15
6 Kegiatan-kegiatan metrik, meliputi melakukan percobaan, memilih alat-
alat, melaksanakan pameran, membuat model, menari, berkebun, dan menyelenggarakan permainan.
7 Kegiatan-kegiatan mental, meliputi merenungkan, mengingat,
memecahkan masalah, menganalisis faktor-faktor, melihat hubungan- hubungan, dan membuat keputusan.
8 Kegiatan-kegiatan emosional, meliputi minat, membedakan, berani, tenang,
dan lain-lain. Jadi, peneliti dapat menyimpulkan bahwa pengertian aktivitas belajar
adalah segala kegiatan yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran dan akan berpengaruh pada hasil belajar. Jadi, hasil belajar sangat bergantung pada
bagaimana aktivitas belajar yang dilakukan ketika proses pembelajaran berlangsung.
2.1.4 Hasil Belajar
Menurut Rifa’i dan Anni 2009: 85, hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh siswa setelah melaksanakan kegiatan belajar. Bloom
dalam Rifa’i dan Anni 2009: 86-90 menyampaikan tiga taksonomi yang disebut dengan ranah belajar, yaitu:
1 Ranah kognitif, merupakan ranah yang berkaitan dengan hasil berupa
pengetahuan, kemampuan, dan kemahiran intelektual. Ranah ini mencakup kategori: 1 pengetahuan, 2 pemahaman, 3 penerapan, 4 analisis, 5
sintesis, dan 6 penilaian.
16
2 Ranah afektif, merupakan ranah yang berkaitan dengan perasaan, sikap,
minat, dan nilai. Kategori tujuan pembelajaran afektif yaitu: 1 penerimaan, 2 penanggapan, 3 penilaian, 4 pengorganisasian, dan 5
pembentukan pola hidup. 3
Ranah psikomotor, yaitu ranah yang berkaitan dengan kemampuan fisik seperti keterampilan motorik dan syaraf, manipulasi objek, dan koordinasi
syaraf. Kategori jenis perilaku untuk ranah psikomotorik menurut Simpson dalam Rifa’i dan Anni 2009: 89 yaitu: 1 persepsi, 2 kesiapan, 3
gerakan terbimbing, 4 gerakan terbiasa, 5 gerakan kompleks, 6 penyesuaian, dan 7 kreativitas.
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat peneliti simpulkan bahwa hasil belajar adalah keseluruhan perubahan perilaku yang terjadi pada individu, baik
pada ranah kognitif, afektif, maupun psikomotor setelah melakukan kegiatan belajar.
2.1.5 Performansi Guru
Jabatan guru merupakan jabatan profesional, sehingga guru harus mempunyai kompetensi sebagai dasar dalam melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya. Undang-Undang No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Bab IV Pasal 10 2006: 8 menjelaskan bahwa kompetensi guru meliputi: 1 kompetensi
pedagogik, 2 kompetensi kepribadian, 3 kompetensi sosial, dan 4 kompetensi profesional. Keempat kompetensi tersebut dijabarkan dalam salah satu
Permendiknas. Di dalam Permendikas No 18 Tahun 2007 2007: 113, dijelaskan bahwa kompetensi pedagogik meliputi: 1 pemahaman guru terhadap siswa, 2
17
perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, 3 evaluasi hasil belajar, dan 4 pengembangan siswa untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya. Sementara, kompetensi kepribadian dijelaskan sebagai kemampuan
personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi siswa, serta berakhlak mulia.
Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif
dengan siswa, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua atau wali siswa, dan masyarakat sekitar. Selanjutnya, kompetensi profesional
dijelaskan sebagai penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam, yang mencakup
penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap struktur dan metodologi
keilmuannya. Selain pembagian kompetensi di atas, Sudjana 2010: 18
membagi kompetensi guru menjadi tiga kategori, yakni 1 kompetensi kognitif, 2
kompetensi sikap, dan 3 kompetensi perilaku. Kompetensi perilaku atau
performansi guru artinya kemampuan guru dalam berbagai keterampilan atau perilaku, seperti keterampilan mengajar, membimbing, menilai, menggunakan alat
bantu pengajaran, bergaul atau berkomunikasi dengan siswa, menumbuhkan semangat belajar siswa, menyusun persiapan atau perencanaan mengajar,
melaksanakan administrasi kelas, dan lain-lain. Jadi, baik tidaknya performansi guru dapat dilihat dari pengelolaan dan
pelaksanaan proses pembelajaran. Performansi guru dapat dikatakan baik, apabila guru mahir dalam teknik mengajar. Misalnya guru mahir dalam melaksanakan
18
prinsip-prinsip mengajar, menggunakan alat bantu pengajaran, maupun menggunakan model pembelajaran. Jika seorang guru kurang mahir dalam teknik
mengajar, maka dapat dikatakan bahwa performansi guru tersebut masih kurang baik.
2.1.6 Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan