Hasil Penelitian HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Keterangan Kondisi Awal Siklus I Siklus II Siklus III Nilai Tertinggi 68 76 89 91 Nilai Terendah 45 49 51 70 Nilai Rata-Rata 50,47 60,41 78,25 80,84 Persentase yang Berminat 37,5 91 100 100 Kategori kurang berminat berminat sangat berminat sangat berminat 4. 6 Data Peningkatan Hasil Belajar Siswa Terdapat peningkatan hasil belajar siswa setiap siklusnya. Perhitungan peningkatan hasil belajar kognitif, afektif, psikomotor, dan minat diskusi siswa dari siklus I ke siklus II dan dari siklus II ke siklus III setelah diterapkan model pembelajaran ARIAS dengan Tim Ahli menggunakan rumus gain terdapat pada lampiran 45 dan 46, sedangkan hasil perhitungan ditampilkan dalam tabel 4.6 di bawah ini: Tabel 4.6 Data Peningkatan Hasil Belajar Siswa No Aspek yang diteliti gain dari siklus I ke siklus II Kategori gain gain dari siklus II ke siklus III Kategori gain 1 Hasil belajar kognitif 11 rendah 20 rendah 2 Hasil belajar afektif 10 rendah 30 sedang 3 Hasil belajar psikomotor 32 sedang 38 sedang 4 Minat diskusi siswa 41 sedang 13 rendah Tabel 4.5 Peningkatan minat diskusi siswa

4.7 Pembahasan

4.7.1 Hasil Belajar Kognitif

Berdasarkan tabel 4.2 diperoleh nilai rata-rata tes evaluasi siklus I sebesar 75,5 dengan ketuntasan klasikal 62,5. Hasil ini diperoleh setelah pelaksanaan tes evaluasi selesai. Pada siklus I siswa yang dikatakan tuntas sejumlah 20 siswa dari 32 siswa, sehingga ketuntasan klasikal yang didapat pada siklus I adalah 62,5. Berdasarkan data tersebut, hasil belajar kognitif pada siklus I belum memenuhi indikator yang ditentukan karena hasil belajar secara klasikal belum tuntas. Hal itu disebabkan beberapa faktor, yaitu: 1 siswa kurang siap karena baru pertama kali menerima pembelajaran menggunakan model ARIAS dengan Tim Ahli, 2 siswa memerlukan banyak waktu untuk memahami model ARIAS dengan Tim Ahli karena model diskusi ini sangat memerlukan kemampuan pemahaman dan komunikasi siswa, 3 siswa masih malu – malu ketika menyampaikan materi ke teman – temannya sehingga materi sulit dipahami siswa lain, 4 sebagian siswa masih belum paham dalam menentukan titik terdekat dan titik terjauh mata manusia yang menderita cacat mata, 5 sebagian siswa belum paham tentang pengertian bayangan maya dan nyata. Permasalahan-permasalahan tersebut kemudian didiskusikan bersama guru dan pengamat pada proses refleksi siklus I untuk mencari solusi yang tepat, sehingga pembelajaran pada siklus II dapat dilaksanakan dengan lebih baik. Permasalahan siswa yang terkait dengan materi yang diajarkan, diselesaikan dengan memberi pekerjaan rumah PR dan dikumpulkan pada minggu berikutnya. Berdasarkan hasil pekerjaan rumah, hampir semua siswa menjawab betul, sehingga dapat disimpulkan bahwa mayoritas siswa sudah paham tentang materi yang diajarkan pada siklus pertama. Pada siklus II, siswa yang dikatakan tuntas belajar kognitif sejumlah 24 siswa dari 32 siswa dan nilai rata-rata tes evaluasi siswa meningkat menjadi 78,1 dengan ketuntasan klasikal mencapai 75. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II lebih baik dari sebelumnya karena sebagian besar siswa sudah mulai mengenal model pembelajaran yang saya kenalkan, sehingga siswa sudah lebih siap dan lebih antusias. Terdapat peningkatan nilai kognitif siswa pada siklus II jika dibandingkan dengan siklus I. Siswa lebih tertib dalam melaksanakan diskusi dan antusias ketika disuruh mengerjakan soal di depan. Hal inilah yang menyebabkan kemampuan siswa dalam mengerjakan soal dapat terlatih, sehingga ketika diberikan tes evaluasi, siswa dapat mengerjakan dengan tenang dan semangat. Terkait materi yang diajarkan, sebagian siswa masih belum paham bagaimana melukiskan pembentukan bayangan pada lensa, sehingga kesulitan ketika melukiskan pembentukan bayangan pada lup maupun kamera. Seperti siklus pertama, untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, siswa diberi pekerjaan rumah supaya dikerjakan dengan sungguh – sungguh. Hasil pekerjaan rumah menunjukkan bahwa siswa sudah memahami materi. Peneliti menyimpulkan proses pembelajaran siklus II lebih baik dari siklus sebelumnya. Walaupun begitu, ketuntasan klasikal pada siklus II yang hanya mencapai 75 belum mencapai target. Maka dari itu, diperlukan siklus selanjutnya supaya ketuntasan klasikal siswa mampu mencapai lebih dari 85. Pada siklus III, siswa yang dikatakan tuntas sejumlah 28 siswa dari 32 siswa dan nilai rata-rata tes evaluasi siswa meningkat menjadi 82,2 dengan ketuntasan klasikal mencapai 87,5. Adanya peningkatan ini menunjukkan bahwa model pembelajaran ARIAS dengan Tim Ahli dapat mempengaruhi hasil belajar kognitif secara positif. Hal ini sesuai dengan penelitian Devi 2012: 8 yang menyatakan bahwa model pembelajaran ARIAS mampu meningkatkan hasil belajar aspek kognitif siswa karena model pembelajaran ini disajikan secara menarik dan dapat menumbuhkan rasa percaya diri sehingga siswa bersemangat dalam belajar. Terdapat peningkatan nilai kognitif siswa pada siklus III jika dibandingkan dengan siklus I maupun siklus II. Selain disebabkan karena siswa lebih tertib dalam melaksanakan diskusi dan antusias ketika disuruh mengerjakan soal di depan, siswa juga aktif untuk menolong teman sebaya yang belum paham tentang materi yang diajarkan. Maka dari itu, seluruh siswa dapat memahami materi. Hal ini tidak terjadi pada siklus I maupun II. Pada siklus I dan II, guru agak kesulitan untuk mengetahui siswa yang sudah paham tentang materi yang diajarkan dan yang belum paham. Hal ini dikarenakan siswa yang belum paham hanya diam dan cenderung masih malu untuk bertanya. Faktor kemampuan bertanya, berlatih mengerjakan soal di depan kelas, dan saling membantu siswa lain inilah yang menyebabkan kemampuan siswa dalam mengerjakan soal dapat lebih terlatih, sehingga persentase hasil belajar kognitif pada siklus III merupakan yang tertinggi