Media Pembelajaran Landasan Teori

guru adalah bagaimana agar materi pelajaran dapat dengan mudah ditangkap dan dipahami oleh siswa. 3 Korelasi correlation Langkah korelasi adalah langkah menghubungkan materi pelajaran dengan pengalaman siswa atau dengan hal-hal yang memungkinkan siswa dapat menangkap keterkaitannya dalam struktur pengetahuan yang dimilikinya. Langkah korelasi dilakukan untuk memperbaiki struktur pengetahuan yang telah dimilikinya maupun makna untuk meningkatkan kualitas kemampuan berpikir dan kemampuan motorik siswa. 4 Menyimpulkan generalization Menyimpulkan adalah tahapan untuk memahami inti core dari materi pelajaran yang telah disajikan. Langkah menyimpulkan merupakan langkah penting dalam strategi ekspositori, sebab melalui langkah menyimpulkan siswa akan dapat mengambil inti sari dari proses penyajian. 5 Mengaplikasikan application Langkah aplikasi adalah langkah unjuk kemampuan siswa setelah mereka menyimak penjelasan guru. Langkah ini merupakan langkah yang penting dalam proses pembelajaran ekspositori karena melalui langkah ini guru akan dapat mengumpulkan informasi tentang penguasaan dan pemahaman materi pelajaran oleh siswa.

2.1.8. Media Pembelajaran

Suherman 2003: 238 menyatakan bahwa media merupakan jamak dari kata medium adalah suatu saluran untuk komunikasi. Diturunkan dari bahasa latin yang berarti antara. Istilah ini merujuk kepada suatu yang membawa informasi dari pengirim informasi ke penerima insformasi. Media pembelajaran menurut Djamarah 2002: 136 diartikan sebagai alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pengajaran. Selanjutnya Djamarah 2002: 138 menyimpulkan bahwa: ..media mempunyai fungsi melicinkan jalan menuju tercapainya tujuan pengajaran. Hal ini dilandasi dengan keyakinan bahwa proses belajar mengajar dengan bantuan media mempertinggi kegiatan belajar anak didik dalam tenggang waktu yang cukup lama. Itu berarti kegiatan belajar anak didik dengan bantuan media akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih baik daripada tanpa bantuan media. Dengan kata lain, media pembelajaran dapat merangsang perhatian dan minat siswa dalam kegiatan belajar sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Permainan merupakan salah satu media yang dapat digunakan guru dalam memudahkan proses penyampaian materi kepada siswa. Menurut Nuraeni 2013: 687, permainan dapat mendukung suatu pembelajaran agar siswa menjadi lebih aktif dalam proses belajar mereka. Kerjasama yang terbentuk dalam permainan dapat melatih kolaborasi dan interaksi siswa. Permainan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Roal-Matematika. Roal-Matematika merupakan singkatan dari roda soal matematika. Roal-Matematika didesain untuk memberikan inovasi bagi pendidik dalam memberikan evaluasi pada siswa agar mereka tetap antusias dalam menjawab soal-soal matematika. Melalui permainan ini mengajak siswa untuk lebih aktif dalam pemecahan masalah dalam pembelajaran matematika. Menurut Nuraeni 2013: 687, dalam menciptakan suatu lingkungan belajar dengan permainan, maka guru harus menentukan strategi permainan yang akan mendukung terbentuknya situasi alami untuk interaksi sosial. Langkah- langkah yang harus dilakukan dalam permainan Roal-matematika adalah sebagai berikut: 1 Guru menjelaskan pokok-pokok materi Roal 1 2 Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok Roal 2 3 Siswa memutar roda soal sesuai arah jarum untuk menentukan nomor soal yang terpilih Roal 3 4 Siswa mengambil kartu soal pada kantong papan soal sesuai nomor yang terpilih Roal 4 5 Siswa menyelesaikan soal terpilih pada kartu kendali Roal 5 6 Setelah soal terjawab, siswa mengumpulkan kartu kendali Roal 6 7 Siswa mempresentasikan jawabannya Roal 7 2.1.9. Langkah-langkah Strategi Pembelajaran TAPPS Berbantuan Roal- Matematika Langkah-langkah yang dilakukan dalam penerapan strategi pembelajaran TAPPS yang dinyatakan oleh Benham 2009: 1 dengan berbantuan Roal- Matematika adalah sebagai berikut. 1 Guru menjelaskan pokok-pokok materi Roal 1 2 Siswa dibagi kelompok secara berpasang-pasangan Roal 2, TAPPS 3 Siswa menentukan yang menjadi problem solver dan listener TAPPS 4 Setiap kelompok maju untuk memutar roda soal sesuai arah jarum untuk menentukan nomor soal yang terpilih Roal 3 5 Siswa mengambil kartu soal pada kantong papan soal sesuai nomor yang terpilih Roal 4 6 Siswa menyelesaikan soal terpilih pada kartu kendali Roal 5 7 Thinking Aloud TAPPS a. Siswa mendapatkan kartu soal yang di dalamnya terdapat dua masalah yang berbeda untuk dikerjakan oleh problem solver dan listener. b. Problem solver dan listener mempelajari masalah selama 5 menit. 8 Pair dan Problem Solving TAPPS a. Problem solver mulai membacakan soal lalu menyelesaikan masalah sambil menjelaskan setiap langkah penyelesaian kepada listener. b. Listener mengamati proses penyelesaian masalah, bertanya jika ada hal yang kurang dipahami, atau memberikan arahan dan penuntun jika problem solver merasa kesulitan. c. Guru mengamati dan membantu kelancaran diskusi dengan berkeliling kelas. d. Setelah soal pertama terpecahkan, problem solver dan listener bertukar peran dan melakukan diskusi kembali seperti di atas. e. Pembahasan kedua masalah yang telah diberikan secara bersama-sama. 9 Setelah semua soal terjawab, siswa mengumpulkan kartu kendali Roal 6 10 Siswa mempresentasikan jawabannya Roal 7 2.1.10. Motivasi Menurut Mc.Donald, sebagaimana dikutip oleh Sardiman 2014: 73, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Siswa belajar karena didorong oleh kekuatan mentalnya. Kekuatan mental itu berupa keinginan, perhatian, kemauan, atau cita-cita. Kekuatan mental tersebut dapat tergolong rendah, atau tinggi. Ada ahli psikologi pendidikan yang menyebut kekuatan mental yang mendorong terjadinya belajar tersebut sebagai motivasi belajar Dimyati, 2002: 80. Dikutip oleh Dimyati 2002: 80 bahwa: .. motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar. Dalam motivasi terkandung adanya keinginan, harapan, kebutuhan, tujuan, sasaran, dan intensif. Keadaan kejiwaan inilah yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan, dan mengarahkan sikap dan perilaku individu belajar Koeswara, 1989; Siagian, 1989; Schein, 1991; Biggs Telfer, 1987. Menurut Sardiman 2014: 83, motivasi yang ada pada setiap orang itu memiliki ciri-ciri sebagai berikut. 1 Tekun menghadapi tugas dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai. 2 Ulet menghadapi kesulitan tidak lepas putus asa. Tidak memerlukan dorongan dari luar umtuk berprestasi sebaik mungkin tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya. 3 Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah. 4 Lebih senang bekerja mandiri. 5 Cepat bosan dengan tugas-tugas yang rutin. 6 Dapat mempertahankan pendapatnya. 7 Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu. 8 Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.

2.1.11. Kemampuan Berpikir Kritis