Manajemen tenaga kependidikan Manajemen Kesiswaan

Peningkatan mutu diperoleh melalui partisipasi orang tua, kelenturan pengelolaan sekolah, peningkatan profesionalisme guru, adanya hadiah dan hukuman sebagai kontrol, serta hal lain yang dapat menumbuh kembangkan suasana yang kondusif. Berdasarkan PERMENDIKNAS No 19 tahun 2007 peraturan dibidang kurikulum dan kegiatan pembelajaran tentang peraturan akademik adalah: Sekolah menyusun dan menetapkan peraturan akademik, Peraturan akademik berisi, persyaratan minimal kehadiran siswa, ketentuan mengenai ulangan, remedial, ujian, kenaikan kelas, dan kelulusan, ketentuan mengenai hak siswa, ketentuan mengenai layanan konsultasi kepada guru mata pelajaran, wali kelas dan konselor, Peraturan akademik diputuskan oleh rapat dewan pendidik dan ditetapkan oleh kepala sekolah. Hasil analisis deskriptif juga menunjukan bahwa indikator yang paling lemah dalam membentuk variabel manajemen kurikulum dan program pengajaran adalah peraturan akademik, dengan ditunjukan oleh nilai skor rata-rata paling rendah dibandingkan indikator yang lain. Berdasarkan hasil pengujian, hipotesis yang menyatakan ada pengaruh manajemen kurikulum dan program pengajaran terhadap peningkatan mutu lulusan diterima, karena signifikan.

4.2.3 Manajemen tenaga kependidikan

Temuan hasil penelitian diatas menunjukan bahwa manajemen tenaga kependidikan di SMK swasta kelompok bisnis dan manajemen se Kabupaten Banyumas berkriteria ideal, namun dalam pengamatan terdapat kelemahan pada indikator pustakawan. Kelemahan pada indikator pustakawan dikarenakan tidak sesuai dengan background pendidikan, hal ini dikarenakan pada SMK swasta belum mempunyai kualifikasi pendidikan akademik yang memadai untuk tenaga pustakawan sehingga untuk alokasi tenaga pustakawan akhirnya sekolah menempatkan guru dan karyawan yang tidak sesuai dengan bidangnya untuk menjadi tenaga pustakawan. Hasil analisis deskriptif juga menunjukan bahwa indikator yang paling lemah dalam membentuk variabel manajemen tenaga pendidikan adalah pustakawan, dengan ditunjukan oleh nilai skor rata-rata paling rendah dibandingkan indikator yang lain. Berdasarkan hasil pengujian, hipotesis yang menyatakan ada pengaruh manajemen tenaga kependidikan terhadap peningkatan mutu lulusan diterima, karena signifikan.

4.2.4 Manajemen Kesiswaan

Temuan hasil penelitian diatas menunjukan bahwa manajemen kesiswaan di SMK swasta berkriteria tinggi, namun dalam pengamatan terdapat kelemahan pada indikator output siswa. Kelemahan pada indikator output siswa dikarenakan SMK swasta belum dapat menghasilkan output yang maksimal atau belum dapat meluluskan siswanya hingga 100 hal tersebut dikarenakan input siswa yang masuk ke SMK swasta adalah siswa yang tidak diterima di sekolah negeri sehingga dari segi akademik siswa yang bersekolah di SMK swasta berkriteria sedang dan rendah. Secara keseluruhan data penerimaan siswa baru sekolah sudah sesuai dengan prosedur seperti apa yang dikemukakan Ismed Syarif dalam Suryosubroto 2004:74-78 menyebutkan bahwa langkah-langkah penerimaan siswa baru diantaranya a membentuk panitia penerimaan murid, b menentukan syarat pendaftaran calon, c menyediakan formulir pendaftaran, d pengumuman pendaftaran calon, e menyediakan buku pendaftaran f waktu pendaftaran, dan g penentuan calon yang diterima. Hasil analisis deskriptif juga menunjukan bahwa indikator yang paling lemah dalam membentuk manajemen kesiswaan adalah output siswa, dengan ditunjukan oleh nilai skor rata-rata paling rendah dibandingkan indikator yang lain. Berdasarkan hasil pengujian, hipotesis yang menyatakan ada pengaruh manajemen kesiswaan terhadap peningkatan mutu lulusan ditolak, karena tidak signifikan.

4.2.5 Manajemen keuangan dan pembiayaan