dibutuhkan untuk manusia bertahan dan tingkah laku sehari-hari. Hal ini mencakup pemikiran dalam menjawab dua permasalahan mendasar yaitu
kecepatan dan efisiensi: 1 Dimana benda itu berada; 2 Bagaimana mencapai kesana dari tempat ini.”
Orientasi ruang telah pernah didefinisikan oleh Passini 1984 sebagai “kemampuan orang untuk menentukan posisinya dalam sebuah gambaran lingkungan
menjadi memungkinkan melalui pemetaan kognitif”. Orang yang telah besar disuatu kota dan membangun orientasi mereka sendiri sebagai kebutuhan utama dari struktur
mereka. Bagian-bagian yang terpenting adalah elemen-elemen yang berkelanjutan seperti sungai, jalur pergerakan, fasade jalan, dan tanda-tanda yang menyolok. Orang
yang telah hidup dalam berbagai lingkungan menggunakan sistem orientasi yang berbeda karena beberapa kebutuhan mereka yang berbeda-beda.
Penelitian ini merupakan sebuah proses pemanggilan dan menguraikan kembali informasi yang disimpan manusia information retrieval melalui
penggambaran peta mental coqnitive mapping pengamat mengenai lingkungannya.
2.4 Kadar ImageCitra
Suatu kota yang sangat berkesan, pemukiman, komplek bangunan, atau interior bangunan adalah satu yang dilihat sebagai sebuah sistem dari komponen yang
terstruktur dengan baik yang saling berhubungan dengan yang lainnya. Penerapannya
Universitas Sumatera Utara
kepada kedua rancangan dan keperluan bentuk tiga dimensi, seperti hasil kajian Ulrich Neisser 1977, skematik untuk menganalisa dan membentuk image adalah
sama. Image suatu tempat akan terus diperkaya dan disempurnakan sepanjang terus
dipergunakan Steinitz 1968. Jika struktur dari suatu tempat telah berubah, image orang terhadap tempat tersebut juga akan berubah jika orang tersebut terus
mempergunakannya. Hal itu juga dapat berubah jika orang tersebut berbicara mengenai perubahan lingkungan tetapi akan mengakibatkan dampak yang kecil.
Sering terdapat suatu hal penting yang tertinggal antara perubahan lingkungan dengan perubahan image, dengan hasil yang dibicarakan mengarah kepada keadaan
masa lalu daripada situasi sekarang. Image mental terdiri dari beberapa kelompok elemen. Porteous 1977
menjelaskan:
“Sebuah pusat perbelanjaan, sebagai contoh, tidak hanya dikenal sebagai daerah yang formal dan berfungsi jelas dari suatu kota, tetapi itu dapat
terlihat sebagai sebuah node, tempat pertemuan dari path, diperjelas oleh edges dan di identifikasi oleh karakteristik landmark.”
Pemetaan kognitif menyerupai kepada susunan dari beberapa ciri khas yang berhubungan dengan path. Tidak semua dari beberapa elemen sama penting dalam
sebuah kawasan yang khas. Pocock dan Hudson 1978 telah menyusun melalui tabel, dimana menunjukkan suatu hubungan yang penting dari kategori setiap elemen
Universitas Sumatera Utara
di dalam image umum dari beberapa kota. Penelitian ini menguatkan penemuan Lynch dan memberikan suatu indikasi dari karakter pribadi dari masing-masing kota.
Beberapa kota kaya akan elemen-elemen yang jelas dan kota lainnya minim akan elemen tersebut, beberapa kota telah meberikan sumbangan yang berarti bagi
kotanya. Satu hal yang paling banyak dimiliki kota secara umum adalah beberapa edge yang tidak jelas, meskipun Saarinen 1968 menemukan beberapa edges
menjadi penting dalam penelitiannya di Chicago. Penelitian selanjutnya sangat dibutuhkan untuk menjelaskan mengapa paths,
districts, nodes, landmarks, dan edges menjadi kebutuhan yang sangat penting dalam image orang yang mendiami suatu kota, yaitu:
1. Berdasarkan teori Gestalt dinyatakan bahwa persepsi manusia hanya bisa
dimengerti melalui proses holistik. Menurut teori Gestalt, keseluruhan lebih bermakna daripada penjumlahan bagiannya, yang berarti seseorang
mempersepsikan suatu lingkungan sebagai suatu pola holistik Holistic Pattern, termasuk prinsip-prinsip kedekatan proximity, kesamaan
similarity, berkelanjutan continuity, dan pengakhiran closure. Hukum Gestalt mengenai organisasi visual yang mana dilakukan untuk
menjelaskan observasi Lynch mengenai pemetaan kognitif. Paths dan edges adalah elemen yang berkelanjutan continuity. Districts dapat
dijelaskan dalam bentuk kedekatan proximity dan kesamaan similarity dari beberapa elemen termasuk suatu garis batas, lalu landmark terbentuk
Universitas Sumatera Utara
dari elemen yang berbeda dengan sekelilingnya. Nodes sulit untuk dijelaskan dalam pengertian psikologi Gestalt.
2. Christian Norberg-Schultz 1971 telah mengidentifikasi tiga elemen
dasar dalam pemetaan kognitif, yaitu places, paths, dan domain. Places mengarah kepada Loci, sama dengan nodes dan landmarks yang
dikemukakan Lynch, dimana kegiatan berpengaruh kepada individu yang mendiami suatu tempat. Paths
merupakan elemen yang berkesinambungan yang membentuk struktur secata keseluruhan,
sedangkan domain merupakan area menyerupai district-nya Lynch, yang mengandung kesamaan elemen yang tertutup. Domain bertindak sebagai
tempat atau bidang bagi paths dan places. Hubungan antara penjelasan Norberg-Schultz dan teori Gestalt tidak terlihat sama sekali.
3. David Stea 1969 mengidentifikasi empat ciri khas dasar dalam
pemetaan kognitif, yaitu points, boundaries, paths, dan barriers. Points disini sama dengan nodes, dan boundaries sama dengan edges, sedangkan
barriers sama dengan edges yang melintasi paths.
Telah jelas semua penelitian mengenai pemetaan kognitif dan orientasi manusia di dalam lingkungan buatan dimana hukun Gestalt mengenai organisasi
visual menjadi prediksi penting bagi kebutuhan dari sebuah kota atau bangunan yang diperlukan bagi manusia. Lynch, Norman-Schultz, Stea dan lainnya seperti
Universitas Sumatera Utara
Appleyard, 1970 dan Clay, 1973 mungkin menggunakan terminologi yang berbeda untuk elemen yang mereka identifikasi dan penting dalam menyusun mental dari kota
dan bangunan, tetapi kesimpulan mereka memiliki kesamaan.
2.5 Citra Kota