Kemampuan Berpikir Kritis Landasan Teori

munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Siswa belajar karena didorong oleh kekuatan mentalnya. Kekuatan mental itu berupa keinginan, perhatian, kemauan, atau cita-cita. Kekuatan mental tersebut dapat tergolong rendah, atau tinggi. Ada ahli psikologi pendidikan yang menyebut kekuatan mental yang mendorong terjadinya belajar tersebut sebagai motivasi belajar Dimyati, 2002: 80. Dikutip oleh Dimyati 2002: 80 bahwa: .. motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar. Dalam motivasi terkandung adanya keinginan, harapan, kebutuhan, tujuan, sasaran, dan intensif. Keadaan kejiwaan inilah yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan, dan mengarahkan sikap dan perilaku individu belajar Koeswara, 1989; Siagian, 1989; Schein, 1991; Biggs Telfer, 1987. Menurut Sardiman 2014: 83, motivasi yang ada pada setiap orang itu memiliki ciri-ciri sebagai berikut. 1 Tekun menghadapi tugas dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai. 2 Ulet menghadapi kesulitan tidak lepas putus asa. Tidak memerlukan dorongan dari luar umtuk berprestasi sebaik mungkin tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya. 3 Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah. 4 Lebih senang bekerja mandiri. 5 Cepat bosan dengan tugas-tugas yang rutin. 6 Dapat mempertahankan pendapatnya. 7 Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu. 8 Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.

2.1.11. Kemampuan Berpikir Kritis

Menurut Ennis 1996: 166 , “Critical thinking is a reasonable reflective thinking focused on deciding what to believe or do. The emphasis is on reasonableness, reflection, and the process of making decisions ”. Artinya berpikir kritis adalah berpikir reflektif yang masuk akal yang terfokus dalam memutuskan apa yang dipercaya dan dilakukan. Menurut Noer 2009: 474, mendefinisikan berpikir kritis sebagai: … Berpikir kritis merupakan sebuah proses yang bermuara pada penarikan kesimpulan tentang apa yang harus kita percayai dan tindakan apa yang akan kita lakukan. Bukan untuk mencari jawaban semata, tetapi yang terlebih utama adalah mempertanyakan jawaban, fakta, atau informasi yang ada. Selanjutnya menurut Ennis 1991: 9 tahap-tahap berpikir kritis yaitu dirinci sebagai berikut. 1 Klarifikasi Dasar Elementary Clarification Klarifikasi dasar terbagi menjadi tiga indikator yaitu i mengidentifikasi pertanyaan; ii menganalisis argument; dan iii bertanya atau menjawab pertanyaan klarifikasi danatau tantangan. 2 Membangun Keterampilan Dasar The Basic Support Tahap ini terbagi menjadi dua indikator, yaitu i mempertimbangkan kredibilitas suatu sumber; dan ii mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi. 3 Menyimpulkan Interference Tahap menyimpulkan terdiri dari tiga indikator, antara lain i membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi; ii membuat induksi dan mempertimbangkan hasil diskusi; dan iii membuat dan mempertimbangkan nilai keputusan. 4 Klarifikasi Lebih Lanjut Advaned Clarification Tahap ini terbagi menjadi dua indicator yaitu i mengidentifikasi istilah dan mempertimbangkan definisi; dan ii mengidentifikasi asumsi yang tidak dinyatakan. 5 Strategi dan Taktik Strategy and Tactics Dalam tahap ini terbagi menjadi dua indikator, yaitu i memutuskan suatu tindakan; dan ii berinteraksi dengan orang lain.

2.1.12. Materi Pokok Aritmetika Sosial