Manajemen keuangan dan pembiayaan Manajemen sarana dan prasarana

siswa baru diantaranya a membentuk panitia penerimaan murid, b menentukan syarat pendaftaran calon, c menyediakan formulir pendaftaran, d pengumuman pendaftaran calon, e menyediakan buku pendaftaran f waktu pendaftaran, dan g penentuan calon yang diterima. Hasil analisis deskriptif juga menunjukan bahwa indikator yang paling lemah dalam membentuk manajemen kesiswaan adalah output siswa, dengan ditunjukan oleh nilai skor rata-rata paling rendah dibandingkan indikator yang lain. Berdasarkan hasil pengujian, hipotesis yang menyatakan ada pengaruh manajemen kesiswaan terhadap peningkatan mutu lulusan ditolak, karena tidak signifikan.

4.2.5 Manajemen keuangan dan pembiayaan

Temuan hasil penelitian diatas menunjukan bahwa manajemen keuangan dan pembiayaan di SMK swasta berkriteria tinggi, namun dalam pengamatan terdapat kelemahan pada indikator sumber pendanaan. Kelemahan pada indikator sumber pendanaan dikarenakan sumber dana yang digunakan oleh SMK swasta masih tergolong kecil karena sumber dana yang diperoleh oleh SMK swasta berasal dari SPP siswa dan yayasan yang menaunginya. Kelemahan tersebut disebabkan karena SMK swasta mandiri dalam mengembangkan dan mengoptimalkan potensi yang ada disekolah untuk memperoleh pendanaan dengan mencari sumbangan dari pemerintah pusat maupun daerah yang diperuntukan khusus bagi pendidikan, orang tua atau masyarakat baik mengikat maupun tidak mengikat. Hasil analisis deskriptif juga menunjukan bahwa indikator yang paling lemah dalam membentuk variabel manajemen keuangan dan pembiayaan adalah sumber pendanaan, dengan ditunjukan oleh nilai skor rata-rata paling rendah dibandingkan indikator yang lain. Berdasarkan hasil pengujian, hipotesis yang menyatakan ada pengaruh manajemen keuangan dan pembiayaan terhadap peningkatan mutu lulusan diterima, karena signifikan.

4.2.6 Manajemen sarana dan prasarana

Temuan hasil penelitian diatas menunjukan bahwa manajemen sarana dan prasana di SMK swasta berkriteria optimal, namun dalam pengamatan terdapat kelemahan pada indikator pengadaan sarana dan prasarana. Sarana dan prasarana yang ada di SMK swasta banyak yang kurang lengkap untuk mendukung kegiatan belajar mengajar siswa padahal dalam hal pengadaan direncanakan disesuaikan dengan kebutuhan sekolah dan dana yang dimiliki sekolah. Hal ini sudah sesuai dengan PERMENDIKNAS tahun 2007 mengatur bidang sarana prasarana yang isinya program pengelolaan sarana prasarana mengacu pada standar sarana dan prasarana dalam hal merencanakan, memenuhi, mendayagunakan, mengevaluasi, pemeliharaan, melengkapi, menyusun skala prioritas pengembangan fasilitas pendidikan serta pemeliharaan semua fasilitas fisik dan peralatan dengan memperhatikan kesehatan dan keamanan lingkungan. Kekurangan tersebut disebabkan keterbatasan biaya yang dimiliki sekolah dalam penyediaan sarana prasarana karena sekolah swasta memperoleh dana dari SPP siswa, yayasan dan donatur sehingga sekolah dalam pengadaan sarana prasarana kurang lengkap. Hasil analisis deskriptif juga menunjukan bahwa indikator yang paling lemah dalam membentuk variabel manajemen sarana dan prasarana adalah pengadaan sarana dan prasarana, dengan ditunjukan oleh nilai skor rata-rata paling rendah dibandingkan indikator yang lain. Berdasarkan hasil pengujian, hipotesis yang menyatakan ada pengaruh manajemen sarana dan prasarana terhadap peningkatan mutu lulusan diterima, karena signifikan.

4.2.7 Manajemen hubungan masyarakat