Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Sistematika Penulisan Skripsi

Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti bermaksud mengadakan penelitian yang berjudul “Keefektifan Pembelajaran TAPPS berbantuan Roal-Matematika terhadap Motivasi dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas VII”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini dapat dirinci sebagai berikut. 1 Apakah strategi pembelajaran TAPPS berbantuan Roal-Matematika efektif terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas VII pada materi aritmetika sosial? 2 Apakah strategi pembelajaran TAPPS berbantuan Roal-Matematika lebih efektif dari strategi pembelajaran ekspositori terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas VII pada materi aritmetika sosial? 3 Apakah terdapat pengaruh yang signifikan motivasi siswa pada kelas yang menggunakan strategi TAPPS berbantuan Roal-Matematika terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas VII pada materi aritmetika sosial?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijelaskan, tujuan dalam penelitian ini adalah sebagi berikut. 1 Untuk mengetahui apakah strategi pembelajaran TAPPS berbantuan Roal- Matematika efektif terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas VII pada materi aritmetika sosial. 2 Untuk mengetahui apakah strategi pembelajaran TAPPS berbantuan Roal- Matematika lebih efektif dari strategi pembelajaran ekspositori terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas VII pada materi aritmetika sosial. 3 Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan motivasi siswa pada kelas yang menggunakan strategi TAPPS berbantuan Roal-Matematika terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas VII pada materi aritmetika sosial.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini terdiri atas manfaat teoritis dan manfaat praktis sebagi berikut.

1.4.1 Manfaat Teoritis

Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat pada pembelajaran matematika, khususnya pada peningkatan motivasi dan kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan strategi TAPPS berbantuan Roal-Matematika. Selain itu, diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi guna penelitian lanjutan.

1.4.2 Manfaat Praktis

Manfaat praktis dari hasil penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut. 1 Bagi Sekolah Memberikan informasi untuk perbaikan proses pembelajaran matematika sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. 2 Bagi Guru Memberikan wacana bagi guru untuk dapat menciptakan pembelajaran yang kreatif dan inovatif sehingga proses belajar mengajar matematika dirasakan siswa lebih menarik dan menyenangkan. 3 Bagi Siswa Penerapan strategi pembelajaran TAPPS berbantuan Roal-Matematika dalam pembelejaran matematika diharapkan dapat menarik motivasi dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. 4 Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman bagi peneliti dalam menerapkan pembelajaran dengan strategi TAPPS berbantuan Roal- Matematika yang kelak dapat diterapkan saat terjun di lapangan. Serta memberikan informasi bagi peneliti sebagai calon pendidik agar dapat menggunakan model pembelajaran yang tepat dalam mengajar matematika.

1.5 Penegasan Istilah

1.5.1 Keefektifan

Keefektifan dapat diartikan sebagai ukuran yang berhubungan dengan tingkat keberhasilan dalam mencapai suatu tujuan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan. Kriteria keefektifan dalam penelitian ini mengacu pada: 1 Hasil tes kemampuan berpikir kritis siswa pada suatu kelas dengan strategi tertentu mencapai KKM, yaitu sekurang-kurangnya 75 dari jumlah siswa yang ada di kelas tersebut telah mencapai nilai ≥ 72. 2 Rata-rata kemampuan berpikir kritis siswa yang memperoleh pembelajaran dengan strategi tertentu lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata kemampuan berpikir kritis siswa yang memperoleh pembelajaran dengan strategi lainnya. 3 Terdapat pengaruh yang signifikan motivasi siswa pada kelas yang menggunakan strategi pembelajaran tertentu terhadap kemampuan berpikir kritis siswa.

1.5.2 Strategi Pembelajaran TAPPS

Thinking Aloud Pair Problem Solving jika diartikan kedalam bahasa Indonesia sebagai berikut, thinking aloud mempunyai arti berpikir keras, pair berarti berpasangan, dan problem solving artinya pemecahan masalah. Dengan demikian, Thinking Aloud Pair Problem Solving dapat diartikan sebagai strategi berpikir keras dengan cara berpasangan dalam penyelesaian masalah. Stretegi tersebut memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar secara berkelompok. Dalam setiap kelompok terdiri dari 2 orang siswa yang berperan sebagai problem solver dan listener.

1.5.3 Strategi Pembelajaran Ekspositori

Strategi pembelajaran ekspositori merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. Strategi tersebut menunjukkan peran guru lebih dominan di dalam proses pembelajaran. Dalam penelitian ini, peneliti menerapkan strategi pembelajaran ekspositori di kelas kontrol. Strategi tersebut memiliki perbedaan yang sangat menonjol dengan strategi pembelajaran yang diterapkan di kelas eksperimen, sehimgga dapat digunakan untuk membandingankannya agar dapat diketahui manakah strategi yang lebih efektif.

1.5.4 Roal-Matematika

Roal-Matematika merupakan singkatan dari roda soal matematika. Roal- Matematika merupakan sebuah permainan yang didesain untuk memberikan inovasi bagi pendidik dalam memberikan evaluasi pada siswa agar mereka tetap antusias dalam menjawab soal-soal matematika. Melalui permainan ini mengajak siswa untuk membuat peta atau konsep dalam pemecahan masalah dalam matematika.

1.5.5 Motivasi

Menurut Mc.Donald , sebagaimana dikutip oleh Sardiman 2014: 73, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Siswa belajar karena didorong oleh kekuatan mentalnya. Kekuatan mental itu berupa keinginan, perhatian, kemauan, atau cita-cita. Kekuatan mental tersebut dapat tergolong rendah, atau tinggi. Ada ahli psikologi pendidikan yang menyebut kekuatan mental yang mendorong terjadinya belajar tersebut sebagai motivasi belajar Dimyati, 2002: 80. Dimyati 2002: 80, menyatakan bahwa motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar. Dalam motivasi terkandung adanya keinginan, harapan, kebutuhan, tujuan, sasaran, dan intensif. Keadaan kejiwaan inilah yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan, dan mengarahkan sikap dan perilaku individu belajar Koeswara, 1989; Siagian, 1989; Schein, 1991; Biggs Telfer, 1987. Dalam penelitian ini, motivasi yang dimaksud adalah dorongan, ketertarikan, dan minat dalam pembelajaran matematika serta dalam menyelesaikan permasalahan matematika yang diberikan kepada siswa. Peneliti akan membandingkan besarnya motivasi dari kelas eksperimen dengan kelas kontrol yang diberikan perlakuan berbeda.

1.5.6 Kemampuan Berpikir Kritis

Menurut Ennis 1996: 166 , “Critical thinking is a reasonable reflective thinking focused on deciding what to believe or do. The emphasis is on reasonableness, reflection, and the process of making decisions ”. Artinya berpikir kritis adalah berpikir reflektif yang masuk akal yang terfokus dalam memutuskan apa yang dipercaya dan dilakukan. Berpikir kritis merupakan sebuah proses yang bermuara pada penarikan kesimpulan tentang apa yang harus kita percayai dan tindakan apa yang akan kita lakukan. Bukan untuk mencari jawaban semata, tetapi yang terlebih utama adalah mempertanyakan jawaban, fakta, atau informasi yang ada Noer, 2009: 474. Berpikir kritis yang dimaksud dalam penelitian ini adalah proses berpikir untuk memenuhi jawaban dan mencapai pemahaman untuk memecahkan masalah, membuat keputusan dan menjawab berbagai persoalan matematika. Selain itu, berpikir kritis juga merupakan proses yang terarah, jelas, dan sistematis yang memungkinkan siswa untuk merumuskan dan mengevaluasi keyakinan dan pendapat.

1.6 Sistematika Penulisan Skripsi

Penulisan skripsi ini dibagi dalam tiga 3 bagian yaitu bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir. 1 Bagian Awal Bagian awal skripsi ini berisi halaman judul, pernyataan keaslian tulisan, pengesahan, motto dan persembahan, prakata, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar dan daftar lampiran 2 Bagian Isi Bagian isi skripsi terdiri dari lima 5 bab, yakni sebagai berikut. BAB 1 : PENDAHULUAN, terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah dan sistematika penulisan skripsi. BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA, berisi tinjauan pustaka yang terdiri dari teori-teori yang mendukung dalam pelaksanaan penelitian, kerangka berpikir, dan hipotesis. BAB 3 : METODE PENELITIAN, terdiri dari metode penentuan subjek penelitian, variabel penelitian, desain penelitian, langkah-langkah penelitian, metode pengumpulan data, instrumen penelitian, metode analisis instrument, dan metode analisis data. BAB 4 : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN, terdiri dari hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian. BAB 5 : PENUTUP, berisi simpulan hasil penelitian dan saran-saran yang diberikan peneliti berdasarkan simpulan yang diperoleh. 3 Bagian Akhir Pada bagian akhir skripsi berisi daftar pustaka dan lampiran-lampiran yang digunakan dalam penelitian. 16

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1. Belajar

Menurut Hamalik 2001: 27 belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman learning is defined as the modification or strengthening of behavior through experiencing. Sardiman 2014: 20 menerangkan bahwa belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. Selanjutnya sebagaimana yang dikutip oleh Dimyati 2002: 9, Skinner berpandangan bahwa belajar adalah suatu perilaku. Dalam belajar ditemukan adanya hal berikut: 1 Kesempatan terjadi peristiwa yang menimbulkan respon pebelajar, 2 Respon si pebelajar, dan 3 Konsekuensi yang bersifat menguatkan respon tersebut. Pemerkuat terjadi pada stimulus yang menguatkan konsekuensi tersebut. Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses yang dilakukan seseorang menuju ke perkembangan pribadi yang ditandai dengan perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman dan kebiasaan sehingga diperoleh pengetahuan dan keterampilan baru.