120
hasil diskusi kelas. Dengan demikian, siswa dapat terlibat aktif dalam pembelajaran karena tidak hanya menerima materi dari guru.
Peningkatan performansi guru tersebut juga membuktikan bahwa guru dapat mengembangkan salah satu kompetensi yang harus dimiliki menurut
Undang-Undang No.14 Tahun 2005 Bab IV Pasal 10 2006: 8, yaitu kompetensi pedagogik. Dalam kompetensi pedagogik tersebut, guru dapat memahami siswa,
merancang pembelajaran melalui pembuatan RPP dan melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat, mengevaluasi hasil belajar
siswa, serta mengembangkan diri siswa untuk mengaktualisiasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Penilaian mengenai kompetensi pedagogik inilah yang
dilakukan menggunakan APKG I dan APKG II.
4.2.2 Implikasi Hasil Penelitian
Peneliti telah menerapkan model pembelajaran VCT Permainan pada pembelajaran PKn materi Nilai Kejujuran, Kedisiplinan, dan Senang Bekerja di
kelas II SD Negeri Kemandungan 3 Kota Tegal. Setelah melihat hasil belajar pada siklus I dan siklus II, model pembelajaran VCT Permainan ini mempunyai
beberapa implikasi dalam penerapannya. Model pembelajaran VCT merupakan model pembelajaran yang dapat
membantu siswa mencari dan menentukan suatu nilai yang dianggapnya baik untuk menghadapi permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Semua materi pada
mata pelajaran PKn di kelas II SD berkaitan dengan nilai-nilai kehidupan, seperti kerukunan, saling berbagi, tolong menolong, cinta lingkungan, menghargai
pendapat orang lain, kejujuran, kedisiplinan, dan senang bekerja. Oleh karena itu,
121
model pembelajaran VCT tepat jika diterapkan pada mata pelajaran PKn di kelas II SD.
Salah satu teknik penyampaian dalam model pembelajaran VCT yaitu teknik mengungkapkan nilai melalui permainan. Bahar 2008: 124-5 dalam
penelitiannya mengemukakan beberapa permainan yang cocok untuk kelas tinggi dan kelas rendah. Untuk kelas tinggi, permainan yang bisa dilakukan yaitu
permainan kartu, pesan berantai, dan melacak kata, sedangkan untuk kelas rendah, permainan yang cocok yaitu disiplin diri di jalan raya, bermain kartu peran,
menyusun kartu huruf, dan menyusun potongan-potongan kertas. Selain itu, berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, permainan VCT Andai-
Andai berhasil diterapkan di kelas II karena dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, serta performansi guru. Oleh karena itu, permainan VCT
Andai-Andai juga dapat dijadikan sebagai teknik permainan yang efektif jika diterapkan di kelas rendah, terutama di kelas II.
Menurut Toyibin dan Djahiri 1992: 100, bahan untuk permainan VCT Andai-Andai yaitu sobekan kertas. Namun, siswa kelas II masih membutuhkan
visualisasi dalam proses pembelajarannya, sehingga sobekan kertas tersebut dilengkapi dengan gambar yang memperlihatkan suatu kejadian berdasarkan
rangkaian pesan. Oleh karena itu, penerapan permainan VCT Andai-Andai akan lebih optimal dilaksanakan di kelas II jika menggunakan media berupa kartu
bergambar. Pada proses pelaksanaan permainan VCT Andai-Andai di siklus I, masih
ada kendala yang menghambat jalannya permainan, salah satunya faktor dari
122
siswa. Namun, keadaan tersebut dapat diatasi pada siklus II dengan mengubah pola permainan, yaitu dari permainan individu menjadi permainan berpasangan.
Oleh karena itu, permainan VCT Andai-Andai akan lebih optimal diterapkan di kelas II jika dilaksanakan secara berpasangan.
123
BAB 5 PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka peneliti mengambil kesimpulan bahwa model pembelajaran
VCT Permainan dapat meningkatkan performansi guru, serta aktivitas dan hasil
belajar siswa kelas II SD Negeri Kemandungan 3 Kota Tegal pada mata pelajaran PKn materi Mengenal Nilai Kejujuran, Kedisiplinan, dan Senang Bekerja. Berikut
merupakan hasil yang diperoleh setelah penelitian tindakan kelas dilakukan:
5.1.1 Aktivitas Belajar Siswa
Pembelajaran PKn yang dilaksanakan dengan menerapkan model pembelajaran VCT Permainan dapat membuat siswa lebih aktif dan senang dalam
mengikuti pembelajaran, meningkatkan keberanian siswa baik dalam mengajukan dan menjawab pertanyaan, mengungkapkan pendapat, serta mampu melatih siswa
untuk menentukan pilihan mengenai nilai-nilai yang baik pada mata pelajaran PKn materi Nilai Kejujuran, Kedisiplinan, dan Senang Bekerja. Keberhasilan
penggunaan model pembelajaran VCT Permainan ini dapat dilihat pada peningkatan hasil pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa yang diperoleh
pada siklus II jika dibandingkan dengan siklus I. Pada siklus I, aktivitas belajar siswa yang diperoleh yaitu 72,43, sedangkan pada siklus II, aktivitas belajar
siswa meningkat sebanyak 4,99 menjadi 77,42.