105
75.33 84.5
20 40
60 80
100
Nilai Rata- rata
Siklus I Siklus II
Siklus
Gambar 4.1 Peningkatan Hasil Belajar Siswa
4.1.2.2 Deskripsi Observasi Proses Pembelajaran
Observasi yang dilakukan pada siklus II dengan menggunakan teknik nontes yaitu observasi terhadap aktivitas belajar siswa, RPP yang dibuat guru,
serta performansi guru ketika proses pelaksanaan pembelajaran. Berdasarkan hasil nontes, data aktivitas belajar siswa yang diperoleh dipaparkan sebagai berikut:
Tabel 4.8. Data Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II
No. Aspek Pengamatan
Perolehan Skor Rata-
rata Keaktifan
Pert.1 Pert. 2
1. Kecermatan siswa dalam
menerjemahkan gambar. 92 95 93,5 75,40
2. Kejelasan siswa dalam
membacakan rangkaian pesan. 85 87 86 69,36
3. Ketepatan siswa dalam menjawab
pertanyaan. 97 99 98 79,04
4. Keberanian siswa dalam memper-
tahankan nilai yang diyakini. 104 112 108 87,10
5. Keseriusan siswa dalam
mengikuti proses pembelajaran 94 95 94,5 76,21
106
Jumlah Skor Keseluruhan 472
488 480
387,11 Persentase Keaktifan Belajar Siswa Siklus I
77,42
Tabel 4.8 di atas menunjukkan perbandingan perolehan skor tiap-tiap aspek pengamatan aktivitas belajar siswa pada siklus II. Berdasarkan tabel di atas,
aspek pengamatan yang memperoleh skor paling tinggi pada pertemuan 1 yaitu aspek pengamatan nomor 4 dengan perolehan skor sebesar 104 poin. Sementara
aspek pengamatan yang memperoleh skor paling rendah yaitu aspek pengamatan nomor 2 dengan perolehan skor sebesar 85 poin. Aspek pengamatan nomor 1
memperoleh skor sebanyak 92 poin, aspek pengamatan nomor 3 memperoleh skor sebanyak 97 poin, dan aspek pengamatan nomor 5 memperoleh skor sebanyak 94
poin. Skor keseluruhan yang diperoleh pada pertemuan 1 siklus I yaitu 472 poin. Pada pertemuan 2, perolehan skor tertinggi masih pada aspek pengamatan
nomor 4, dan perolehan skor terendah masih pada aspek pengamatan nomor 2. Apek pengamatan nomor 4 memperoleh skor 112 poin, sedangkan aspek
pengamatan nomor 2 memperoleh skor 87 poin. Sementara aspek pengamatan lainnya mengalami peningkatan perolehan skor. Aspek pengamatan nomor 1
memperoleh 95 poin, aspek pengamatan nomor 3 memperoleh 99 poin, dan aspek pengamatan nomor 5 memperoleh 95 poin. Skor keseluruhan yang diperoleh pada
pertemuan 2 siklus I yaitu 488 poin. Berdasarkan hasil tersebut, peneliti dapat menyimpulkan bahwa
pembelajaran pada siklus II dapat dikatakan berhasil. Skor semua aspek pengamatan aktivitas siswa mengalami peningkatan pada pertemuan 2 jika
107
dibandingkan dengan pertemuan 1, sehingga nilai aktivitas siswa yang diperoleh pada pertemuan 2 juga meningkat.
Rata-rata keaktifan belajar siswa dihitung untuk menentukan persentase keaktifan belajar siswa siklus II. Aspek pengamatan nomor 1 memperoleh rata-
rata keaktifan sebesar 75,40, aspek pengamatan nomor 2 memperoleh 69,36, aspek pengamatan nomor 3 memperoleh 79,04, aspek pengamatan nomor 4
memperoleh 87,10, sementara aspek pengamatan nomor 5 memperoleh 76,21. Dengan demikian, keaktifan belajar siswa siklus I yaitu 77,42. Hasil
pengamatan aktivitas siswa siklus II pada tiap pertemuan dan rekapitulasi pengamatan aktivitas siswa siklus II dapat dilihat pada lampiran 26, 27, dan 28.
Hasil pengamatan aktivitas siswa pada siklus II mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan siklus I. Berikut merupakan gambaran peningkatan
aktivitas siswa ketika menggunakan model pembelajaran VCT Permainan:
66.51 60.72