Model Pembelajaran ARIAS dengan Tim Ahli

sekarang atau masa depan. Proses pembelajaran juga harus menarik untuk memelihara minatperhatian siswa, kemudian diadakan evaluasi untuk menumbuhkan rasa bangga dan puas dengan memberikan reinforcement penguatan.

2.1.1 Karakteristik model ARIAS

Siahaan et al. 2010: 23 menyatakan lima komponen ARIAS adalah : 1. Assurance, percaya diri, yang berhubungan dengan sikap percaya, yakin akan berhasil atau yang berhubungan dengan harapan untuk berhasil. 2. Relevance, berhubungan dengan kehidupan siswa baik berupa pengalaman sekarang atau yang telah dimiliki maupun yang berhubungan dengan kebutuhan karir sekarang atau yang akan datang. 3. Interest, adalah yang berhubungan dengan minatperhatian siswa. 4. Assessment, yaitu yang berhubungan dengan penilaian terhadap siswa. Penilaian merupakan suatu bagian pokok dalam pembelajaran yang memberikan keuntungan bagi guru dan murid. 5. Satisfaction adalah reinforcement penguatan dapat memberikan rasa bangga dan puas pada siswa yang penting dan perlu dalam kegiatan pembelajaran. Sopah 2007 juga menyatakan bahwa model pembelajaran ARIAS terdiri dari lima komponen assurance, relevance, interest, assesment, dan satisfaction yang disusun berdasarkan teori belajar. Kelima komponen dalam pembelajaran ARIAS merupakan satu kesatuan yang diperlukan dalam kegiatan pembelajaran. Lima komponen model ARIAS sebagai berikut:

2.1.1.1 Assurance percaya diriyakin

Assurance percaya diriyakin yaitu berhubungan dengan sikap percaya, yakin akan berhasil atau yang berhubungan dengan harapan untuk berhasil. Seseorang yang memiliki sikap percaya diri yang sangat tinggi cenderung akan berhasil bagaimanapun kemampuan yang ia miliki. Sikap dimana seseorang merasa yakin, percaya dapat berhasil mencapai sesuatu akan mempengaruhi mereka bertingkah laku untuk mencapai keberhasilan tersebut. Siswa yang memiliki sikap percaya diri memiliki penilaian yang positif tentang dirinya. Sikap percaya diri agar dapat berhasil perlu ditanamkan pada siswa untuk mendorong mereka agar berusaha dengan maksimal guna mencapai keberhasilan yang optimal. Dengan sikap yakin, penuh percaya diri, dan merasa mampu dapat melakukan sesuatu dengan berhasil, siswa terdorong untuk melakukan sesuatu kegiatan dengan sebaik-baiknya sehingga dapat mencapai hasil yang baik dari sebelumnya atau dapat melebihi orang lain. Menurut Sopah 2007, ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mempengaruhi sikap percaya diri siswa, antara lain: 1 Membantu siswa menyadari kekuatan dan kelemahan diri serta menanamkan pada siswa gambaran diri positif terhadap diri sendiri. 2 Menggunakan suatu patokan, standar yang memungkinkan siswa dapat mencapai keberhasilan misalkan dengan mengatakan kalau kamu tentu dapat menjawab pertanyaan di bawah ini tanpa melihat buku. 3 Memberikan tugas kepada siswa dimulai dari yang mudah sampai tugas yang sukar. Menyajikan materi bertahap sesuai dengan urutan dan tingkat kesukaran. Keller 1987: 5 menjelaskan tentang strategi untuk meningkatkan self- confidence sebagai berikut: a allow students opportunity to become independent in learning and practicing a skill. b have students learn new skills under low risk conditions, but practice performance of well-learned tasks under realistic conditions. c help students understand that the pursuit of excellence does not mean that anything short of perfection is failure, leardn to feel good about genuine accomplishment. Selain hal tersebut, memberi tugas yang sukar tetapi cukup realistis untuk diselesaikan atau sesuai dengan kemampuan siswa juga mampu menanamkan rasa percaya diri pada siswa. Misalnya memberi tugas kepada siswa dimulai dari yang mudah berangsur sampai ke tugas yang sukar Keller Suzuki, 2004: 179.

2.1.1.2 Relevance Relevansi

Relevansi berhubungan dengan kehidupan siswa, baik kehidupan sekarang maupun kehidupan yang akan datang. Konsep-konsep fisika tidak dapat diajarkan melalui defenisi, tetapi hendaknya melalui contoh-contoh yang relevan. Siswa kan terdorong mempelajari sesuatu yang akan dipelajari jika ada relevansinya dengan kehidupan mereka, dan memiliki tujuan yang jelas. Sesuatu yang memiliki arah, tujuan, sasaran yang jelas, ada manfaat, dan relevan dengan kehidupan akan mendorong individu untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam kegiatan pembelajaran, guru perlu memperhatikan unsur relevan ini. Menurut Keller 1987: 4, ada beberapa strategi untuk meningkatkan relevansi, yaitu: a experience b present worth c future usefulness d need matching e modeling f choice Sedangkan menurut Sopah 2007, ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan relevansi dalam pembelajaran, antara lain: 1 Mengemukakan tujuan sasaran yang akan dicapai. Tujuan yang jelas akan memberikan harapan yang jelas pada siswa dan mendorong mereka untuk mencapai tujuan tersebut. 2 Mengemukakan manfaat pelajaran bagi kehidupan siswa baik untuk masa sekarang maupun masa yang akan datang. 3 Menggunakan bahasa yang jelas atau contoh-contoh yang ada hubungannya dengan pengalaman nyata atau nilai-nilai yang dimiliki siswa.

2.1.1.3 Interest Perhatian

Interest berhubungan dengan minatperhatian siswa. Oleh karena itu, guru harus memperhatikan berbagai bentuk minatperhatian dalam kegiatan pembelajaran. Siswa akan kembali mengerjakan sesuatu yang menarik sesuai dengan minat mereka. Membangkitkan dan memelihara minat merupakan usaha menumbuhkan keingintahuan siswa yang diperlukan dalam kegiatan pembelajaran. Keller 1987: 3 menjelaskan tentang pentingnya perhatian siswa sebagai berikut: ...attention, is an element of motivation and is also a prerequisite for learning. The motivational concern is for getting and sustaining attention. As an element of learning, the concern is for directing attentio to the appropriatestimuli. Atone level, it is fairly easy to gain attention. A dramatic statement, a sharp noise, a quite pause – all of these and many other devices are used. Sopah 2007 menjelaskan beberapa cara yang dapat dilakukan untuk membuat kegiatan belajar mengajar menjadi lebih menarik, antara lain: 1 Menggunakan cerita atau analogi. 2 Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran, misalnya berdiskusi, mengajukan pertanyaan, atau mengemukakan masalah yang perlu dipecahkan. 3 Mengadakan variasi dalam kegiatan pembelajaran misalnya dari variasi serius ke humor, dari cepat ke lambat, dari suara keras ke suara yang sedang, dan mengubah gaya mengajar. Keller seperti yang dikutip oleh Chang dan Lehman 2002: 83, menyatakan bahwa dalam kegiatan pembelajaran, perhatian siswa tidak hanya harus dibangkitkan melainkan juga harus dipelihara. Oleh karena itu, guru harus memperhatikan berbagai bentuk cara mengajar dan memfokuskan pada minat dan perhatian dalam kegiatan pembelajaran.

2.1.1.4 Assessment Evaluasi

Komponen Assessment di dalam model pembelajaran ARIAS disebut evaluasi. Assesment berhubungan dengan evaluasi terhadap siswa. Menurut Tyler, seperti yang dikutip oleh Arikunto 2010a: 3 menjelaskan bahwa evaluasi adalah sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, bagian mana tujuan pendidikan sudah tercapai. Sedangkan menurut Hamalik 2002: 30 evaluasi adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk mengukur keefektifan sistem mengajarbelajar sebagai keseluruhan atau proses penilaian untuk menggambarkan prestasi yang dicapai seseorang siswa dengan kriteria yang telah ditetapkan. Manfaat evaluasi bagi guru adalah sebagai alat untuk mengetahui apakah yang telah diajarkan sudah dipahami oleh siswa, untuk memonitor kemajuan siswa sebagai individu maupun sebagai kelompok, untuk merekam apa yang telah dicapai siswa, dan untuk membantu siswa dalam belajar. Evaluasi diri dapat mendorong siswa untuk berusaha lebih baik lagi dari sebelumnya agar mencapai hasil yang maksimal. Evaluasi diri merupakan evaluasi yang mendukung proses belajar mengajar serta membantu siswa meningkatkan keberhasilannya. Dengan demikian, evaluasi diri dapat mendorong siswa untuk meningkatkan apa yang ingin dicapai. Model pembelajaran ARIAS memasukkan komponen assessment dikarenakan assessment merupakan salah satu bentuk motivasi. Menurut Mortimore dan Mortimore, seperti yang dikutip oleh Stobart dan Gipps 1998: 10 mengemukakan bahwa: Examinations at secondary level are traditionally seen as having great motivating potential: they provide pupils with a powerfull incentive to work, just at the age when they are becoming resistant to parental and teacher control and more interested in the outside world. Selain hal tersebut, menurut Pasaribu dan Simanjuntak, seperti yang dikutip oleh Ahmadi dan Supriyono 2004: 200, menegaskan bahwa tujuan khusus dari evaluasi diantaranya adalah menemukan sebab – sebab kemajuan atau kegagalan, dan memperbaiki mutu pelajaran cara bekerja dan metode belajar.

2.1.1.5 Satisfaction Kepuasan

Menurut Francom dan Reeves 2010: 57, salah satu tindakan pada tahap satisfaction adalah “obtaining student reactions to the new motivational design and determining student satisfaction level.” Sedangkan menurut Siahaan et al., 2010: 23 menyatakan bahwa satisfaction adalah reinforcement penguatan yang dapat memberikan rasa bangga dan puas pada siswa dan perlu dalam kegiatan pembelajaran. Berkaitan dengan rasa puas siswa terhadap hasil belajar siswa, Keller 1987: 6 menjelaskan sebagai berikut: This category incorporates research and practices that help make people feel good about their accomplishments. According to reinforcement theory, people should be more motivated if the task and the reward are defined, and an appropriate reinforcement schedule is used. Generally this is true, but people sometimes become resentful and even angry when they are told what they have to do, and what they will be given as a reward. Siswa yang telah berhasil mengerjakan atau mencapai sesuatu merasa bangga atas keberhasilan tersebut. Keberhasilan dan kebanggaan itu menjadi penguat bagi siswa untuk mencapai keberhasilan berikutnya. Seseorang merasa bangga dan puas karena apa yang dikerjakan dan dihasilkan mendapat penghargaan baik bersifat verbal maupun non verbal dari orang lain atau lingkungan. Dengan demikian, memberikan penguatan merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk mempengaruhi hasil belajar siswa. Untuk itu, rasa bangga dan puas perlu ditanamkan dan dijaga dalam diri siswa. Menurut Sopah 2007 beberapa cara yang dapat dilakukan antara lain: 1 Memberi penguatan, penghargaan yang pantas baik secara verbal maupun non verbal kepada siswa yang telah menampilkan keberhasilannya. Ucapan guru: bagus kamu telah mengerjakannya dengan baik sekali, menganggukkan kepala sambil tersenyum sebagai tanda setuju atas jawaban siswa terhadap suatu pertanyaan, merupakan suatu bentuk penguatan kepada siswa yang telah berhasil melakukan kegiatan. 2 Memperlihatkan perhatian yang besar pada siswa yang mengalami seperti membimbingnya sehingga mereka merasa dikenal dan dihargai oleh guru.

2.1.2 Tim Ahli

Tim ahli merupakan model diskusi jenis sundicate group. Jenis diskusi ini terdiri dari 3-6 orang yang berasal dari kelompok utama dan mempunyai tugas membahas tentang materi tertentu Moedjiono Hasibuan, 2006: 21. Setelah melakukan diskusi, siswa wajib mempresentasikan pada anggota kelompok utama dan kepada semua siswa di depan kelas. Model diskusi penting dilakukan siswa untuk melatih bekerjasama antar sesama teman. Diskusi merupakan kegiatan memecahkan sebuah permasalahan secara bersama-sama untuk mengambil kesimpulan dari permasalahan. Melalui diskusi, siswa berlatih untuk berkomunikasi dengan orang lain secara berkelompok. Siswa juga dituntut untuk aktif mengeluarkan idegagasan untuk memberikan pendapat tentang suatu permasalahan melalui kegiatan diskusi. Hal ini mampu merangsang kreativitas, keberanian, membangun kerjasama kelompok, dan melatih sikap saat berkomunikasi dengan orang lain. Menurut Tarigan 2008: 40, diskusi pada hakikatnya merupakan suatu metode untuk memecahkan permasalahan dengan proses berpikir kelompok. Oleh karena itu, diskusi merupakan suatu kegiatan kerjasama atau aktivitas koordinatif yang mengandung langkah-langkah dasar tertentu yang harus dipatuhi oleh seluruh kelompok. Bulatau, seperti yang dikutip oleh Mulawati 2011: 15, menyatakan bahwa manfaat diskusi ini adalah tentang pemikiran bersama yang mempunyai kemampuan kreatif, dalam artian realistis. Jika ada yang sejalan, maka hal ini dapat memicu seseorang untuk bertindak dengan daya dorong yang lebih kuat, berkat kerja sama dan keyakinan bersama. Berdasarkan penjelasan para ahli, model diskusi merupakan hal penting yang sangat dianjurkan untuk dilaksanakan dalam pembelajaran. Menurut Dipodjojo 1984: 64, dalam sebuah dikusi kelompok, tiap anggota kelompok hendaknya menyadari tujuan yang hendak dicapai, adanya hormat - menghormati, dan menghargai pendapat orang lain, serta bersikap tertib dalam bersoal jawab. Maka dari itu pembelajaran diskusi diharapkan mampu meningkatkan sikap positif siswa. Pada penelitian ini, model diskusi Tim Ahli digunakan untuk mendukung model utama ARIAS. Berbagai macam permasalahan siswa yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa, seperti sudah dijelaskan oleh peneliti pada latar belakang, dicoba diselesaikan menggunakan model pembelajaran ini. Model pembelajaran ARIAS dengan Tim Ahli diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa, baik berupa kognitif, afektif, dan psikomotor, serta minat siswa terhadap kegiatan diskusi pada mata pelajaran fisika.

2.2 Materi Alat-alat Optik

a. Mata

Sistem optik yang paling penting adalah mata. Mata memiliki sebuah lensa cembung yang berfungsi untuk memfokuskan bayangan benda pada lapisan peka cahaya di bagian belakang bola mata yang disebut retina. Retina berisi struktur indra-cahaya yang sangat halus yang disebut batang dan kerucut yang menerima dan memancarkan informasi di sepanjang saraf optik ke otak. selaput pelangi retina pupil lensa mata kornea saraf optic otot siliari Gambar 2.1 Diagram mata manusia Sumarsono, 2009: 112 Secara umum, bagian-bagian mata beserta fungsinya adalah sebagai berikut: 1. Kornea. Kornea merupakan bagian luar mata yang tipis, lunak, dan transparan. Kornea berfungsi menerima dan meneruskan cahaya yang masuk pada mata, serta melindungi bagian mata yang sensitif di bawahnya. 2. Pupil. Pupil merupakan celah sempit berbentuk lingkaran dan berfungsi agar cahaya dapat masuk ke dalam mata. 3. Iris. Iris adalah selaput berwarna hitam, biru, atau coklat yang berfungsi untuk mengatur besar kecilnya pupil. Warna yang disebabkan oleh iris merupakan warna mata seseorang. 4. Aquaeus Humour. Aquaeus humour merupakan cairan di depan lensa mata untuk membiaskan cahaya ke dalam mata. 5. Otot Akomodasi. Otot akomodasi adalah otot yang menempel pada lensa mata dan berfungsi untuk mengatur tebal dan tipisnya lensa mata. 6. Lensa Mata. Lensa mata berbentuk cembung, berserat, elastis, dan bening. Lensa ini berfungsi untuk membiaskan cahaya dari benda supaya terbentuk bayangan pada retina. 7. Retina. Retina adalah bagian belakang mata yang berfungsi sebagai tempat terbentuknya bayangan. 8. Vitreous Humour. Vitreous humour adalah cairan di dalam bola mata yang berfungsi untuk meneruskan cahaya dari lensa ke retina. 9. Bintik Kuning. Bintik kuning adalah bagian dari retina yang berfungsi sebagai tempat terbentuknya bayangan yang jelas. 10. Bintik Buta. Bintik buta adalah bagian dari retina yang apabila bayangan jatuh pada bagian ini, maka bayangan tampak tidak jelas atau kabur. 11. Saraf Mata. Saraf mata befungsi untuk meneruskan rangsangan bayangan dari retina menuju ke otak. Bentuk lensa kristal dapat diubah sedikit oleh kerja otot siliari. Apabila mata difokuskan pada benda yang jauh, otot akan mengendur dan sistem lensa mata berada pada panjang fokus maksimumnya, kira-kira 2,5 cm yang merupakam jarak dari lensa ke retina. Apabila benda di dekatkan, otot sililari akan meningkatkan kelengkungan lensa dan mengurangi panjang fokusnya, sehingga bayangan difokuskan ke retina. Proses ini disebut akomodasi. Bayangan yang jatuh di retina adalah nyata, terbalik, dan diperkecil. Mata Normal Jarak terdekat yang dapat difokuskan mata disebut titik dekat mata PP = punctum proximum. Orang dewasa muda biasanya mempunyai titik dekat ±25 cm, walaupun anak-anak sering kali bisa memfokuskan benda pada jarak 10 cm. Selanjutnya, semakin tua usia seseorang, kemampuan berakomodasi makin kurang dan titik dekat bertambah. Adapun jarak terjauh di mana benda masih dapat terlihat jelas disebut titik jauh PR = punctum remotum. Mata normal adalah mata yang memiliki titik dekat PP = ±25 cm dan titik jauh PR = tak