaimana diceritakan di atas dinamika kampung Airputih relatif meredup kecuali sedikit akses penghubung ke
dusun mereka yaitu Selindung nelayan. Artinya infrastruktur jalan berhenti di kampung Selindung
8
dan Jungku. Belakangan Airputih kembali dinamis setelah adanya perkebunan sawit dan eksploitasi tambang. Sebagaimana dinamika
bekerjanya industri kelapa sawit dan kapal isap yang umumnya mendatangkan pekerja luar kampung dari Jawa dan Lampung maka aspek ikutan lain yang
tidak dapat ditinggalkan yaitu prostitusi
9
.
6
Kampung Airputih ini berjarak 8 Km dari Muntok. Konon penamaan kampung ini mengikuti nama kalisungai kecil yang mendahului kampung jika berangkat dari Muntok. Airnya bening dan jernih.
Khas bahasa Melayu kuno terutama aksen kampung agak sulit menggambarkanmenyebut bening itu sehingga lebih mudah disebut putih. Maka jadilah nama kampung itu Airputih. Sekarang
kalisungai itu sudah hilang akibat eksploitasi timah.
7
Jika warga kampung Mayang hendak berusaha di laut maka mereka harus menempuh sekitar 13 Km ke utara kampung. Dipinggir pantai itu ada kampung lain, yaitu kampung Rambat. Kampung
Rambat ini hampir seluruhnya diisi oleh mereka beretnis Tionghoa. Kampung ini sering dikunjungi wisatawan maupun pedagang keliling saat musim ikan teri dan hasil laut lainnya. Oleh karena itu
hampir tidak ada warga Mayang yang bermata pencaharian dari laut kecuali hanya sekadar mancing di pinggir pantai. Karena selain faktor jarak juga mereka kalah saing dengan komunitas
Tionghoa yang memang sudah lama sebagai nelayan disamping sayur-sayuran. Sebaliknya dengan Airputih. Kampung Airputih penduduknya bermata pencaharian ganda, laut sebagai
nelayan dan darat sebagai peladang.
8
KK Rambat dan Kapal Isap KD Bendul pindah dari lokasi eksplorasi sekitar akhir tahun 1970-an kala itu masih ada jalan tembus ke kampung Rambat menuju Mayang dan seterusnya ke ibukota
provinsi sekitar 15 Km. Belakangan akses jalan itu rusak karena ditambang TI sehingga hanya jalan setapak dan sepeda saja yang dapat melewatinya.
9
Memperhatikan perkembangan kampung Air Putih dengan dusun Selindungnya, mirip pasar malam tetapi lokasinya tepat dibibir pantai an menghadap laut. Siang hari hanya hamparan lapak-
lapak orang berjualan berbagai jenis makanan dan minuman kaleng. Malam hari dengan lampu petromak dan sebagian listrik yang dialirkan melalui dinamo yang dipasok pemodal untuk
memfasilitasi buruh tambangnya. Jelang Magrib itulah wanita belia penghibur didatangkan dari
61
Tabel 5.2. Tipologi Kampung Airputih dan Kampung Mayang Dimensi
Pembeda Airputih
Mayang
Kemunculan Sekitar tahun 1960-an
Masa kolonial hasil resetlement
Jumlah pen- dudukKK
1600-an420 KK 3200-an600 KK
Mata pencaharian
Ladang, perkebunan dan nelayan
Ladang, perkebunan, hasil hutan dan serabutan
Infrastruktur jalan dan
lainnnya Tanah merahkoral dan
sebagai jalur ekonomi produksi KK “Rambat”
Belum ada listrik Sebagai jalur ekonomi-politik
kolonial diaspal Sudah lama ada listrik
Jarak ke kecamatan
kabupaten 8 Km
Masuk kecamatan Muntok 20 Km
Masuk kecamatan Simpangtritip
Sumber : Data primer 2012, diolah Berdasarkan penjelasan dalam Tabel 4.6 sebelum maraknya TI, Airputih jauh
lebih mandiri daripada kampung Mayang. Aktivitas nelayan dan perkebunan yang dimiliki memberikan tambahan pendapatan dibandingkan dengan Mayang
yang hanya semata perladangan dan perkebunan. Dengan menelusuri tingkat kekayaan yang diukur melalui kendaraan roda dua dan empat yang dimiliki
misalnya maka nampak jelas bahwa pemilikan kendaraan tersebut jauh lebih banyak di kampung Airputih daripada Mayang. Beberapa roda empat pick up
dan truk di kampung Airputih kepemilikannya dipunyai dusun mereka Tanjung Ular
10
dan Jungku, meski sebaliknya dusun mereka lainnya Kemang Masam
Muntok. Dengan berbonceng tiga 1 pengendara dengan 2 wanita penghibur berbondong-bondong mareka masuk ke Selindung, langsung ke lokasi tepi pantai. Wanita-wanita itu dipulangkan sekitar
pukul 00.00 bahkan jika ada yang membooking maka wanita itu bisa bermalam dan esok malamnya mereka dikembalikan ke kota Muntok. Tidak satupun yang berasal dari Bangka. Isu
penjualan wanita yang marak di media lokal hingga nasional ke Bangka di sampng untuk kebutuh cafe-cafe adalah juga untuk pemasok bagi buruh tambang itu.
10
Dusun Tanjung Ular kebanyakan bermukim orang Tionghoa dengan pekerjaan pokok nelayan dan sayur mayur. Berbeda dengan dusun Kemang Masam yang hanya mengandalkan perkebunan
dan ladang. Tanjung Ular memang tanah yang menjorok ke laut membentuk yang ujungnya ada mercusuar. Sekitar Tajung Ular itu memang banyak ditemukan ular yang berada di telukmuara
62 hanya memiliki beberapa roda dua
11
. Kemudian dilihat dari bentuk kampung. Mayang cenderung mengelompok mengikuti garis jalan dan moda produksi
subsistensinya. Sementara Airputih menyebar dan nampaknya mengikuti satelit dusun yang terpecah-pecah mengikuti moda produksinya. Tanjung Ular berada
diujung barat paling utara selat Bangka dan agak menjorong ke laut Cina Selatan dengan didominasi nelayan. Dusun Kembang Masam hanya mengandalkan
perkebunan dan perladangan sementara Jungku separoh-separoh kebun dan nelayan.
3. Latar Belakang Terbentuknya Aktor