18
prinsip-prinsip mengajar, menggunakan alat bantu pengajaran, maupun menggunakan model pembelajaran. Jika seorang guru kurang mahir dalam teknik
mengajar, maka dapat dikatakan bahwa performansi guru tersebut masih kurang baik.
2.1.6 Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan
Zamroni dalam Ubaedillah dan Rozak 2008: 6 menyebutkan bahwa PKn merupakan suatu pendidikan demokrasi yang bertujuan untuk mempersiapkan
warga masyarakat agar berpikir kritis dan bertindak demokratis, melalui aktivitas menanamkan kesadaran kepada generasi baru tentang kesadaran bahwa demokrasi
merupakan bentuk kehidupan masyarakat yang paling menjamin hak-hak warga masyarakat. Somantri dalam Ubaedillah dan Rozak 2008: 8 menyebutkan bahwa
PKn ditandai oleh ciri-ciri sebagai berikut: 1
Civic education adalah kegiatan yang meliputi seluruh program sekolah. 2
Civic education meliputi berbagai macam kegiatan mengajar yang dapat menumbuhkan hidup dan perilaku yang lebih baik dalam masyarakat
demokratis. 3
Dalam civic education, termasuk pula hal-hal yang menyangkut pengalaman, kepentingan masyarakat pribadi, dan syarat-syarat objektif
untuk hidup bernegara. Tujuan PKn menurut Ubaedillah dan Rozak 2008: 10 adalah untuk
membangun karakter character building bangsa yang antara lain: 1 membentuk kecakapan partisipatif warga negara yang bermutu dan bertanggung
jawab dalam kehidupan berbangsa dan bernegara; 2 menjadikan warga negara
19
yang cerdas, aktif, kritis, dan demokratis, tetapi tetap memiliki komitmen menjaga persatuan dan integritas bangsa; 3 mengembangkan budaya demokrasi yang
berkeadaban, yaitu kebebasan, persamaan, toleransi, dan tanggung jawab. Oleh karena itu, PKn sangat dibutuhkan oleh bangsa Indonesia.
Di Indonesia, latar belakang lahirnya PKn berawal dari perjalanan sejarah panjang bangsa Indonesia. Menurut Darmadi 2011: 1, perjalanan sejarah
tersebut dimulai sejak bangsa Indonesia memperebutkan dan mempertahankan kemerdekaan sampai pada pengisian kemerdekaan, bahkan terus berlangsung
hingga zaman reformasi. Jadi, munculnya PKn di Indonesia itu tidak mudah dan membutuhkan waktu yang lama.
Munculnya PKn di Jepang juga membutuhkan proses yang panjang. Dalam artikel ilmiahnya, Ikeno 2005: 93-8 menguraikan awal mula PKn di
Jepang sebagai berikut: In Japan, of course, the end of World War II was a very significant
turning point. Education in Japan changed from being militaristic to aiming for a democratic approach. We call Japanese education
after WWII the “new” education, where “new” conveys two meanings, namely, “different” and “democratic”. The Courses of
Study established by the Ministry of Education set an example of “new” education in 1947 and so this is when democratic
citizenship education started in Japan. Maksud dari uraian tersebut adalah bahwa akhir Perang Dunia II di Jepang,
merupakan titik balik yang sangat signifikan pada dunia pendidikan di negara tersebut. Pendidikan di Jepang yang semula militeristik berubah menjadi
pendidikan yang bertujuan untuk pendekatan demokrasi. Orang-orang Jepang menyebut pendidikan tersebut sebagai pendidikan baru. Kursus-kursus belajar
yang ditetapkan oleh Departemen Pendidikan memberi contoh pendidikan yang
20
baru pada tahun 1947. Masa tersebut adalah masa ketika pendidikan kewarganegaraan demokratis dimulai di Jepang.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa PKn merupakan pendidikan yang dibutuhkan oleh setiap bangsa karena bertujuan
mempersiapkan warga masyarakat untuk berpikir kritis dan bertindak demokratis, yang ditanamkan melalui program-program sekolah.
2.1.7 Pendidikan Kewarganegaraan di SD