16
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1. Belajar
Menurut Hamalik 2001: 27 belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman learning is defined as the modification or
strengthening of behavior through experiencing. Sardiman 2014: 20 menerangkan bahwa belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku
atau penampilan dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya.
Selanjutnya sebagaimana yang dikutip oleh Dimyati 2002: 9, Skinner berpandangan bahwa belajar adalah suatu perilaku. Dalam belajar ditemukan
adanya hal berikut: 1
Kesempatan terjadi peristiwa yang menimbulkan respon pebelajar, 2
Respon si pebelajar, dan 3
Konsekuensi yang bersifat menguatkan respon tersebut. Pemerkuat terjadi pada stimulus yang menguatkan konsekuensi tersebut.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses yang dilakukan seseorang menuju ke perkembangan pribadi yang
ditandai dengan perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman dan kebiasaan sehingga diperoleh pengetahuan dan keterampilan baru.
2.1.2. Pembelajaran Matematika
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik agar berlakunya proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan atau penguasaan kemahiran
atau pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik Nawi, 2011: 4. Matematika merupakan ilmu dasar yang sangat diperlukan untuk landasan
bagi teknologi dan pengetahuan modern. Disamping itu, Matematika memberikan ketrampilan yang tinggi pada seseorang dalam hal daya abstraksi, analisis
permasalahan dan penalaran logika Sudradjat, 2008: 2. Pembelajaran matematika seharusnya lebih menekankan kepada aktivitas siswa sebagai pusat
pembelajaran. Siswa didorong untuk aktif baik secara mental maupun fisik. Siswa didorong untuk mampu mengembangkan pengetahuannya sendiri melalui
bimbingan yang diberikan oleh guru Lidinillah, 2009: 1. Tati dkk 2009: 76 mengemukakan bahwa:
… Pembelajaran matematika hendaknya memberikan kesempatan yang luas kepada siswa untuk terlibat aktif sehingga konsep materi yang
dipelajari benar-benar tertanam dan mereka kuasai dengan baik. Salah satu pembelajaran yang sesuai dengan tujuan tersebut adalah pembelajaran
matematika
dengan pendekatan
kontekstual. Dalam
pendekatan kontekstual, siswa diberikan kesempatan bekerja secara kelompok untuk
mengkonstruksi pengetahuan yang mereka miliki, sedangkan guru bertindak sebagai fasilitator pembelajaran dituntut untuk memiliki
kemampuan yang baik dalam mengelola proses pembelajaran tersebut.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika adalah suatu proses berpikir siswa yang disertai aktivitas baik secara
mental atau fisik sehingga siswa dapat memahami konsep materi dengan baik.
2.1.3. Model Pembelajaran Kooperatif