menyebabkan hasil belajar rendah atau kurang maksimal. Hubungan permasalahan siswa terhadap hasil belajar ditampilkan pada skema berikut ini:
Berdasarkan berbagai permasalahan siswa, saya mencoba menggunakan Berdasarkan berbagai permasalahan siswa, saya mencoba menggunakan
model pembelajaran nonkonvensional yang lebih mengutamakan kegiatan diskusi dan motivasi siswa. Model pembelajaran yang dimaksud adalah ARIAS dengan
Tim Ahli. Model ini mencakup solusi untuk sebagian besar permasalahan siswa. Skema ditampilkan seperti gambar berikut ini:
Masalah Belajar Hasil Belajar
Kurang MaksimalRendah
Konvensional Pembelajaran
Pasif
Kurang percaya diri Model pembelajaran
kurang menarik Kurangnya motivasi
Tidak paham kemanfaatan fisika
Bosan Kurang minat diskusi
Kurangnya evaluasi, d.l.l.
Kognitif, Afektif,
Psikomotorik, Minat diskusi
Model
Masalah Belajar Target Hasil
Belajar
ARIAS dengan Tim Ahli
Kurang percaya diri Model pembelajaran
kurang menarik Kurangnya motivasi
Tidak paham kemanfaatan fisika
Bosan Kurang minat diskusi
Kurangnya evaluasi,
d.l.l.
Kognitif, Afektif,
Psikomotorik, Minat diskusi.
Model Gambar 2.15
Skema hubungan permasalahan siswa dan hasil belajar ketika pembelajaran fisika menggunakan model konvensional
BAB 3
MaksimalNaik
Gambar 2.16 Skema hubungan permasalahan siswa dan target hasil belajar
ketika pembelajaran fisika menggunakan model ARIAS dengan Tim Ahli.
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Desain dalam penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas PTK atau dalam bahasa Inggris disebut Classroom Action Research CAR. Saat
ini penelitian tindakan kelas sangat dianjurkan untuk dilaksanakan di semua jenjang dan jenis sekolah Arikunto, 2010b: 132. Terdapat satu pendekatan
pembelajaran populer di Jepang yang dikenal dengan nama Lesson Study. Terkenalnya Lesson Study hampir bersamaan dengan Peneltian Tindakan Kelas
PTK, sehingga dapat dikatakan bahwa Lesson Study dan PTK merupakan “saudara sekandung”. Perbedaannya terletak pada pengamat, jika dalam PTK
pengamatnya satu orang, sedangkan pada Lesson Study pengamatnya merupakan kelompok Arikunto, 2010b: 136.
Menurut Kemmis dan Mc. Taggart, seperti yang dikutip oleh Muslich 2012: 8, PTK adalah studi yang dilakukan untuk memperbaiki diri sendiri,
pengalaman kerja sendiri, yang dilaksanakan secara sistematis, terencana, dan dengan sikap mawas diri. Sedangkan menurut Hopkins, yang juga dikutip oleh
Muslich 2012: 8, menjelaskan bahwa PTK adalah bentuk kajian yang bersifat reflektif, yang dilakukan oleh pelaku tindakan untuk meningkatkan kemantapan
rasional dari tindakan-tindakannya dalam melaksanakan tugas dan memperdalam pemahaman terhadap kondisi dan praktik pembelajaran.
Ada beberapa ahli yang menekuni penelitian tindakan, salah satunya adalah Kurt Lewin. Menurut Arikunto 2010b: 130-131, model yang
dikembangkan oleh Kurt Lewin didasarkan atas konsep pokok bahwa penelitian tindakan terdiri dari empat komponen pokok yang juga menunjukkan langkah,
yaitu: a
Perencanaan atau planning, b
Tindakan atau acting, c
Pengamatan atau observing, dan d
Refleksi atau reflecting. Hubungan antara keempat komponen tersebut menunjukkan sebuah siklus atau
kegiatan berulang. “Siklus” inilah yang sebetulnya menjadi salah satu ciri utama dari penelitian tindakan, yaitu bahwa penelitian tindakan harus dilaksanakan
dalam bentuk siklus, bukan hanya satu kali intervensi saja. Apabila digambarkan dalam bentuk visualisasi, maka model siklus
penelitian tindakan kelas secara umum digambarkan sebagai berikut:
Siklus II Siklus I
Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas Mulyasa, 2011: 73
1. Rencana 2. Tindakan
3. Observasi 4. Refleksi
1. Rencana
4. Refleksi 2. Tindakan
3. Observasi