Manajemen hubungan masyarakat Manajemen layanan khusus

prasarana karena sekolah swasta memperoleh dana dari SPP siswa, yayasan dan donatur sehingga sekolah dalam pengadaan sarana prasarana kurang lengkap. Hasil analisis deskriptif juga menunjukan bahwa indikator yang paling lemah dalam membentuk variabel manajemen sarana dan prasarana adalah pengadaan sarana dan prasarana, dengan ditunjukan oleh nilai skor rata-rata paling rendah dibandingkan indikator yang lain. Berdasarkan hasil pengujian, hipotesis yang menyatakan ada pengaruh manajemen sarana dan prasarana terhadap peningkatan mutu lulusan diterima, karena signifikan.

4.2.7 Manajemen hubungan masyarakat

Temuan hasil penelitian diatas menunjukan bahwa manajemen hubungan masyarakat di SMK swasta memperoleh skor rata-rata dengan kriteria optimal. Namun berdasarkan pengamatan masih terdapat kelemahan pada indikator hubungan dengan masyarakat. Kelemahan pada indikator hubungan dengan masyarakat dikarenakan pihak sekolah belum sepenuhnya melibatkan warga masyarakat pendukung sekolah dalam mengelola pendidikan baik secara spiritual maupun material. Hasil analisis deskriptif juga menunjukan bahwa indikator yang paling lemah dalam membentuk variabel manajemen hubungan masyarakat adalah hubungan dengan masyarakat, dengan ditunjukan oleh nilai skor rata-rata paling rendah dibandingkan indikator yang lain. Berdasarkan hasil pengujian, hipotesis yang menyatakan ada pengaruh manajemen hubungan masyarakat terhadap mutu lulusan diterima, karena signifikan.

4.2.8 Manajemen layanan khusus

Temuan hasil penelitian diatas menunjukan bahwa manajemen layanan khusus di SMK swasta berkriteria optimal. Namun berdasarkan pengamatan terdapat kelemahan pada indikator layanan keamanan. Kelemahan pada indikator layanan keamanan dikarenakan belum semua sekolah memiliki petugas keamanan untuk menjaga keamanan sekolah, karena tidak adanya petugas keamanan disekolah masih sering terjadi kehilangan seperti uang, helm maupun komputer sekolah. Keamanan adalah suatu hal yang sangat penting dalam proses belajar mengajar karena dengan adanya rasa aman dan nyaman dalam kegiatan belajar mengajar akan dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan untuk para peserta didik. Hasil analisis deskriptif juga menunjukan bahwa indikator yang paling lemah dalam membentuk variabel manajemen layanan khusus adalah layanan keamanan, dengan ditunjukan oleh nilai skor rata-rata paling rendah dibandingkan indikator yang lain. Berdasarkan hasil pengujian, hipotesis yang menyatakan ada pengaruh manajemen layanan khusus terhadap peningkatan mutu lulusan ditolak, karena tidak signifikan.

4.2.9 Mutu Lulusan