18
1.2.2. Dualitas Struktur-Aktor Tambang dalam Praktik Ruang Tarung Tambang
Hubungan antara struktur-agensi selalu dalam relasi dualitas. Dimaksud, adalah hubungan aktor tambang dengan struktur yang membentuk aktor
tambang itu dalam praktik sosial yang berulang Ritzer dan Goodman, 2010: 507. Di sini aktor tambang dalam dualitasnya timbal-balik berlangsung secara
internal internal dan mengekang constraining namun juga memungkinkan lahirnya aktor tambang-bertindak enabling. Dualitas struktur ini terjadi dan
berlangsung dalam praktik pertambangan dan direproduksi dalam interaksi yang terpola dalam lintasan ruang-waktu. Pergulatan aktor tambang dengan aktor
lainnya terjadi dalam perulangan
8
. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dualitas. Pengenaan terhadap
keduanya menunjukkan bahwa relasi dualitas berulang di mana agen menunjuk pada sosok pelaku aktororang dalam arus kontinum tindakan, sementara
struktur merupakan aturan-aturan rules dan sumberdaya-sumberdaya resourses atau seperangkat relasi-relasi transformatif yang ditata dalam ruang
sistem-sistem sosial. Dalam struktur terjadi perulangan [reproduksi] antar aktor yang disusun sebagai praktik sosial yang teratur dan terlembagakan serta
stabilisasikan dalam ruang-waktu. Aneka kondisi yang mempengaruhi kontinuitas atau transformasi struktur adalah juga reproduksi sistem Giddens, 2009: 115
atau strukturasi. Di sini strukturasi menyangkut sifat struktural yang sama dan ikut
aktif dalam
membentuk subyekaktor
seperti halnya
dalam obyekmasyarakat. Dalam struktur, dengan demikian adalah kemampuan
membentuk „kepribadian‟ dan masyarakat secara serentak, tetapi tidak utuh, karena menyangkut signifikasi konsekuensi tindakan yang tidak dikehendaki.
Dari sini tidaklah cukup karena strukturasi tersebut sebagaimana dipaparkan di atas bersifat internal. Dalam konteks perubahan maka pergerakan strukturasi
atau struktur-agensi hanya berada di dalam enabling. Hubungannya dengan kontestasi aktor dalam memperebutkan sumberdaya timah tidak dapat
8
Artinya, aktivitas bukanlah dihasilkan sekali jadi oleh aktor sosial, tetapi secara terus menerus mereka ciptakan-ulang melalui suatu cara, dan dengan cara itu juga mereka menyatakan diri
mereka sendiri sebagai aktor. Di dalam dan melalui aktivitas mereka, agen menciptakan kondisi yang memungkinkan aktivitas itu berlangsung. Struktur dengan demikian diciptakan ulang di dalam
dan melalui rangkaian praktik sosial berulang-ulang yang diorganisir oleh praktik sosial itu sendiri. Dengan kata lain, apapun yang terjadi, takkan menjadi struktur seandainya individu tidak
mencampurinya. George Ritzer dan Douglas J Goodman, Teori Sosiologi Modern, Prenada, Jakarta, 2011, hlm. 508
19 terjelaskan oleh aktor yang melulu berdialektika dengan strukturnya di luar
tambang. Diakui bahwa pergerakan struktur dengan sendirinya menyiratkan adanya pengaruh kuat akan peran kekuasaan. Pada dasarnya kekuasaan
sebagai kemampuan seorang aktor untuk mewujudkan keinginan-keinginan; sekaligus mengorbankan kepentingan dan keinginan pihak lain yang boleh jadi
menentangnya di sini Giddens meminjam kekuasaan versi Weber. Dalam institusi-institusi kekuasaan boleh jadi diperlakukan sebagai sumberdaya-
sumberdaya di mana sumberdaya-sumberdaya itu diperlakukan sebagai kendaraan kekuasaan yang terdiri struktur dominasi, signifikansi dan legitimasi
yang dimunculkan dalam aturan-aturan dan praktik sosial. Penjelasan berikut bahwa struktur dominasi domination yang mencakup
skema kekuasaan atas orang politik dan barang ekonomi, struktur signifikasi signification yang menyangkut skema simbolik, penyebutan dan wacana; dan
struktur legitimasi legitimation menyangkut skema peraturan normatif yang terungkap dalam tatanan hukum
Gambar 2.1.
Struktur
Modalitas
Interaksi Gambar 2.1
Dualitas Struktur-Agensi dari Giddens
9
Membaca teori strukturasi Giddens di atas adalah juga dualitas sebenarnya sudah cukup untuk menjelaskan pertarungan aktor tambang di Bangka. Tidak
akan ada aktor-aktor yang bertarung adalah keinginan mereka sendiri tanpa ada faktor eksternal yang mempengaruhinya. Sekurang-kurangnya penentuan dan
penetapan harga timah dalam kasus Bangka misalnya cukup realistis untuk
9
Antony Giddens, Teori Strukturasi, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2010a, hlm. 46
Signifikansi Legitimasi
Dominasi
Bingkai Interpretatif
Fasilitas Norma
Komunikasi Kekuasaan
Sanksi
20 mengungkapkan tentang adanya keterlibatan pihak luar dari aktor-aktor yang
bertikai itu. Boleh saja jika ingin mengungkap semata dualitas tetapi hendaknya dipahami pula bahwa timah bukan barang yang dapat langsung dimanfaatkan,
sehingga untuk sampai kepada pemanfaatan diperlukan proses tambahan dan tambahan mana tidak mungkin dilakukan oleh aktor yang bertikai tadi. Meminjam
Marx sebagai Komoditas-Modal-Komoditas. Artinya ada pihak lain di luar aktor- aktor bertikai yang ikut menentukan permainan itu. Berdasarkan argumentasi
inilah dalam tinjauan pustaka ini cukup dibangun dengan dualitas belaka Giddens, 2010a: xxix. Hubungan antar konsep tindakan dengan kekuasaan di
tingkat perilaku strategis, menurut Giddens 2009: 273 berwujud: adanya ketidak-sesuaian sumberdaya dominasi; relasi otonomiketergantungan
kekuasaan; relasi antagonisme atau perjuangan konflik; dan oposisi prinsip- prinsip struktural kontradiksi. Hubungan-hubungan antar konsep tindakan
dengan kekuasaan dalam suatu sistem yang integratif berlangsung dalam rentang ruang-waktu.
1.2.3. Strukturasi Aktor Tambang Bertindak