tinggi, menara, tanda tinggi, tempat ibadah, pohon tinggi, dan sebagainya. Beberapa landmark letaknya dekat, sedangkan yang lain jauh sampai
diluar kota. Beberapa landmark hanya mempunyai arti di daerah kecil dan dapat dilihat hanya di daerah itu, sedangkan landmark lain mempunyai
arti untuk keseluruhan kota dan bisa dilihat dari mana-mana. Landmark adalah elemen penting dari bentuk kota karena membantu orang untuk
mengorientasikan diri di dalam kota dan membantu orang mengenali suatu daerah. Landmark mempunyai identitas yang lebih baik jika
bentuknya jelas dan unik dalam lingkungannya, dan ada sekuens dari beberapa landmark merasa nyaman dalam orientasi, serta ada perbedaan
skala masing-masing.
2.6 Peranan Citra Kota bagi Kota Baru
Citra kota merupakan kesan fisik yang memberikan ciri khas atau identitas fisik kepada kota sehingga citra kota yang teridentifikasi merupakan identitas fisik
bagi suatu kota baru. Menurut Lynch 1982 elemen pembentuk citra kota dapat menstrukturkan identitas kota. Menurutnya semakin nyata atau semakin jelas secara
visual penempatan elemen-elemen pembentuk citra kota dalam suatu lingkungan tersebut maka semakin mudah bagi seseorang untuk mengenal dan mengingat
lingkungan tersebut. Elemen-elemen tersebut akan menjadi identitas atau ciri khas visual kota
melalui penataan elemen-elemen pembentuk citra kota yang baik dapat memunculkan
Universitas Sumatera Utara
identitas kota ataupun memperkuat identitas kota yang sudah ada. Oleh sebab itu citra kota dapat membantu kota baru untuk memunculkan identitas secara fisik kota dan
membantu dalam hal pemasaran kota.
2.7 Aspek-aspek yang Dipertimbangkan dalam Mengidentifikasi Citra Kota
Baru Berdasarkan Persepsi Masyarakat
Berdasarkan teori-teori yang telah diuraikan, maka dalam upaya mengindentikasikan citra kota dengan menstrukturkan elemen dan faktor pembentuk
citra kota, perlu dipertimbangkan aspek-aspek berikut: 1.
Karakteristik Masyarakat a.
Berdasarkan persepsi personal masyarakat kota baru, karakteristik masyarakat dibedakan antara penghuni dengan pengunjung.
b. Berdasarkan posisi pengamat kota baru, karakteristik penghuni
dibedakan menurut lokasi tempat tinggal didalam kota baru tersebut. c.
Berdasarkan waktu, karakteristik penghuni dibedakan menurut lama tinggal sedangkan pengunjung dibedakan menurut pengalaman
berkunjung. 2.
Kriteria Elemen Pembentuk Citra Kota Proses pengidentifikasian citra kota baru tidak dapat dilepaskan dari
elemen fisik pembentuk citra kotanya. Sesuai dengan konsep citra kota menurut Lynch terdapat lima elemen pembentuk citra kota yaitu
Universitas Sumatera Utara
landmark, district, nodes, edge dan path. Kelima elemen tersebut merupakan elemen fisik akan tetapi citra kota pun dipengaruhi pula oleh
elemen non fisik oleh karena itu perlu juga dipertimbangkan elemen- elemen non fisik.
3. Metode Identifikasi Citra Kota
Pengidentifikasian faktor yang mempengaruhi persepsi masyarakat dalam pemilihan elemen pembentuk citra kota dan elemen citra kota baru perlu
dilakukan dengan mengunakan pendekatan atau metode citra kota yang sudah ada. Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini merupakan
kombinasi dari ketiga metode yang telah diuraikan. Elemen-elemen fisik pembentuk citra kota baru diketahui dengan jawaban pertanyaan
responden sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi masyarakat dalam pemilihan elemen pembentuk citra kota diketahui dari
karakteristik masyarakatnya yang merupakan bagian dari faktor internal dan juga mengidentifikasi faktor eksternal yang juga ikut mempengaruhi
persepsi masyarakat. Dengan demikian dapat diketahui apakah elemen yang berkesan menimbulkan perasaan yang positif lalu responden juga
ditanya mengenai elemen-elemen fisik yang mereka sukai beserta alasannya.
Universitas Sumatera Utara
2.8 Dasar-Dasar Perancangan Kawasan