Metode Analisis Data .1. METODE PENELITIAN

3.8.2. Ranah Psikomotorik

Pengukuran ranah psikomotorik biasanya berupa matrik Arikunto, 2010a: 182. Ke bawah menyatakan perperincian aspek bagian keterampilan yang akan diukur, kekanan menunjukkan besarnya skor yang dapat dicapai. Keseluruhan hasil sesuai dengan skor yang diperoleh. Skor yang diperoleh masing – masing siswa dihitung dengan menjumlahkan skor yang diperoleh siswa untuk setiap item. Sedangkan untuk menghitung persentase ranah psikomotorik menggunakan rumus dari Arikunto 2010a: 236 yaitu: Persentase Nilai Akhir =

3.8.3. Ranah Kognitif

Data hasil belajar kognitif diperoleh dari hasil tes yang mempunyai sistem penskoran yang dirumuskan oleh Sudijono 2009: 303, yaitu: S = R dengan S = skor yang diperoleh Raw Score R = jawaban yang betul Sedangkan untuk memberikan nilai tes siswa, Arikunto 2010a: 236 menuliskan rumusnya sebagai berikut: N =

3.8.4. Menentukan Nilai Rata

– Rata Kelas Penguasaan materi oleh siswa di kelas diukur dari pencapaian rata – rata nilai yang didapatkan. Menurut Sudjana 2002: 184, untuk mengetahui besarnya nilai tes rata-rata siswa, digunakan rumus: Keterangan: = jumlah nilai siswa N = jumlah siswa

3.8.5. Menentukan Ketuntasan Belajar Klasikal

Banyaknya siswa yang telah mengusai materi diukur dari pencapaian ketuntasan klasikal. Sudjana 2002: 186 menuliskan rumus untuk mengetahui pencapaian ketuntasan klasikal sebagai berikut: Keterangan : P = persentase ketuntasan klasikal = jumlah siswa = jumlah siswa yang tuntas secara individual

3.8.6. Metode Analisis Lembar Angket

Data hasil lembar kuesioner minat awal dan akhir siklus dihitung dengan langkah-langkah : 1. Sistem penskoran yang digunakan adalah skala likert, untuk pernyataan positif favorable sangat setuju SS diberi skor 4, begitu secara berturut- turut sampai sangat tidak setuju STS diberi skor 1, sebaliknya untuk pernyataan negatif unfavorable sangat setuju SS diberi skor 1, begitu secara berturut-turut sampai sangat tidak setuju STS diberi skor 4. 2. Merekapitulasi skor hasil pengisian lembar kuesioner awal dan akhir siklus kemudian memasukkannya dalam kategori minat siswa seperti yang dirumuskan oleh Suyitno 2004: 73 sebagai berikut : Tabel 3.1 Kategori minat Peningkatan Hasil Belajar Penelitian ini perlu melihat bagaimana kriteria peningkatan hasil belajar dan keterampilan sosial siswa. Peningkatan hasil belajar dihitung menggunakan rumus modifikasi gain rata – rata ternormalisasi, pre test, post test yang dikembangkan oleh Savinainen dan Scott, seperti yang dikutip oleh Wiyanto 2008: 86. Gain rata – rata peningkatan hasil belajar merupakan perbandingan gain rata – rata aktual siklus I ke siklus II dengan selisih skor rata – rata siklus II terhadap skor rata – rata siklus I. No Skor Siswa Kategori siswa 1 20 - 35 Tidak berminat 2 36 - 50 Kurang berminat 3 51 - 65 Berminat 4 66 - 80 Sangat berminat Simbol dan masing-masing menyatakan skor rata – rata Siklus I dan skor rata – rata Siklus II maupun skor rata – rata Siklus II dan skor rata – rata Siklus III yang dinyatakan dalam persen. Besarnya faktor g dikategorikan sebagai berikut: Tinggi : g 0,7 atau jika dinyatakan dalam persen g 70 Sedang: 0,3 g 0,7 atau jika dinyatakan dalam persen 30 g 70 Rendah: g 0,3 atau jika dinyatakan dalam persen g 30

3.9 Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini dapat dilihat dari adanya peningkatan prestasi belajar dari hasil belajar siswa tiap siklusnya. Keberhasilan belajar kognitif dapat dilihat dari hasil tes tiap akhir siklus. Ketuntasan belajar individu tercapai apabila siswa mampu menguasai kompetensi atau tujuan pembelajaran minimal 65 dari seluruh tujuan pembelajaran. Sedangkan ketuntasan klasikal tercapai apabila 85 siswa mendapatkan nilai minimal 75 Mulyasa, 2002 : 99. Nilai minimal 75 merupakan Kriteria Ketuntasan Minimum KKM SMA Negeri 2 Kebumen. Sedangkan untuk hasil belajar afektif, ketuntasan belajar individu tercapai apabila telah mencapai 70 dengan ketuntasan klasikal sebesar 75 Mulyasa, 2002 : 102 dan untuk hasil belajar psikomotorik, seorang siswa dikatakan tuntas bila telah mencapai 75 dengan ketuntasan klasikal sebesar 75 Mulyasa, 2002 : 102.