Pengujian Hipotesis 8 Pengujian Hipotesis 9

dengan signifikansi 0,018, karena signifikansi yang diperoleh kurang dari 0,05 yang berarti hipotesis diterima, karena signifikan. Hasil pengujian ini menunjukkan ada pengaruh secara signifikan manajemen sarana dan prasarana terhadap peningkatan mutu lulusan. Dengan meningkatnya sarana dan prasarana akan diikuti peningkatan mutu lulusan yang nyata. Besarnya pengaruh sarana dan prasarana terhadap peningkatan mutu lulusan sebesar r 2 0,1056 atau 10,56.

4.1.3.4.8 Pengujian Hipotesis 8

Hipotesis 8 menyatakan bahwa ada pengaruh manajemen hubungan masyarakat terhadap peningkatan mutu lulusan. Berdasarkan tabel 4.15 terlihat bahwa koefisien korelasi secara parsial untuk variabel hubungan masyarakat X7 sebesar 0,380 uji keberartian koefisien korelasi dengan uji t diperoleh t hitung 2,281 dengan signifikansi 0,027, karena signifikansi yang diperoleh kurang dari 0,05 yang berarti hipotesis diterima, karena signifikan. Hasil pengujian ini menunjukkan ada pengaruh secara signifikan manajemen hubungan masyarakat terhadap peningkatan mutu lulusan. Dengan meningkatnya hubungan masyarakat akan diikuti peningkatan mutu lulusan yang nyata. Besarnya pengaruh hubungan masyarakat terhadap peningkatan mutu lulusan sebesar r 2 0,0924 atau 9,24.

4.1.3.4.9 Pengujian Hipotesis 9

Hipotesis 9 menyatakan bahwa ada pengaruh manajemen layanan khusus terhadap peningkatan mutu lulusan. Berdasarkan tabel 4.15 terlihat bahwa koefisien korelasi secara parsial untuk variabel layana khusus X8 sebesar 0,005. uji keberartian koefisien korelasi dengan uji t diperoleh t hitung 0,032 dengan signifikansi 0,975, karena signifikansi yang diperoleh lebih dari 0,05 Yang berarti hipotesis ditolak karena tidak signifikan. Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa manajemen layanan khusus tidak berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan mutu lulusan. Dengan meningkatnya manajemen layanan khusus akan diikuti peningkatan mutu lulusan yang tidak nyata. Besarnya pengaruh manajemen layanan khusus terhadap peningkatan mutu lulusan sebesar r 2 0,00002 atau 0,002. Hubungan antara masing-masing variabel bebas dengan variabel terikat dalam penelitian ini dapat diketahui dari harga koefisien korelasi secara parsial. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan program komputer SPSS for windows release 16 seperti terangkum pada tabel 4.12 diperoleh koefisien korelasi parsial antara manajemen kepemimpinan kepala sekolah dengan peningkatan mutu lulusan sebesar 0,055, manajemen kurikulum dan program pengajaran dengan peningkatan mutu lulusan sebesar 0,367, manajemen tenaga kependidikan dengan peningkatan mutu lulusan sebesar 0,325, manajemen kesiswaan dengan peningkatan mutu lulusan sebesar 0,015, manajemen keuangan dan pembiayaan dengan peningkatan mutu lulusan sebesar 0,273, manajemen sarana dan prasarana dengan peningkatan mutu lulusan sebesar 0,325, manajemen hubungan masyarakat dengan peningkatan mutu lulusan sebesar 0,304, dan manajemen layanan khusus dengan peningkatan mutu lulusan sebesar 0,004. Besarnya pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat dapat diketahui dari besarnya koefisien determinan secara parsial r 2 dari masing- masing variabel tersebut. Dengan demikian besarnya pengaruh manajemen kepemimpinan kepala sekolah terhadap peningkatan mutu lulusan r 2 0,0030 atau 0,3, besarnya pengaruh manajemen kurikulum dan program pengajaran terhadap peningkatan mutu lulusan r 2 0,1347 atau 13,47, besarnya pengaruh manajemen tenaga kependidikan terhadap peningkatan mutu lulusan r 2 0,1056 atau 10,56, besarnya pengaruh manajemen kesiswaan terhadap peningkaatan mutu lulusan r 2 0,0002 atau 0,02, besarnya pengaruh manajemen keuangan dan pembiayaan terhadap peningkatan mutu lulusan r 2 0,0745 atau 7,45, besarnya pengaruh manajemen sarana dan prasarana terhadap peningkatan mutu lulusan r 2 0,1056 atau 10,56, besarnya manajemen hubungan masyarakat terhadap peningkatan mutu lulusan r 2 0,0924 atau 9,24, besarnya pengaruh layanan khusus terhadap peningkatan mutu lulusan r 2 0,00002 atau 0,002. Hal ini berarti kurikulum dan program pengajaran memberikan pengaruh yang lebih besar terhadap peningkatan mutu lulusan dibandingkan dengan variabel kepemimpinan kepala sekolah, tenaga kependidikan, kesiswaan, keuangan dan pembiayaan, sarana dan prasarana, hubungan masyarakat, dan layanan khusus. Dari hasil tersebut diketahui pula bahwa selain kepemimpinan kepala sekolah, tenaga kependidikan, kesiswaan, keuangan dan pembiayaan, sarana prasarana, hubungan masyarakat, dan layanan khusus, mutu lulusan juga dipengaruhi faktor lain yang tidak dikaji dalam penelitian ini. 4.2 Pembahasan Deskriptif Data 4.2.1 Manajemen kepemimpinan kepala sekolah